KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN (KONSEP DAN KONTEKS KOMUNIKASI PERTANIAN)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan bagian tak
terpisahkan dalam hidup manusia. Mereka yang menekuni dunia komunikasi, pasti
memahami bahwa manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Melalui komunikasi,
manusia mengeksplorasi, belajar, menemukan, dan mencapai pemahaman yang lebih
baik mengenai dunia. Relasi, masyarakat, dan berbagai norma maupun budaya
dibangun melalui komunikasi. Komunikasi menjadi bagian keseharian dalam hidup
manusia. Ketika kita bicara tentang komunikasi, orang-orang acapkali berasumsi
bahwa mereka tahu banyak tentang komunikasi, seolah-olah bahwa komunikasi
terjadi serta merta begitu saja, padahal belum tentu demikian.
Ada banyak pengertian komunikasi. Namun demikian, pada
dasarnya komunikasi dimengerti sebagai proses sosial di mana individu-individu
menggunakan simbol untuk mengembangkan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungannya (West dan Turner, 2007:5). Komunikasi bergantung pada kemampuan
kita untuk saling memahami satu sama lain, bahkan ketika pesan yang disampaikan
mengandung ambiguitas. Sebagai suatu proses sosial komunikasi membawa sifat dinamis, kompleks, dan perubahan
berkesinambungan yang menjadikan setiap bentuk komunikasi unik.
Penyuluhan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang secara
spesifik bertujuan untuk mendidik, dalam artian mengembangkan kemampuan,
keterampilan, pengetahuan, dan sikap publik tertentu, membutuhkan strategi
komunikasi agar pesan yang ingin disampaikan benar-benar mengena pada diri
publik sasaran. Penelitian terkait strategi komunikasi suatu organisasi dalam penyuluhan
tentang isu atau topik tertentu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman mengenai pentingnya strategi komunikasi dalam memperbesar peluang
keberhasilan suatu penyuluhan.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa definisi dari komunikasi pertanian
?
·
Bagaimana konsep dan konteks komunikasi
pertanian ?
·
Apa saja unsur-unsur komunikasi
pertanian ?
1.3 Tujuan
·
Untuk mengetahui dan memahami definisi
komunikasi pertanian.
·
Untuk mengetahui dan mendiskripsikan
konsep dan konteks komunikasi pertanian.
·
Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur
yang berperan dalam komunikasi pertanian.
·
Untuk mengetahui salah satu contoh
kasus yang berhubungan dengan komunikasi pertanian.
·
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
komunikasi pertanian yaitu untuk subab konsep dan konteks komunikasi pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi Pertanian
Participation has been
difficult to operationalize for many reasons including that communication
models used in development are based on the transmission model of communication
in which information is envisioned as a thing external to people and
communication is the movement of that information from the source to the
audience. Sense-making methodology, however, is based on a constructing model
of communication in which information is conceptualized not as external to
people but a result of their observing and communicating activity.
Communication is a constructing process. And the “audience” is not the target
for messages but active participants in creating information. (Ethics, communication models, and
power in the agricultural community: Thoughts about development communication, Nancy Brendlinger)
Komunikasi adalah sarana kehidupan yang cukup penting
bagi manusia di mana pun manusia berada, kehadiran komunikasi mutlak
dibutuhkan. Begitu pula dalam kegiatan penyuluhan pertanian ini.
Komunikasi
yaitu suatu pernyataan antarmanusia baik secara perorangan maupun berkelompok,
yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, maka tampak
bahwa dengan perkembangan objek tertentu akan memerlukan komunikasi yang lebih
spesifik. Misalnya komunikasi social, komunikasi manajemen, komunikasi kesehatan, komunikasi lingkungan, komunikasi
pembangunan, komunikasi politik, komunikasi antarbudaya, komunikasi grafis, dan
sebagainya.
