KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN (KONSEP DAN KONTEKS KOMUNIKASI PERTANIAN)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Komunikasi merupakan bagian tak terpisahkan dalam hidup manusia. Mereka yang menekuni dunia komunikasi, pasti memahami bahwa manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Melalui komunikasi, manusia mengeksplorasi, belajar, menemukan, dan mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai dunia. Relasi, masyarakat, dan berbagai norma maupun budaya dibangun melalui komunikasi. Komunikasi menjadi bagian keseharian dalam hidup manusia. Ketika kita bicara tentang komunikasi, orang-orang acapkali berasumsi bahwa mereka tahu banyak tentang komunikasi, seolah-olah bahwa komunikasi terjadi serta merta begitu saja, padahal belum tentu demikian.

Ada banyak pengertian komunikasi. Namun demikian, pada dasarnya komunikasi dimengerti sebagai proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol untuk mengembangkan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungannya (West dan Turner, 2007:5). Komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk saling memahami satu sama lain, bahkan ketika pesan yang disampaikan mengandung ambiguitas. Sebagai suatu proses sosial  komunikasi membawa sifat dinamis, kompleks, dan perubahan berkesinambungan yang menjadikan setiap bentuk komunikasi unik.

Penyuluhan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang secara spesifik bertujuan untuk mendidik, dalam artian mengembangkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap publik tertentu, membutuhkan strategi komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan benar-benar mengena pada diri publik sasaran. Penelitian terkait strategi komunikasi suatu organisasi dalam penyuluhan tentang isu atau topik tertentu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam memperbesar peluang keberhasilan suatu penyuluhan.

 

 

1.2  Rumusan Masalah

·         Apa definisi dari komunikasi pertanian ?

·         Bagaimana konsep dan konteks komunikasi pertanian ?

·         Apa saja unsur-unsur komunikasi pertanian ?

 

1.3  Tujuan

·         Untuk mengetahui dan memahami definisi komunikasi pertanian.

·         Untuk mengetahui dan mendiskripsikan konsep dan konteks komunikasi pertanian.

·         Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur yang berperan dalam komunikasi pertanian.

·         Untuk mengetahui salah satu contoh kasus yang berhubungan dengan komunikasi pertanian.

·         Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi pertanian yaitu untuk subab konsep dan konteks komunikasi pertanian.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi Pertanian

Participation has been difficult to operationalize for many reasons including that communication models used in development are based on the transmission model of communication in which information is envisioned as a thing external to people and communication is the movement of that information from the source to the audience. Sense-making methodology, however, is based on a constructing model of communication in which information is conceptualized not as external to people but a result of their observing and communicating activity. Communication is a constructing process. And the “audience” is not the target for messages but active participants in creating information. (Ethics, communication models, and power in the agricultural community: Thoughts about development communication, Nancy Brendlinger)

Komunikasi adalah sarana kehidupan yang cukup penting bagi manusia di mana pun manusia berada, kehadiran komunikasi mutlak dibutuhkan. Begitu pula dalam kegiatan penyuluhan pertanian ini.

Komunikasi yaitu suatu pernyataan antarmanusia baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka tampak bahwa dengan perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik. Misalnya komunikasi social, komunikasi manajemen, komunikasi kesehatan, komunikasi lingkungan, komunikasi pembangunan, komunikasi politik, komunikasi antarbudaya, komunikasi grafis, dan sebagainya.

Komunikasi dalam penyuluhan pertanian, tentu akan lebih berkaitan dengan kehidupan masyarakat pedesaan. Bukan saja karena penyuluhan pertanian lebih berorientasi pada kehidupan masyarakat pedesaan, namun sesuai dengan fungsi dan missinya sendiri, jelas terlihat bahwa yang

dimaksud dengan komunikasi dalam konteks penyuluhan pertanian adalah komunikasi pedesaan.


2.2 Konsep dan Konteks Komunikasi Pertanian

Istilah komunikasi pertanian atau komunikasi pertanian dan pembangunan dalam perkembangan ilmu pengetahuan barangkali merupakan istilah yang relatif baru. Karena dalam istilah itu tertulis kata komunikasi, maka dapat diterka bahwa ilmu atau pokok bahasan yang membahas kominkasi pertanian atau komunikasi pertanian dan pembangunan adalah didasarkan pada perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.

