CONTOH PROPOSAL PWMP/BUSINESS PLAN PENUMBUHAN WIRAUSAHAWAN MUDA PERTANIAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Business Plan Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) Usaha Budidaya Jamur Tiram
ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyusunan business plan ini
tentunya penulis tidak lepas dari petunjuk, arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
- Ir. Ali
Rachman,M.Si. selaku Ketua STPP Magelang
- R.Hermawan,SP,.MP. selaku Kepala Jurusan Penyuluhan Pertanian
- Ir. Hadi Santoso, MS. selaku dosen
pembimbing
- Semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan business plan ini.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan business plan ini masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan maupun bobot materinya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
business plan ini. Terima kasih.
Yogyakarta, November
2017
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii-iv
BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
D. Struktur
Organisasi Agro Al-Fathor
BAB III ANALISIS PASAR DAN TARGET PEMASARAN
BAB V ANALISA SUMBER DAYA MANUSIA
B. Rencana
Pengembangan SDM-20
BAB VI RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
G. Tahap-Tahap
Pengembangan Usaha
BAB VIII ANALISIS DAMPAK DAN RESIKO USAHA
A. Dampak Terhadap
Masyarakat Sekitar
LAMPIRAN
BAB I
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Nama
Perusahaan : Agro
Al-Fathor
Bidang
Usaha : Budidaya
Jamur Tiram
Jenis
Produk : Jamur
Tiram Segar
Kebutuhan
Dana : Rp15.000.000,00
Rencana
Penggunaan Dana : Dana akan digunakan
untuk budidaya secara mandiri dengan bimbingan dosen ahli dalam bidangnya.
Bisnis kami bergerak dibidang budidaya jamur tiram dengan produk yang akan
dipasarkan dalam bentuk jamur tiram segar. Pelaksanaan di laksanakan di rumah
kosong yang akan kami sewa untuk tempat budidayanya.
BAB II
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
Agro
Al-Fathor didirikan pada hari Kamis tanggal 23 Maret 2017 di Ruang Kelas C STPP
Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta. Pendirian perusahaan ini
dihadiri oleh 5
anggota Agro Al-Fathor, pemberian nama diusulkan oleh Nur Adilatus Shidqiyah
dan Linda Nofita. Agro diambil dari Bahasa Inggris yang berarti pertanian dan
Al-Fathor diambil dari Bahasa Arab yang berarti Jamur.
Agro
Al-Fathor merupakan perusahaaan dengan kepemilikan bersama, karena perusahaan
ini didirikan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menjadi pemasok jamur tiram
yang terpercaya.
Lokasi
perusahaan bertempat di Celeban, Tahunan, Umbulharjo Kota Yogyakarta. Fungsinya
sebagai kantor dan tempat produksi budidaya jamur tiram. Statusnya adalah
menyewa dengan luasan 120 m2. Fasilitas yang dimiliki adalah
bangunan kosong. Agro Al-Fathor merupakan perusahaan yang
bergerak pada budidaya jamur tiram. Produk yang dipasarkan berupa jamur tiram
segar,
Tujuan :
1. Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
dari budidaya jamur tiram, minimal dalam 2x produksi (6 bulan) modal sudah
kembali dan bulan berikutnya sudah memperoleh keuntungan.
2.
Mendapatkan
pangsa pasar jamur tiram sebesar 5-10% di Yogyakarta.
3.
Mengembangkan
produk (diversifikasi) jamur tiram.
Misi :
1.
Menjalin
kerjasama baik dalam bidang sarana produksi atau pemasaran. jamur tiram
2.
Mengutamakan
kualitas dan kuantitas jamur tiram yang dimiliki.
3.
Mengembangkan
inovasi dalam budidaya maupun pengolahan jamur tiram.
1.
Nama
Perusahaan |
“AGRO
AL-FATHOR” |
2.
Bidang Usaha |
Budidaya jamur tiram |
3.
Jenis Produk
/ Jasa |
Jamur tiram segar |
4.
Alamat
Perusahaan |
Jalan Kusumanegara No 02 Tahunan
Umbulharjo Yogyakarta |
5.
Nomor
Telepon/Fax |
|
6.