Komunikasi dalam penyuluhan pertanian, tentu akan lebih
berkaitan dengan kehidupan masyarakat pedesaan. Bukan saja karena penyuluhan
pertanian lebih berorientasi pada kehidupan masyarakat pedesaan, namun sesuai
dengan fungsi dan missinya sendiri, jelas terlihat bahwa yang
dimaksud dengan komunikasi dalam konteks penyuluhan
pertanian adalah komunikasi pedesaan.
2.2 Konsep dan Konteks Komunikasi Pertanian
Istilah
komunikasi pertanian atau komunikasi pertanian dan pembangunan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan barangkali merupakan istilah yang relatif baru. Karena dalam
istilah itu tertulis kata komunikasi, maka dapat diterka bahwa ilmu atau pokok
bahasan yang membahas kominkasi pertanian atau komunikasi pertanian dan
pembangunan adalah didasarkan pada perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.
Komunikasi Penyuluh Pertanian merupakan bentuk
pemerintah dalam memberdayakan
masyarakat petani untuk meningkatkan
sumber daya manusia petani lebih berkualitas agar hasil yang didapat dari pertanian juga berkualitas. Pertanian
adalah sumber mata pencaharian sebagian masyarakat
di Desa untuk itu Badan Pelaksana Penyuluhan
dan Ketahanan Pangan sebagai instansi yang melembagai penyuluh pertanian berkewajiban untuk memberikan informasi
pertanian kepada masyarakat petani dalam meningkatkan
taraf hidup dan mensejahterakan kehidupan petani serta keluarganya (Rini
Nurjasmira, 2014).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi
komunikator dengan keterbatasan jumlah
tenaga penyuluh masih belum optimal dalam pemberian penyuluhan pertanian, dan dimensi media sudah tersedia namun
kurang dimanfaatkan. Sedangkan dimensi pesan,
komunikan serta efek sudah terlaksana dengan sebagaimana semestinya. Untuk dimensi dari pemberdayaaan yaitu
kemampuan dan keterampilan sudah diterapkan dan dilaksana
oleh penyuluh serta petani. Namun untuk dimensi pengetahuan, terdapat tingkat pendidikan para petani yang masih
rendah.
Peranan media penyuluhan
pertanian dapat ditinjau dari
beberapa segi yaitu dari proses komunikasi,
segi proses belajar dan segi
peragaan dalam proses komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting untuk menjalin hubungan kerjasama yang baik antara penyuluh dengan petani, serta mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pencapaian tujuan pertanian. Keberhasilan komunikasi akan tercapai apabila pemberi pesan dan penerima pesan sama-sama mengerti maksud dari penyampaian pesan tersebut dan telah memiliki kesimpulan yang sama sesuai dengan maksud yang terkandung dalam pesan yang disampaikan tersebut.
Paradigma Lasswell menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi
lima unsur yakni:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. Efek.
Jadi menurut Lasswell
(Effendy, 2003:10) bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian
pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek
tertentu. Seperti yang dilakukan oleh
seorang penyuluh pertanian terhadap
masyarakat petani, menyampaikan
informasi melalui penyuluhan
untuk mengubah perilaku para
petani.
Komunikasi hanya akan efektif
apabila pesan yang disampaikan
dapat ditafsirkan sama oleh
penerima pesan tersebut. Secara umum,
komunikasi dikatakan efektif bila
rangsangan yang disampaikan dan
yang dimaksudkan oleh pengirim
atau sumber berkaitan erat dengan
rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima.
Media komunikasi yang dapat
digunakan sebagai metode penyuluhan sangat beragam, salah satunya adalah media
massa. Media massa yang potensial digunakan dalam metode penyuluhan pertanian
pertanian salah satunya adalah radio. Radio memiliki kemampuan tinggi untuk
mengantarkan dan menyebarkan pesan-pesan pembangunan secara cepat dan serentak
kepada khalayak luas, yang berada ditempat yang terpencar, tersebarluas, sampai
ke tempat-tempat yang jauh terpencil dan sulit dicapai dengan media lainnya.