Komunikasi Penyuluh Pertanian merupakan bentuk pemerintah dalam memberdayakan masyarakat petani untuk meningkatkan sumber daya manusia petani lebih berkualitas agar hasil yang didapat dari pertanian juga berkualitas. Pertanian adalah sumber mata pencaharian sebagian masyarakat di Desa untuk itu Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan sebagai instansi yang melembagai penyuluh pertanian berkewajiban untuk memberikan informasi pertanian kepada masyarakat petani dalam meningkatkan taraf hidup dan mensejahterakan kehidupan petani serta keluarganya (Rini Nurjasmira, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi komunikator dengan keterbatasan jumlah tenaga penyuluh masih belum optimal dalam pemberian penyuluhan pertanian, dan dimensi media sudah tersedia namun kurang dimanfaatkan. Sedangkan dimensi pesan, komunikan serta efek sudah terlaksana dengan sebagaimana semestinya. Untuk dimensi dari pemberdayaaan yaitu kemampuan dan keterampilan sudah diterapkan dan dilaksana oleh penyuluh serta petani. Namun untuk dimensi pengetahuan, terdapat tingkat pendidikan para petani yang masih rendah.

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara penyuluh dengan petani, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pencapaian tujuan pertanian. Keberhasilan komunikasi akan tercapai apabila pemberi pesan dan penerima pesan sama-sama mengerti maksud dari penyampaian pesan tersebut dan telah memiliki kesimpulan yang sama sesuai dengan maksud yang terkandung dalam pesan yang disampaikan tersebut.


Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni:

1.      Komunikator

2.      Pesan

3.       Media

4.      Komunikan

5.      Efek.

Jadi menurut Lasswell (Effendy, 2003:10) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Seperti yang dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian terhadap masyarakat petani, menyampaikan informasi melalui penyuluhan untuk mengubah perilaku para petani.

Komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

Media komunikasi yang dapat digunakan sebagai metode penyuluhan sangat beragam, salah satunya adalah media massa. Media massa yang potensial digunakan dalam metode penyuluhan pertanian pertanian salah satunya adalah radio. Radio memiliki kemampuan tinggi untuk mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak kepada khalayak luas, yang berada ditempat yang terpencar, tersebarluas, sampai ke tempat-tempat yang jauh terpencil dan sulit dicapai dengan media lainnya.

Selain lembaga radio swasta komersial yang lebih menekankan pada keuntungan finansial (Profitoriented), sehingga materi siaran lebih banyak berupa hiburan dan iklan dan sangat sedikit memberikan porsi untuk materi pendidikan masyarakat, lahir juga lembaga-lembaga radio yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, yang lebih dikenal dengan Radio/ Metode Komunikasi Penyuluhan (Andi Warnaen, dkk).

Dalam kaitannya dengan konteks bidang pertanian pembangunan yang ada di Indonesia, maka wajar bahwa kajian komunikasi pertanian dan pembangunan dalam bidang pertanian perlu mendapatkan tempat tersendiri. Bukan karena Indonesia yang negara agraris, tetapi sejak kemerdekaan, kemajuan di sektor pertanian boleh dikataka cukup maju secara cepat. Kemajuan secara pesat di bidang pertanian , apakah itu dilihat dari segi peningkatan produktivitas pertanian, kemajuan di bidang teknologi pertanian, aspek social ekonomi pertanian, atau di boidang lainnya adalah tidak terlepas dari sejarah perkembangan bangsa Indonesia di masa lampau. Lebih-lebih sejak pemerintahan orde baru,yang tampak jelas setelah diberlakukannya program pembangunan lima tahunan sejak tahun 1968/1969, maka kemajuan di sector pertanian sekmakin nyata.