Alamat
E-mail |
|
7.
Mulai
Berdiri |
2017 |
D. Struktur Organisasi
Agro Al-Fathor
Konsultan
Pendamping
Nama konsultan
Pendamping :
Bidang Pendampingan : Bidang Teknis dan Ekonomi
Jangka Waktu
Pendampingan : 2 Tahun
BAB III
ANALISIS PASAR DAN TARGET PEMASARAN
Produk
yang akan dihasilkan dan ditawarkan
yaitu berupa jamur tiram segar. Jamur tiram merupakan
salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang
sederhana. Bahan baku yang dibutuhkan tergolong bahan yang murah dan mudah
diperoleh seperti serbuk gergaji, dedak dan kapur, sementara proses budidaya
sendiri tidak membutuhkan berbagai pestisida atau bahan kimia lainnya. Manfaat
jamur tiram segar yaitu sebagai konsumsi rumah tangga dan rumah makan yang mana
sangat bermanfaat untuk kesehatan
B.
Gambaran Pasar
Segmen
pasar yang dituju adalah semua kalangan
masyarakat. Harga jamur tiram yang relatif terjangkau, memungkinkan semua
kalangan masyarakat menjangkaunya, apalagi bagi kelompok masyarakat vegetarian
yang tetap ingin menikmati sensasi daging, dapat menjadikan jamur tiram menjadi
alternatifnya. Segmen yang kedua adalah untuk pasar jumat, mahasiswa, tengkulak jamur tiram,
warung makan, restoran, tukang
sayur, UMKM pengolahan jamur tiram
dan rumah makan khusus olahan jamur tiram.
Penjualan jamur
tiram sampai saat ini:
- Pasar Jumat di Dinas Pertanian Kota Yogyakarta
setiap hari Jumat
- Mahasiswa STPP Jurluhtan Yogyakarta
- Dosen STPP Jurluhtan Yogyakarta
- Pegawai dan karyawan STPP Jurluhtan Yogyakarta
- Masyarakat sekitar STPP Jurluhtan Yogyakarta
-
Kelompok budidaya dan pemasaran Jamur (RKJ)
C. Trend Perkembangan
Pasar
Peluang
pasar jamur tiram sangat luas karena permintaannya
yang masih belum terpenuhi.
Gambar 1. Data google trend jamur tiram
Dilihat dari data Google Trends
diatas peluang pasar jamur tiram di Yogyakarta selama 1 tahun terakhir
mengalami peningkatan. Menunjukan bahwa peluang pasar jamur tiram masih terbuka
lebar.
Selain itu, dilansir dari salah satu
surat kabar yang ada di Yogyakarta yaitu Tribun
Jogja menyebutkan bahwa kebutuhan jamur tiram di kota Yogyakarta sebanyak
1,5 kwintal/hari sedangkan baru terpenuhi sebanyak 0,75 kwintal/hari, hal
tersebut membuktikan bahwa peluang akan usaha budidaya jamur tiram sangat bagus.
D. Proyeksi Penjualan
No |
Bulan |
Total penjualan |
1. |
Juli 2017 |
30,15
kg |
2. |
Agustus 2017 |
42,5
kg |
3. |
September 2017 |
39,75
kg |
4. |
Oktober 2017 |
19,5
kg |
E.
Strategi
Pemasaran
Strategi pemasaran dari
jamur tiram adalah sebagai berikut :
1. Product (Pengembangan Produk)
Dalam pelaksanaan produksi, produk yang dihasilkan
dikemas dengan berat 250 gram.
2. Placement (Pengembangan Wilayah
Pemasaran)
Pemasaran
jamur tiram awalnya akan dipasarkan di lingkungan sekitar Kampus STPP Jurluhtan
Yogyakarta, pasar tradisional Kota Yogyakarta, selanjutnya meluas ke luar Kota
Yogyakarta melalui kelompok budidaya dan pemasaran jamur tiram (RKJ).
3. Promotion (Kegiatan Promosi)
Personal
Selling yaitu penjualan produk dengan cara berinteraksi langsung dengan pembeli
(individu). Personal selling memacu
suatu perusahaan untuk lebih mengenal
pelanggan secara langsung, sehingga berdampak pada terkumpulnya informasi motif
pembelian, keinginan-keinginan lain, dan dapat mengetahui trend pasarnya.