Selain lembaga radio swasta
komersial yang lebih menekankan pada keuntungan finansial (Profitoriented),
sehingga materi siaran lebih banyak berupa hiburan dan iklan dan sangat sedikit
memberikan porsi untuk materi pendidikan masyarakat, lahir juga lembaga-lembaga
radio yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat, yang lebih dikenal dengan
Radio/ Metode Komunikasi Penyuluhan
(Andi Warnaen, dkk).
Dalam
kaitannya dengan konteks bidang pertanian pembangunan yang ada di Indonesia,
maka wajar bahwa kajian komunikasi pertanian dan pembangunan dalam bidang
pertanian perlu mendapatkan tempat tersendiri. Bukan karena Indonesia yang
negara agraris, tetapi sejak kemerdekaan, kemajuan di sektor pertanian boleh
dikataka cukup maju secara cepat. Kemajuan secara pesat di bidang pertanian ,
apakah itu dilihat dari segi peningkatan produktivitas pertanian, kemajuan di
bidang teknologi pertanian, aspek social ekonomi pertanian, atau di boidang
lainnya adalah tidak terlepas dari sejarah perkembangan bangsa Indonesia di
masa lampau. Lebih-lebih sejak pemerintahan orde baru,yang tampak jelas setelah
diberlakukannya program pembangunan lima tahunan sejak tahun 1968/1969, maka
kemajuan di sector pertanian sekmakin nyata.
Komunikasi
diartikan sebagai suatu pernyataan antarmanusia, baik secara perorangan, maupun
secara berkelompok, yang sifatnya umum dengan menggunakan lambang-lambang
tertentu. Komunikasi pertanian adalah suatu pernyataan antarmanusia yang
berkaitan dengan kegiatan di bidang pertanian, baik secara perorangan maupun
secara berkelompok, yang sifatnya umum yang menggunakan lambang-lambang
tertentu seperti yang sering dijumpai pada metode penyuluhan. Di lain pihak
penyuluhan pertanian adalah system pendidikan di luar sekolah (informal) yang
diberikan kepada petani dan keluarganya dengan maksud agar mereka mampu,
sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya
sendiri atau bila dimungkinkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
sekelilingnya.
Berdasarkan
pengertian tersebut, tampak adanya perbedaan yang prinsipiil antara komunikasi
pertanian dan penyuluhan pertanian. Dalam masyarakat modern, dapat dikatakan
bahwa komunikasi pertanian yang berisikan informasi pertanian sudah dianggap
suatu “komoditi” yang diperlukan oleh masyarakat,karena peserta komunikasi
(komunikan) berkeinginan untuk mendapatkan informasi. Komunikasi pertanian,
dalam banyak kenyataan, khususnya Negara-negara yang sudah maju, buka saja
diperlukan oleh masyarakat tani di pedesaan tetapi juga masyarakat yang ada di
kota-kota besar. Misalnya komunikasi yang berkaitan dengan informasi harga
bahan makanan pokok, informasi bagaimana cara mengusahakan tanaman anggrek yang
kini banyak dikembangkan oleh masyarakat di kota-kota besar, dan sebagainya.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa dalam melakukan penyuluhan pertanian,
seorang penyuluh dapat mencari dan mendapatkan informasi yang untuk seterusnya
dikomunikasikan kepada petani dan keluarganya untuk maksud meningkatkan
kesejahteraan petani tersebut berikut keluarga serta masyarakat di
sekelilingnya.