Komunikasi diartikan sebagai suatu pernyataan antarmanusia, baik secara perorangan, maupun secara berkelompok, yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang tertentu. Komunikasi pertanian adalah suatu pernyataan antarmanusia yang berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara perorangan maupun secara berkelompok, yang sifatnya umum yang menggunakan lambang-lambang tertentu seperti yang sering dijumpai pada metode penyuluhan. Di lain pihak penyuluhan pertanian adalah system pendidikan di luar sekolah (informal) yang diberikan kepada petani dan keluarganya dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya sendiri atau bila dimungkinkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekelilingnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, tampak adanya perbedaan yang prinsipiil antara komunikasi pertanian dan penyuluhan pertanian. Dalam masyarakat modern, dapat dikatakan bahwa komunikasi pertanian yang berisikan informasi pertanian sudah dianggap suatu “komoditi” yang diperlukan oleh masyarakat,karena peserta komunikasi (komunikan) berkeinginan untuk mendapatkan informasi. Komunikasi pertanian, dalam banyak kenyataan, khususnya Negara-negara yang sudah maju, buka saja diperlukan oleh masyarakat tani di pedesaan tetapi juga masyarakat yang ada di kota-kota besar. Misalnya komunikasi yang berkaitan dengan informasi harga bahan makanan pokok, informasi bagaimana cara mengusahakan tanaman anggrek yang kini banyak dikembangkan oleh masyarakat di kota-kota besar, dan sebagainya. Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam melakukan penyuluhan pertanian, seorang penyuluh dapat mencari dan mendapatkan informasi yang untuk seterusnya dikomunikasikan kepada petani dan keluarganya untuk maksud meningkatkan kesejahteraan petani tersebut berikut keluarga serta masyarakat di sekelilingnya.

Komunikasi pertanian bukan saja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku komunikan seperti yang sering ditemui dalam metode penyuluhan pertanian, tetapi lebih dari itu. Dalam sejarah perkembangannya sering dipengaruhi dan dimonopoli oleh pihak pemberi pesan, sehingga model komunikasi pertanian yang demikian sering dikenal dengan istilah “model linear”. Model linear beranggapan bahwa informasi pertanian yang diberikan kepada komunikan dapat dikatakan berhasil kalau pihak pemberi pesan (komunikator) dapat menyampaikan pesannya kepada komunikan. Anggapan ini terlalu lemah mengingat komunikan akan tertarik untuk mendapatkan informasi pertanian kalau mereka memang membutuhkan. Bukan itu saja, masih banyak factor lain yang mempengaruhi komunikan agar mereka mau dan mampu menyerap pesan yang diberikan oleh komunikator.

Dengan kenyataan yang demikian, maka berkembanglah anggapan baru bahwa model linear adalah bersifat statis yang perlu direvisi. Maka berkembanglah pendekatan baru dalam pembahasan komunikasi dan bukan saja dititikberatkan pada model linear yang banyak dikuasai oleh kekuatan komunikator, tetapi juga menitikberatkan kepada peranan komunikan baik sebagai individu maupun ia sebagai anggota masyarakat. Pendekatan baru ini dikenal dengan istilah two-way traffic, dimana komunikasi diartikan sebagai “pertukaran suatu informasi” yang bertujuan untuk mendapatkan kesamaan makna di antara peserta komunikasi, yaitu baik komunikan maupun komunikator. Artinya penyampaian informasi di katakana berhasil kalau kedua belah pihak merasa diuntungkan di satu pihak komunikator merasa yakin kalau pesan yang diberikan diserap oleh komunikan dan di lain pihak komunikan merasa diuntungkan setelah mendapatkan pesan yang diberikan oleh komunikator. Karena adanya kemajuan di bidang teknologi dalam masyarakat modern maka pengaruh lingkungan menjadi penting. Interaksi antarperorangan manpun antarkelompok menjadi factor penting untuk menentukan kebrhasilan penyampaian informasi dalam komunikasi. Maka tidak mengherankan dalam situasi yang demikian pengaruh sosiologi, psikologi social, antropologi dan lain sebagainya menjadi factor yang perlu diperhatikan dalam penyampaian pesan kepada komunikan.

Dengan kata lain, dalam perkembangan barudi abad modern ini, baik perorangan maupun kelompok, akan memperoleh makna komunikasi karena akibat dari tindakan interaksi yang dilakukan dengan pihak lain. Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi pertanian dikatakan berhasil kalau masing-masing pihak, komunikator dan komunikan, mampu serta mau mencari kesamaan pengartian dari pesan atau informasi yang akan diberikan (oleh komunikator) atau diterima (oleh komunikan) pada system social yang berlaku dalam masyarakat dimana mereka berada. Dengan kata lain komunikasi pertanian menjadi penting dalam metode penyuluhan pertanian dan karenanya komunikasi pertanian perlu dipahami erta dimengerti oleh para petugas penyuluh pertanian.