Megikuti
pameran yang diadakan oleh Dinas Pertanian. Dengan mengikuti pameran akan
memberi banyak manfaat bagi pengusaha, salah satunya ada. lah melihat pesaing
pasar yang ada beserta harga yang ditetapkannya dan produk unggulannya.
Menggunakan
media sosial sebagai sarana pemasaran, yaitu promosi atau jual online produk
yang dihasilkan melalui facebook, website, blog, instagram dan lain sebagainya.
4. Price (Strategi Penetapan
Harga)
Untuk
penjualan ke konsumen langsung menetapkan harga jamur per kilogram Rp15.000,00
sedangkan ke tengkulak Rp12.000,00 karena dari tengkulak nantinya akan dijual
kembali ke konsumen.
5.
People
Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan dalam pemasaran
yaitu yang mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi dan mampu bersosialisasi
dengan baik.
6.
Proccess
Pemenuhan
permintaan melalui media sosial dilakukan dengan tanggap, hal ini
dimaksudkan untuk memenuhi hak konsumen.
Selain media sosial, pelayanan secara langsung juga dilakukan dengan
baik.
Untuk pengiriman produk, dilakukan sesuai permintaan
konsumen, dan jika konsumen meminta produk dikirim, maka pengiriman dilakukan
dengan tarif yang telah disepakati kedua pihak.
7.
Physical
Evidence
Fasilitas
pendukung untuk menarik konsumen seperti kemasan
dan lain-lain.
Keuggulan |
Kelemahan |
1. Produknya
sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat karena usaha sudah lama berdiri. 2. Memiliki
teknologi khusus serta memiliki pengalaman yang lebih banyak tentang
wirausaha budidaya jamur tiram. |
1. Permintaan
pasar masih belum dapat terpenuhi semua. 2. Minimnya teori mengenai jamur 3. Kualitas
yang kurang bagus (jamur basah dan banyak hama) |
Wilayah pemasaran dan
jalur distribusi yang direncanakan:
1. Wilayah
Pemasaran |
ü Lokal
|
5 %
|
2. Jalur
Distribusi
|
ü Individu Industri Pemerintah Lain - lain |
Distributor Retailer Eksportir
|
ANALISA PRODUKSI
Usaha
yang akan dilakukan adalah budidaya jamur tiram putih. Dimana output yang
dihasilkan berupa jamur tiram segar.
Jamur
tiram yang telah dipanen kemudian ditimbang dan terakhir dikemas menggunakan
plastik berlabel. Jadi pemasarannya
berupa jamur tiram segar. Namun, dalam rencana ke depannya, kami akan terus
melakukan pengembangan produk, yakni melakukan penambahan jumlah baglog dan inovasi-inovasi di
bidang pengolahan jamur tiram dan pemasaran.
Lokasi
usaha budidaya jamur tiram berada di Dusun Celeban, Kelurahan Tahunan,
Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Masa
produksi jamur tiram adalah 4 bulan, jadi dalam 1 tahun dapat berproduksi
sebanyak 3 kali. Berikut adalah proses
produksi dari jamur tiram:
1. Persiapan
Tempat Produksi Jamur
Jamur
tiram biasanya diproduksi di kumbung, namun karena biaya pembuatan kumbung
relatif tinggi diganti dengan menyewa ruangan. Ukuran ruangan 6m x 4m. Persiapan yang
dilakukan adalah membersihkan ruangan
hingga steril.
2. Persiapan
Rak Jamur
Pembuatan
rak jamur disesuaikan dengan kebutuhan baglog yang ingin dibudidayakan. Rak jamur dibuat
menggunakan bambu dengan ukuran panjang 6
m, lebar 15 cm dan tinggi 2,5 m. Rak yang dibutuhkan sebanyak 4 buah.