Komunikasi
pertanian bukan saja dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku
komunikan seperti yang sering ditemui dalam metode penyuluhan pertanian, tetapi
lebih dari itu. Dalam sejarah perkembangannya sering dipengaruhi dan dimonopoli
oleh pihak pemberi pesan, sehingga model komunikasi pertanian yang demikian
sering dikenal dengan istilah “model linear”. Model linear beranggapan bahwa
informasi pertanian yang diberikan kepada komunikan dapat dikatakan berhasil
kalau pihak pemberi pesan (komunikator) dapat menyampaikan pesannya kepada
komunikan. Anggapan ini terlalu lemah mengingat komunikan akan tertarik untuk
mendapatkan informasi pertanian kalau mereka memang membutuhkan. Bukan itu
saja, masih banyak factor lain yang mempengaruhi komunikan agar mereka mau dan
mampu menyerap pesan yang diberikan oleh komunikator.
Dengan
kenyataan yang demikian, maka berkembanglah anggapan baru bahwa model linear
adalah bersifat statis yang perlu direvisi. Maka berkembanglah pendekatan baru
dalam pembahasan komunikasi dan bukan saja dititikberatkan pada model linear
yang banyak dikuasai oleh kekuatan komunikator, tetapi juga menitikberatkan
kepada peranan komunikan baik sebagai individu maupun ia sebagai anggota
masyarakat. Pendekatan baru ini dikenal dengan istilah two-way traffic, dimana komunikasi diartikan sebagai “pertukaran
suatu informasi” yang bertujuan untuk mendapatkan kesamaan makna di antara
peserta komunikasi, yaitu baik komunikan maupun komunikator. Artinya
penyampaian informasi di katakana berhasil kalau kedua belah pihak merasa
diuntungkan di satu pihak komunikator merasa yakin kalau pesan yang diberikan
diserap oleh komunikan dan di lain pihak komunikan merasa diuntungkan setelah
mendapatkan pesan yang diberikan oleh komunikator. Karena adanya kemajuan di
bidang teknologi dalam masyarakat modern maka pengaruh lingkungan menjadi
penting. Interaksi antarperorangan manpun antarkelompok menjadi factor penting
untuk menentukan kebrhasilan penyampaian informasi dalam komunikasi. Maka tidak
mengherankan dalam situasi yang demikian pengaruh sosiologi, psikologi social,
antropologi dan lain sebagainya menjadi factor yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian pesan kepada komunikan.
Dengan
kata lain, dalam perkembangan barudi abad modern ini, baik perorangan maupun
kelompok, akan memperoleh makna komunikasi karena akibat dari tindakan
interaksi yang dilakukan dengan pihak lain. Berdasarkan uraian di atas, maka
komunikasi pertanian dikatakan berhasil kalau masing-masing pihak, komunikator
dan komunikan, mampu serta mau mencari kesamaan pengartian dari pesan atau
informasi yang akan diberikan (oleh komunikator) atau diterima (oleh komunikan)
pada system social yang berlaku dalam masyarakat dimana mereka berada. Dengan
kata lain komunikasi pertanian menjadi penting dalam metode penyuluhan
pertanian dan karenanya komunikasi pertanian perlu dipahami erta dimengerti
oleh para petugas penyuluh pertanian.
PROSES
KOMUNIKASI PERTANIAN
A. Cara
berkomunikasi Berdasarkan Tanda, Kode atau Lambang
Tanda,kode
atau lambing tersebut yang biasanya dipakai oleh komunikator, antara lain
dengan menggunakan cara berkomunikasi sebagai berikut:
1. Bahasa
yang mudah dimengerti
Menggunakan
bahasa sederhana yang sehari-hari dipakai oleh komunikn dan bukan menggunakan
bahaa yang berbelit-belit dan sulit dimengerti.
2. Tindakan atau Perbuatan Tertentu
Seing
pula dijumpai di masyarakat bahwa bila terjadi komunikasi perorangan dan
antarkelompok atau antarperorangan dengan kelompo, dijumpai adanya tindakan
atau perbuatan yang menunjukkan arti tertentu. Misalnya meninggalkan pertemuan
sebelum waktunya dengan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, mungkin dapat
diartikan tidak setuju atau tidak mengerti dengan apa yang dikomunikasikan.
