BUDIDAYA KANGKUNG


 

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air(herbaceous), dan berlubang-lubang. Batang tanaman kangkung tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya banyak.

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabang akarnya menyebar ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalam 60-100 cm ,dan menyebar secara mendatar pada radius 100-150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air

Tangkai daun melekat pada melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya seperti jantung-hati, ujung daun runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau-tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau-muda.

Selama fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji, terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga seperti “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah-lembayung. Buah kangkung berbentuk bulat-telur yang di dalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau agak bulat, berwarna coklat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat, biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif. 

Sumber daya agribisnis pertanian sayuan kangkung terdiri dari ;

1.      Sumber daya alam meliputi syarat iklim, syarat tanah, dan lahan.

2.      Sumber daya manusia meliputi kuantitas dan kualitas tenaga kerja.

3.      Sumber daya buatan manusia meliputi modal uang maupun barang dan semua hasil budidaya.

4.      Budidaya meliputi penanaman, pemeliharaan, panen, dan pacapanen.

5.      Sarana dan prasaranan meliputi peralatan dan perlengkapan.

6.      Bahan baku meliputi benih.


1.      Sumber Daya Alam

v  Syarat Tumbuh

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumah curah hujan berkisar antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 oC. Di permukaan laut temperatur rata-rata 28 oC, dan di dataran tinggi (pengunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18 oC.

Kangkung mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) di berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung adalah sebagai berikut :

a.       Syarat Iklim

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pengunungan) ±2.000 mdpl, dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindungi (ternaungi), tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) namun kurus-kurus.

b.      Syarat Tanah

Syarat tanah yang paling ideal tergantung dengan jenis dan varietas  tanaman kangkung. Untuk kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah menggenang (becek). Pada tanah yang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.

c.       Lahan

Tahapan penyiapan lahan untuk kangkung darat adalah :

·         Pembukaan lahan

Bersihkan rumput liar (gulma) dan kerikil dari sekitar kebun.

·         Pengolahan Lahan

-          Olah tanah dengan cangkul sedalam 20-30 cm sambil dibalikkan, kemudian dikeringkan selama 1-2 minggu.

-          Olah tanah untuk kedua kalinya sambil membuat bedengan-bedengan dengan selebar 60-100 cm, dan jarak antar-bedengan 30-40 cm.

-          Sebarkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20-30 ton per hektar atau pupuk organik Super TW plus 4-5 ton/hektar sambil dicampurkan merata dengan tanah.

-          Ratakan permukaan bedengan, hingga akhirnya lahan siap ditanami.

 

2.      Sumber Daya Manusia

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam budidaya kangkung adalah ;

a.       Tenaga kerja usaha produksi tanaman pangan perlu mengetahui tata cara budidaya komoditi yang diusahakan, terutama aspek persyaratan tumbuh, adaptasi varietas, cara bertanam, kebutuhan pupuk, pengendalian OPT, serta teknik panen dan pascapanen.

b.      Tenaga kerja atau pelaku usaha yang belum menguasai teknik budidaya komoditas tanaman pangan yang diusahakan agar mengikuti magang, pelatihan, atau berkonsultasi.

c.       Tenaga kerja atau pelaku usaha produksi tanaman pangan wajib menjamin mutu dan keamanan konsumsi produk tanaman pangan yang dihasilkan.

d.      Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja

o   Bagi pekerja yang mengoperasikan peralatan berbahaya harus diberikan pelatihan.

o    Catatan pelatihan pekerja perlu disimpan secara baik.

o   Tersedia fasilitas P3K di tempat kerja.

o   Pekerja perlu menggunakan perlengkapan pelindung sesuai anjuran baku.

o   Pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan tidak dalam keadaan sakit dan atau tidak mengidap penyakit menular.

e.       Sistem pengawasan dan pencatatan

Pelaku usaha budidaya tanaman pangan hendaknya melaksanakan sistem pengawasan internal pada proses produksi sejak pratanam sampai dengan pascapanen. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam penerapan pedoman budidaya yang direkomendasikan. Hasil pengawasan didokumentasikan, dicatat, dan disimpan dengan baik sebagai bukti bahwa aktivitas produksi telah sesuai dengan ketentuan.

  

3.      Sumber Daya Buatan Manusia

Sumber daya buatan manusia berupa modal, berikut merupakan perkiraan analisis usahatani kangkung darat seluas satu hektar (10.000 m2) selama satu tahun.

 

A.    Biaya Produksi

1.

Nilai sewa tanah per tahun

Rp. 750.000,00      

2.

Nilai benih (kangkung darat)

Rp. 100.000,00

3.

Biaya pengolahan tanah dan pembentukan bedengan (borongan)

Rp. 150.000,00

4.

Pupuk kandang 20 ton (kangkung darat)

Rp. 500.000,00 *)

5.

Biaya penanaman 2 HKP + 20 HKW

Rp. 46.000,00

6.

Pupuk buatan

 

 

ZA 900 kg

Rp. 270.000,00

 

TSP 100 kg

Rp. 50.000,00 *)

 

KCI 200 kg

Rp. 90.000,00 *)

7.