3. Persiapan
BaglogPersiapan baglog meliputi pembelian baglog yang sudah jadi dan sudah
berisi bibit hingga penyusunan baglog di rak. Baglog yang dibutuhkan sebanyak 2.000 buah.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaannya
meliputi penstabilan suhu ruangan yaitu sekitar 22
- 27oC
dan kelembaban 80-90%. Jika suhu di ruangan jamur lebih
dari suhu yang telah ditetapkan, maka distabilkan dengan cara menyemprot
ruangan dengan menggunakan air biasa dan pengaturan masuknya sirkulasi udara,
namun jika suhu terlalu rendah, maka perlu dinaikkan dengan cara menyalakan lampu.
Karena jika suhu terlalu rendah akan menyebabkan jamur cepat menjadi busuk,
namun jika suhu terlalu panas, maka jamur akan sulit tumbuh.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara
pengecekan setiap hari supaya memperkecil resiko kerusakan pada jamur tiram. Selain itu pembersihan
ruangan dan daerah disekitar ruangan budidaya jamur juga harus dilakukan supaya
jamur tidak mudah terkontaminasi.
5. Panen
Pemanenan
pertama dilakukan jika baglog yang telah dibudidayakan berumur sekitar 2,5
bulan setelah inokulasi. Panen jamur tiram tidaklah serempak, karena
pertumbuhannya yang
berbeda-beda. Bahkan setiap hari dapat dipanen hingga baglog sudah tidak layak
pakai yakni sekitar umur 4 bulan.
Dalam satu periode produksi, jamur tiram
bisa
dipanen sampai 5 - 8 kali.
6. Pasca
Panen
Pasca
panen jamur tiram terdiri dari sortasi, grading
dan packing. Jamur tiram juga bisa
diolah menjadi abon, jamur crispy,
sate, nugget,dll.
7. Sortasi
Sortasi/ pemisahan
jamur tiram yang bagus dan tidak bagus.
8.
Grading
Grading/
pengkelasan jamur tiram. Ada kelas I, II,
dan III. Kelas I adalah kelas jamur dengan kualitas terbaik.
9.
Packing
Packing/
pengemasan jamur tiram menggunakan plastik
dan label.
E.
Bahan baku dan penggunaanya
Bahan
Baku |
Jumlah |
Harga
(Rp) |
Jumlah harga(Rp) |
Penggunaan |
|
1. |
Bambu |
17 |
16.000 |
272.000 |
Pembuatan
rak |
2. |
Paku
besar |
0,25
kg |
4.000 |
4.000 |
Pembuatan
rak |
3. |
Paku
kecil |
2
ons |
2.000 |
4.000 |
Pembuatan
rak |
4. |
Baglog |
1.000 |
1.875 |
1.875.000 |
Media
tanam jamur |
5. |
Plastik kemasan |
10 |
18.000 |
180.000 |
Mengemas
jamur untuk dipasarkan |
Total |
2.335.000 |
|
F. Pemasangan
sarana penunjang
Sarana
penunjang yang sudah ada yaitu listrik dan air.
G. Mesin dan peralatan
Mesin
dan peralatan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
No |
Bahan Baku |
Jumlah |
Harga |
Jumlah harga |
1. |
Rak bambu |
4 |
100.000 |
400.000 |
2. |
Termometer |
1 |
150.000 |
150.000 |
3. |
Sprayer |
1 |
50.000 |
50.000 |
4. |
Keranjang putih |
2 |
20.000 |
40.000 |
5. |
Keranjang
panen |
2 |
30.000 |
60.000 |
6. |
Timbangan digital |
1 |
150.000 |
150.000 |
7. |
Timbangan
biasa |
1 |
30.000 |
30.000 |
8. |
Hand sealler |
1 |
190.000 |
190.000 |
9. |
Pisau |
3 |
15.000 |
45.000 |
10. |
Sapu
lantai |
1 |
30.000 |
30.000 |
11. |
Cutter |
1 |
15.000 |
15.000 |
12. |
Banner
promosi besar |
1 |
50.000 |
50.000 |
13. |
Banner
promosi kecil |
2 |
25.000 |
50.000 |
H. Kapasitas
produksi
Kapasitas produksi jamur
tiram sampai saat ini sebesar 1.000 baglog. Hasil
produksi yang dihasilkan per minggu sekitar 10 sampai 20 kg.
I.
Rencana
pengembangan produksi
1.