3. Isyarat-isyarat Tertentu
Begitu
pula halnya dengan bahasa isyarat, juga banyak ditemukan banyak dikalangan
masyarakat. Misalnya menggeleng berarti tidak mengetahui, menggunakan kepala
berarti setuju dan sebagainya. Bahasa isyarat ini kadang-kadang berlaku umum,
tetapi sering pula bersifat kondisional. Artinya bahasa isyarat tertentu daerah
satu mungkin mempunyai arti yang berbeda dengan daerah lain.
4. Tanda-tanda
Tertantu
Dipedesaan,
menggunakan tanda-tanda tertentu dapat pula dipakai untuk komunikasi satu
dengan yang lain,misalnya misalnya memukul kentongan.
5. Audio
Visual
Dalam
melaksanakan tugas seorang komunikator sering menggunakan peraga tertentu yang
biasanya berupa audio visual, misalnya gambar, table statistic,peta, dan
sebagainya.
Bentuk
Komunikasi : Komunikator-Komunikan
Seorang komunikator dapat melaksanakan tuganya
sesuai dengan mavam komunikasi yang ia lakukan. Dalam banyakkenyataan, macam
atau bentuk komunikasi ini dapat diklarifikasikan menjadi empat macam yaitu:
1. Komunikasi
Antarperorangan
Komunikasi
antarperorangan atau disebut juga pula komunikasi antarindividu atau komunikasi
tatap muka, dilakukan secara individu antara komunikator dan komunikan.
Biasanya komunikasi melalui cara ini dikukan secara akrab,terbuka dan tanpa
adanya gangguan bila keduanya berkeinginan melakukan komunikasi dalan waktu
yang relative lebih lama. Maksudnya adalah untuk memantapkan pesan yang sedang
dibicarakan oleh keduanya.
2. Komunikasi Intramanusia
Komunikasi seperti ini
jiga dikukan oleh anggota masyarakat, misalnya orang yang sedang bersembahyang,
berdoa dan sbagainya. Komunikasi yang seperti ini hanya terjadi pada diri orang
tersebut tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
3. Komunikasi
Kelompok
Karena pada prinsipnya
manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi social dengan
masyarakat di sekitarnya, maka komunikasi kelompok pun tidak dapat dihindarkan
oleh setiap individu anggota masyarakat. Kegiatan yang dapat diklarifikasikan
sebagai konikasi kelompok ini misalnya rapat, pertemuan, konperensi, seminar,
lokakarya, briefing, dan sebagainya.
4. Komunikasi
Massa
Komunikasi massa berarti komunikasi
yang dilakukan pada komunikan atau massa yang jumlahnya relative banyak. Karena
jumlahnya banyak, maka latar belakang pengetahuan dan tingkat pendidikannya
juga beragam dalam tingkatan yang tinggi. Oleh Karena itu biasanya komunikasi
massa dimaksudkan untuk menggugah emosi atau untuk memberikan pengertian kepada
masa yang jumlahnya banyak dalam waktu relative singkat. Kegiatan yang
dikategorikan sebagai komunikasi masaa ini adalah misalnya kegiatan
jurnalistik, public relations, promosi, dan sebagainya.
2.3 Unsur-unsur Komunikasi Pertanian
Komunikasi Pertanian : Komunikator, Komunikan dan
Pesan
a. Komunikator
Komunikator adalah orang atau petugas yang tugasnya
menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum
atau pesan pembangunan pertanian, kepada komunikan agar pesan tersebut dapat
diterima dan dilaksanakan oleh komunikan dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari. Tugas seorang komunikator adalah berkomunikasi dengan komunikan.
Komunikas ini dapat bersifat perorangan atau bersifat kelompok disamping
tergantung dari situasi dan kondisi lingkungan di mana masyarakat komunikan itu
berada juga tergantung dari maksud serta isi pesan yang akan disampaikan.