PROSES KOMUNIKASI PERTANIAN

A.  Cara berkomunikasi Berdasarkan Tanda, Kode atau Lambang

Tanda,kode atau lambing tersebut yang biasanya dipakai oleh komunikator, antara lain dengan menggunakan cara berkomunikasi sebagai berikut:

1.      Bahasa yang mudah dimengerti

Menggunakan bahasa sederhana yang sehari-hari dipakai oleh komunikn dan bukan menggunakan bahaa yang berbelit-belit dan sulit dimengerti.

2.       Tindakan atau Perbuatan Tertentu

Seing pula dijumpai di masyarakat bahwa bila terjadi komunikasi perorangan dan antarkelompok atau antarperorangan dengan kelompo, dijumpai adanya tindakan atau perbuatan yang menunjukkan arti tertentu. Misalnya meninggalkan pertemuan sebelum waktunya dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, mungkin dapat diartikan tidak setuju atau tidak mengerti dengan apa yang dikomunikasikan.

3.       Isyarat-isyarat Tertentu

Begitu pula halnya dengan bahasa isyarat, juga banyak ditemukan banyak dikalangan masyarakat. Misalnya menggeleng berarti tidak mengetahui, menggunakan kepala berarti setuju dan sebagainya. Bahasa isyarat ini kadang-kadang berlaku umum, tetapi sering pula bersifat kondisional. Artinya bahasa isyarat tertentu daerah satu mungkin mempunyai arti yang berbeda dengan daerah lain.

4.      Tanda-tanda Tertantu

Dipedesaan, menggunakan tanda-tanda tertentu dapat pula dipakai untuk komunikasi satu dengan yang lain,misalnya misalnya memukul kentongan.

5.      Audio Visual

Dalam melaksanakan tugas seorang komunikator sering menggunakan peraga tertentu yang biasanya berupa audio visual, misalnya gambar, table statistic,peta, dan sebagainya.

 

Bentuk Komunikasi : Komunikator-Komunikan

Seorang komunikator dapat melaksanakan tuganya sesuai dengan mavam komunikasi yang ia lakukan. Dalam banyakkenyataan, macam atau bentuk komunikasi ini dapat diklarifikasikan menjadi empat macam yaitu:

1.      Komunikasi Antarperorangan

Komunikasi antarperorangan atau disebut juga pula komunikasi antarindividu atau komunikasi tatap muka, dilakukan secara individu antara komunikator dan komunikan. Biasanya komunikasi melalui cara ini dikukan secara akrab,terbuka dan tanpa adanya gangguan bila keduanya berkeinginan melakukan komunikasi dalan waktu yang relative lebih lama. Maksudnya adalah untuk memantapkan pesan yang sedang dibicarakan oleh keduanya.

2.       Komunikasi Intramanusia

Komunikasi seperti ini jiga dikukan oleh anggota masyarakat, misalnya orang yang sedang bersembahyang, berdoa dan sbagainya. Komunikasi yang seperti ini hanya terjadi pada diri orang tersebut tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

3.      Komunikasi Kelompok

Karena pada prinsipnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi social dengan masyarakat di sekitarnya, maka komunikasi kelompok pun tidak dapat dihindarkan oleh setiap individu anggota masyarakat. Kegiatan yang dapat diklarifikasikan sebagai konikasi kelompok ini misalnya rapat, pertemuan, konperensi, seminar, lokakarya, briefing, dan sebagainya.

4.      Komunikasi Massa

Komunikasi massa berarti komunikasi yang dilakukan pada komunikan atau massa yang jumlahnya relative banyak. Karena jumlahnya banyak, maka latar belakang pengetahuan dan tingkat pendidikannya juga beragam dalam tingkatan yang tinggi. Oleh Karena itu biasanya komunikasi massa dimaksudkan untuk menggugah emosi atau untuk memberikan pengertian kepada masa yang jumlahnya banyak dalam waktu relative singkat. Kegiatan yang dikategorikan sebagai komunikasi masaa ini adalah misalnya kegiatan jurnalistik, public relations, promosi, dan sebagainya.