Biaya pemupukan dan penyiangan

 

 

2 HKP + 20 HKW

Rp. 46.000,00

8.

Pestisida

Rp. 100.000,00

9.

Biaya penyemprotan

Rp. 30.000,00

10.

Panen dan pascapanen 16 kali

 

 

@ 10 HKW + 1 HKP

Rp. 368.000,00

11.

Biaya lain-lain (tak terduga)

Rp. 150.000,00

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah

Rp. 2.650.000,00

B.     Produksi dan Pendapatan

Produksi rata-rata 30.000 kg, tiap kilogram 5-6 ikatan dengan harga rata-rata Rp. 50, 00/ikat

Rp. 7.500.000,00

Biaya produksi

Rp. 2.650.000,00

Keuntungan

Rp. 4.850.000,00

Keuntungan perbulan

Rp.    404.166,67

Output/Input Ratio

= 2,830

 

4.     Budidaya

a.     Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan, karena kebutuhan air untuk tanaman kangkung tercukupi. Pada daerah atau lahann yang cukup airnya dapat melakukan penanaman sepanjang musim atau tahun.

Penanaman benih kangkung darat dilakukan dengan cara sistem sebar, yakni benih disebar (ditabur) secara merata di atas permukaan bedengan, kemudian ditimbun (ditutup) dengan tanah tipis.

o   Keuntungan cara ini adalah : luas areal penanaman relatif sempit, jumlah populasi tanaman lebih banyak dalam persatuan luas, waktu menanam (menabur) lebih cepat dibandingkan dengan yang lain.

o   Kelemahannya adalah : penggunaan (kebutuhan) benih relatif banyak, pemeliharaan tanaman agak sulit terutama dalam hal penyiangan gulma, dan memerlukan keterampilan dalam menyebar benih sehingga benih yang disebar dapat merata.

 

b.      Pemeliharaan

1.      Penyulaman

2.      Penyiangan

3.      Pemupukan susulan

Bila pupuk dasar berupa TSP dan KCI masing-masing 100kg/hektar, maka pupuk susulan hanya nitrogen 200 kg N/hektar atau setara dengan pupuk ZA ± 950 kg/hektar yang diberikan dua kali, yaitu pada umur seminggu setelah tanam dan satu minggu setelah panen pertama masing-masing setengah dosis. Dapat pula mengatur tiga kali pemupukan susulan, yaitu satu minggu setelah tanam, satu minggu setelah panen pertama, dan satu minggu setelah panen kedua masing-masing sepertiga dosis. 

c.       Panen dan Pascapanen

a.       Panen kangkung

Panen pertama kangkung dapat dilakukan pada umur 2-3 bulan setelah tanam. Panen pertama ini bertujuan untuk mendapatkan hasil bahan sayuran daun, juga berfungsi merangsang pertumbuhan vegetatif (pucuk-pucuk) berikutnya yang lebih baik.

Ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunas-tunasnya telah memanjang sekitar 20-25 cm dan ukuran daun-daunya cukup besar (normal). Waktu panen yang baik adalah pagi dan sore.

Cara panen kangkung yakni memangkas (memotong) ujung-ujung tanaman sepanjang ± 20 cm dengan alat bantu sabit atau pisau yang tajam. Pemanenan pertama dan kedua dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama akar-akarnya sambi memperjarang tanaman sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan. Setelah dilakukan penjarangan panen selanjutnya dilakukan dengan cara memotong ujung-ujung tanamannya saja sepanjang 20-30 cm.

b.      Pascapanen kangkung

1.      Pengumpulan

2.      Pencucian

3.      Sortasi dan seleksi

4.      Peningkatan dan pengemasan

Hasil panen kangkung yang terpilih, kemudian diikat dengan tali rafia atau tali plastik lainnya. Tiap ikatan berkisar antara 20-50 kg, tergantung sarana angkutan yang tersedia.

5.      Penyimpanan

5.      Sarana dan Prasarana

Sarana untuk budidaya kangkung berupa ;

o   TR 2

o   Alat pengolahan tanah (garpu, sekop, dan cangkul)

o   Alat pemeliharaan tanaman (gembor, kored, dan sprayer)

Prasarana untuk budidaya kangkung berupa ;

o   Lahan

o   Benih tanaman

o   Pupuk

o   Pelindung tanaman (PHT)

o   Pengairan

6.      Bahan Baku

o   Kangkung darat dikembangbiakan secara generatif dengan biji-bijinya atau secara generatif berupa stek pucuk. Akan tetapi, para petani pada umumnya menggunakan bahan tanaman yang berasal dari biji (benih).

o   Kebutuhan benih kangkung darat untuk penanaman seluas satu hektar (10.000 m2) adalah ± 2,5 kg.

o   Benih dipilih yang memenuhi persyaratan : kulitnya bernas, tidak keriput, sehat, murni (tidak tercampur dengan varietas lain), daya kecambahnya tinggi (di atas 80%), dan berasal dari varietas unggul.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya kedelai

contoh proposal usaha budidaya jagung

contoh proposal usaha budidaya padi hibrida