Misalnya, kalau komunikator berkeinginan
menyampaikan pesan yang sifatnya masal, maka komunikan perlu dikumpulkan di
suatu tempat tertentu, sehingga dengan demikian tugas penyampaian pesan akan
menjadi lebih efesien. Sebaliknya bila komunikator berkeinginan menyampaikan
pesan yang sifatnya individual, misalnya bagaimana meningkatkan pendapatan
petani dalam sistem usaha tani tertentu yang dimiliki oleh seorang petani, maka
pertemuan secara individu akan lebih baik. Begitu pula halnya dengan isi dan
maksud dari pesan juga akan menentukan apakah komunikator melakukan komunikasi
secara perorangan atau berkelompok.
Walaupun pesan yang disampaikan oleh komunikator
adalah hal-hal yang menyangkut bidang pertanian, bukan berarti seorang
komunikator adalah pegawai Departemen Pertanian. Dalam sistem pemerintahan di
Indonesia atau dalam sistem masyarakat yang ada di Indonesia memungkinkan
seorang komunikator bukan saja dari petugas Departemen Pertanian, tetapi dapat
pula dari masyarakat.
b. Komunikan
Komunikan adalah orang
yang menerima pesan. Dalam komunikasi pertanian, komunikan biasanya adalah
petani. Kemudian karena ragamnya sistem sosial yang ada di masyarakat kita,
maka komunikan ini juga beragam tergantung dari sistem sosial yang ada di
sekelilingnya. Bagi kebanyakan masyarakat majemuk seperti ada di Indonesia ini,
maka pemahaman terhadap sistem sosial dalam masyakarat tani di pedesaan adalah
sangat diperlukan. Bila pemahaman ini sudah dimengerti, maka akan lebih
memudahkan tugas komunikator dalam menyampaikan pesannya. Misalnya,
menyampaikan pesan pada guru-guru Sekolah Dasar yang kebetulan petani akan
berbeda dengan menyampaikan pesan kepada petani maju atau juga kontak tani,
akan berbeda bila menyampaikan pesan kepada petani yang biasa-biasa saja.
c. Pesan
Pesan dalam komunikasi
pertanian adalah semua informasi yang berkaitan dengan bidang pertanian. Karena
dalam komunikasi pertanian dikenal istilah “pesan” yang harus disampaikan oleh
komunikator ke komunikan, maka isi pesan adalah berkaitan dengan informasi di
bidang pertanian. Dalam konsep penyuluhan pertanian, seperti yang telah
disinggung sebelumnya, sudah diterangkan bahwa fungsi penyuluhan bukan saja
merupakan sistem pendidkan yang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi
pertanian, tetapi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan
keluarganya atau petani dan anggota masyarakat disekelilingnya. Oleh karena
itu, isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa informasi tentang :
a. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian.
b. Bagaimana memelihara lahan agar kondisi lahan tetao
subur dan terhindar dari bahaya erosi.
c. Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik.
d. Bagaimana adopsi teknologi baru harus dilakukan.
e. Bagimana meningkatkan pendapatan rumah tangga tani.
f. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan,
dan sebagainya.
Perlu diperhatikan bahwa pesan
yang harus disampaikan oleh komunikator adalah agar spesifik dan mempunyai
tujuan yang jelas. Misalnya kalau dalam suatu kegiatan melaksanakan kursus
tani, maka pesan yang perlu disampaikan harus mempunyai tujuan yang spesifik
dan berkaitan dengan tujuan melaksanakan kursus tersebut.