 

 

 2.3 Unsur-unsur Komunikasi Pertanian

Komunikasi Pertanian : Komunikator, Komunikan dan Pesan

a.       Komunikator

Komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum atau pesan pembangunan pertanian, kepada komunikan agar pesan tersebut dapat diterima dan dilaksanakan oleh komunikan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Tugas seorang komunikator adalah berkomunikasi dengan komunikan. Komunikas ini dapat bersifat perorangan atau bersifat kelompok disamping tergantung dari situasi dan kondisi lingkungan di mana masyarakat komunikan itu berada juga tergantung dari maksud serta isi pesan yang akan disampaikan.

Misalnya, kalau komunikator berkeinginan menyampaikan pesan yang sifatnya masal, maka komunikan perlu dikumpulkan di suatu tempat tertentu, sehingga dengan demikian tugas penyampaian pesan akan menjadi lebih efesien. Sebaliknya bila komunikator berkeinginan menyampaikan pesan yang sifatnya individual, misalnya bagaimana meningkatkan pendapatan petani dalam sistem usaha tani tertentu yang dimiliki oleh seorang petani, maka pertemuan secara individu akan lebih baik. Begitu pula halnya dengan isi dan maksud dari pesan juga akan menentukan apakah komunikator melakukan komunikasi secara perorangan atau berkelompok.

Walaupun pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah hal-hal yang menyangkut bidang pertanian, bukan berarti seorang komunikator adalah pegawai Departemen Pertanian. Dalam sistem pemerintahan di Indonesia atau dalam sistem masyarakat yang ada di Indonesia memungkinkan seorang komunikator bukan saja dari petugas Departemen Pertanian, tetapi dapat pula dari masyarakat.

b.      Komunikan

            Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Dalam komunikasi pertanian, komunikan biasanya adalah petani. Kemudian karena ragamnya sistem sosial yang ada di masyarakat kita, maka komunikan ini juga beragam tergantung dari sistem sosial yang ada di sekelilingnya. Bagi kebanyakan masyarakat majemuk seperti ada di Indonesia ini, maka pemahaman terhadap sistem sosial dalam masyakarat tani di pedesaan adalah sangat diperlukan. Bila pemahaman ini sudah dimengerti, maka akan lebih memudahkan tugas komunikator dalam menyampaikan pesannya. Misalnya, menyampaikan pesan pada guru-guru Sekolah Dasar yang kebetulan petani akan berbeda dengan menyampaikan pesan kepada petani maju atau juga kontak tani, akan berbeda bila menyampaikan pesan kepada petani yang biasa-biasa saja.

c.       Pesan

            Pesan dalam komunikasi pertanian adalah semua informasi yang berkaitan dengan bidang pertanian. Karena dalam komunikasi pertanian dikenal istilah “pesan” yang harus disampaikan oleh komunikator ke komunikan, maka isi pesan adalah berkaitan dengan informasi di bidang pertanian. Dalam konsep penyuluhan pertanian, seperti yang telah disinggung sebelumnya, sudah diterangkan bahwa fungsi penyuluhan bukan saja merupakan sistem pendidkan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pertanian, tetapi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya atau petani dan anggota masyarakat disekelilingnya. Oleh karena itu, isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa informasi tentang :

a.       Bagaimana meningkatkan produksi pertanian.

b.      Bagaimana memelihara lahan agar kondisi lahan tetao subur dan terhindar dari bahaya erosi.

c.       Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik.

d.      Bagaimana adopsi teknologi baru harus dilakukan.

e.       Bagimana meningkatkan pendapatan rumah tangga tani.

f.       Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.

Perlu diperhatikan bahwa pesan yang harus disampaikan oleh komunikator adalah agar spesifik dan mempunyai tujuan yang jelas. Misalnya kalau dalam suatu kegiatan melaksanakan kursus tani, maka pesan yang perlu disampaikan harus mempunyai tujuan yang spesifik dan berkaitan dengan tujuan melaksanakan kursus tersebut.