2.4 Kasus Mengenai Komunikasi Pertanian
ABSTRAK
Sebuah proyek berjudul Peranan
penyuluhan dan komunkasi dalam strategi pengelolaan terpadu mewujudkan
Pentbangunan Berkelanjutan di Wilayah Pesisir Kabupaten Konawe telah
dilaksanakan dari Maret 2002 sampai Maret 2004. Trepan proyek adalah
memperbaiki fungsi ekologi dan ekonomi terhadap lahan, hutan bakau, terumbu
karang, sehingga produktivitas pertanian, ikan dan biota lard lainnya serta
pendapatan masyarakat meningkat. Hasil yang diperoleh adalah (1) telah disusun
dokumen Pernbangunan Berkelanjutan Wilayah Pesisir bagian Barat Kabupaten
Konawe, (2) Seluas 200 kawasan hutan bakau telah direhabilitasi, (3) telah
diberztuk Lembaga Keuangan Masyarakat (ELKAM), anggotanya berkembang pesat
yaitu dari 50 anggota tahun 2002 menjadi 750 anggota tahun 2004. Kesimpulan
awal menunjukan bahwa penyuluhan yang baik dengan, komunikasi yang sesuai
merupakan pendekatan yang tepat dalam pengelolaan wilayah pesisir terpadu di
Kabupaten Konawe. (Perpustakaan UGM, i-lib (2004) Extension And
Communication In The Integrated. Jurnal i-lib UGM).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
pertanian mencakup pada ranah komunikasi dalam penyuluhan pertanian. Komunikasi
seperti yang telah diulas sebelumnya adalah proses penyampaian pesan dari
pengirim pesan ke penerima pesan.
Penyuluhan
pertanian berarti bagaimana keterlibatan seseorang dalam memberikan informasi
mengenai bidang pertanian, dan dapat dilakukan oleh ahli pertanian atau para
petani itu sendiri. Disini dapat dilihat erat kaitannya antara komunikasi
dengan pertanian, terutama penyuluhan pertanian. Seorang pemberi penyuluhan
perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik supaya informasi yang disampaikan
tepat sasaran dan tujuan yang diinginkan tercapai.
Komunikasi
dikatakan berhasil bila komunikator telah dapat menyampaikan pesan kepada
komunikan. Dengan demikian komunikasi pertanian menjadi penting dalam metode
penyuluhan pertanian sehingga perlu dipahami oleh petugas penyuluh pertanian.
3.2 Saran
Melihat
dari uraian di atas kita dapat mengerti dan memahami konsep dan konteks dalam
komunikasi penyuluhan sehingga kita dapat menerapkan nya ketika saat melakukan
penyuluhan di lapangan. Dengan adanya komunikasi pertanian mendorong
para produsen pertanian agar lebih giat meningkatkan produtivitasnya dengan
memanfaatkan teknologi dan sarana pertanian yang ada. Adapun guna mengopotimalisasikan
penyajian komunikasi pertanian yang efektif tehadap keluarga tani antara lain:
a.
Adanya
dukungan dari pemerintah terhadap program penyuluhan pertanian dengan cara
mengadakan pelatihan intensif terhadap para penyuluh agar mereka terampil
berkomunikasi.
b.
Peningkatan
kompetensi penyuluh dan adanya sebuah social respect agar para penyuluh tidak
hanya mementingkan kepentingan sektoral tapi juga memperhatikan kebutuhan dan
kesiapan pihak yang akan disuluh.
c. Adanya sistem jaringan komunikasi yang telah terinstitusionalkan (melembaga) antara penyuluh dan pihak yang disuluh sehingga keefektifan komunikasi pertanian dapat tercapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian.
Malang. Universitas Indonesia.
Sastraatmadja,
Entang. 1986. Penyuluhan Pertanian.
Bandung. Alumni.
Pratikno, R. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komuniksi. Bandung.
Remaja Karya.
Perpustakaan UGM, i-lib
(2004) Extension And Communication In The Integrated. Jurnal i-lib
UGM.
Kamaruzzaman.(2016). Penerapan Metode Komunikasi Oleh Penyuluh
Pertanian pada Kelompok Tani Gemah Rifah I Desa Jamur Labu Kecamatan
Rantau Aceh Tamiang.
Jurnal Simbolik,
https://link.springer.com/article/10.1007/BF02217630.
https://repository.ugm.ac.id/20788/
Komentar
Posting Komentar