     

2.4 Kasus Mengenai Komunikasi Pertanian

ABSTRAK

Sebuah proyek berjudul Peranan penyuluhan dan komunkasi dalam strategi pengelolaan terpadu mewujudkan Pentbangunan Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Konawe telah dilaksanakan dari Maret 2002 sampai Maret 2004. Trepan proyek adalah memperbaiki fungsi ekologi dan ekonomi terhadap lahan, hutan bakau, terumbu karang, sehingga produktivitas pertanian, ikan dan biota lard lainnya serta pendapatan masyarakat meningkat. Hasil yang diperoleh adalah (1) telah disusun dokumen Pernbangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir bagian Barat Kabupaten Konawe, (2) Seluas 200 kawasan hutan bakau telah direhabilitasi, (3) telah diberztuk Lembaga Keuangan Masyarakat (ELKAM), anggotanya berkembang pesat yaitu dari 50 anggota tahun 2002 menjadi 750 anggota tahun 2004. Kesimpulan awal menunjukan bahwa penyuluhan yang baik dengan, komunikasi yang sesuai merupakan pendekatan yang tepat dalam pengelolaan wilayah pesisir terpadu di Kabupaten Konawe. (Perpustakaan UGM, i-lib (2004) Extension And Communication In The Integrated. Jurnal i-lib UGM).


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Komunikasi pertanian mencakup pada ranah komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Komunikasi seperti yang telah diulas sebelumnya adalah proses penyampaian pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.

            Penyuluhan pertanian berarti bagaimana keterlibatan seseorang dalam memberikan informasi mengenai bidang pertanian, dan dapat dilakukan oleh ahli pertanian atau para petani itu sendiri. Disini dapat dilihat erat kaitannya antara komunikasi dengan pertanian, terutama penyuluhan pertanian. Seorang pemberi penyuluhan perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik supaya informasi yang disampaikan tepat sasaran dan tujuan yang diinginkan tercapai.

            Komunikasi dikatakan berhasil bila komunikator telah dapat menyampaikan pesan kepada komunikan. Dengan demikian komunikasi pertanian menjadi penting dalam metode penyuluhan pertanian sehingga perlu dipahami oleh petugas penyuluh pertanian.

3.2 Saran

                        Melihat dari uraian di atas kita dapat mengerti dan memahami konsep dan konteks dalam komunikasi penyuluhan sehingga kita dapat menerapkan nya ketika saat melakukan penyuluhan di lapangan. Dengan adanya komunikasi pertanian mendorong para produsen pertanian agar lebih giat meningkatkan produtivitasnya dengan memanfaatkan teknologi dan sarana pertanian yang ada. Adapun guna mengopotimalisasikan penyajian komunikasi pertanian yang efektif tehadap keluarga tani antara lain:

a.    Adanya dukungan dari pemerintah terhadap program penyuluhan pertanian dengan cara mengadakan pelatihan intensif terhadap para penyuluh agar mereka terampil berkomunikasi.

b.    Peningkatan kompetensi penyuluh dan adanya sebuah social respect agar para penyuluh tidak hanya mementingkan kepentingan sektoral tapi juga memperhatikan kebutuhan dan kesiapan pihak yang akan disuluh.

c.    Adanya sistem jaringan komunikasi yang telah terinstitusionalkan (melembaga) antara penyuluh dan pihak yang disuluh sehingga keefektifan komunikasi pertanian dapat tercapai.


 

DAFTAR PUSTAKA

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Malang. Universitas Indonesia.

Sastraatmadja, Entang. 1986. Penyuluhan Pertanian. Bandung. Alumni.

Pratikno, R. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komuniksi. Bandung. Remaja Karya.

Nancy Brendlinger.1992. Agriculture and Human Values.

Perpustakaan UGM, i-lib (2004) Extension And Communication In The Integrated. Jurnal i-lib UGM.

Kamaruzzaman.(2016). Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh Pertanian pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan Rantau Aceh Tamiang. Jurnal Simbolik,

https://link.springer.com/article/10.1007/BF02217630.

https://repository.ugm.ac.id/20788/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya kedelai

contoh proposal usaha budidaya jagung

contoh proposal usaha budidaya padi hibrida