Penambahan Kapasitas
Baglog
Tahun |
Rencana Produksi ( Baglog) |
2017 |
1.000 |
2018 |
2.000 |
2019 |
4.000 |
BAB V
ANALISA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
A. Analisis kompetensi sdm
1.
Direktur Perusahaan |
||
Nama |
: |
Firman Dien Achmad |
Posisi |
: |
Direktur Perusahaan |
Latar Belakang |
: |
Firman memiliki jiwa
kepemimpinan yang baik, dari segi keberanian dalam mengambil keputusan dengan
segala resiko, selain itu dia merupakan sosok yang memiliki tekad yang kuat
untuk dicapai, sosok lain dari Firman adalah mau menerima kritik dengan
terbuka, sabar dan ulet menjadikan tepat untuk dijadikan pemimpin di
perusahaan ini. |
Tugas |
: |
Memimpin
perusahaan dengan mengeluarkan kebijakan, memantau, mengawasi,dan memilih
kinerja manager, serta ikut serta bekerja bersama manager dibawahnya,
pengambilan keputusan final jika tidak ditemukan keputusan setelah dilakukan
voting, dan mengadakan evaluasi. |
2. Manajer
Administrasi |
||
Nama |
: |
Reni Yuliantika |
Posisi |
: |
Manajer
Administrasi |
Latar Belakang |
: |
Reni
memiliki pengalaman yang baik dalam bidang administrasi, pribadi yang teliti
dan kritisnya diterapkan juga dalam menjalankan tugasnya, misalnya dalam
pembuatan surat menyurat. Kemampuan dalam berpikir kritis juga mendukung
dirinya dalam menjalankan kinerjanya. |
Tugas |
: |
Bertanggung jawab
kepada direktur, membantu direktur dalam membuat surat, dan proposal, serta membuat jurnal kegiatan. |
3.
Manajer Keuangan |
||
Nama |
: |
Linda
Nofita |
Posisi |
: |
Manajer
Keuangan |
Latar Belakang |
: |
Linda memiliki
kemampuan dalam hitung-menghitung, memiliki jiwa yang teliti sehingga dapat
dipercaya dalam perhitungan keuangan perusahaan. |
Tugas |
: |
Bertanggung
jawab kepada direktur, mengatur siklus pengeluaran dan pemasukan uang perusahaan,
serta membuat, melaporkan dan mempertanggungjawabkan laporan keuangan
perusahaan. |
4. Manajer
Produksi |
||
Nama |
: |
Edi
Supriyanto |
Posisi |
: |
Manajer
Produksi |
Latar Belakang |
: |
Edi memiliki riwayat
pendidikan dengan latar belakang pertanian, selain itu dia juga memiliki
pengalaman yang lebih luas mengenai jamur tiram, karena sewaktu di SMK, dia
pernah PKL di salah satu perusahaan. Di perusahaan itu, dia belajar budidaya
jamur dari mulai pembuatan baglog hingga panen, sehingga dianggap lebih
berpengalaman dalam proses produksi jamur tiram. |
Tugas
Anggota : |
: |
Bertanggung
jawab kepada direktur, menyediakan sarana produksi, serta merencanakan, memimpin, dan bertanggung jawab atas kegiatan produksi. Shalsabilla Maulidsya Purnomo |
Latar Belakang |
: |
Shalsa memiliki karakter yang ulet dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi, sehingga dia sesuai untuk menjadi anggota di bidang produksi. |
5. Manajer
Pemasaran |
||
Nama |
: |
Nur
Adilatus Shidqiyah |
Posisi |
: |
Manajer
Pemasaran |
Latar Belakang |
: |
Memiliki kemampuan
yang lebih dalam berkomunikasi dengan
orang baru, rasa percaya diri yang tinggi, pandai membaca peluang
pasar, sehingga tepat untuk mencari jaringan pasar atau menarik konsumen
baru. |
Tugas
Anggota : |
: |
Bertanggung
jawab kepada direktur, dan mencari informasi pasar, memasarkan produk. Shelva Aprilia |
Latar Belakang |
: |
Shelva memiliki kepribadian yang baik dalam bersosialisasi dengan
lingkungan baru, memiliki pandangan pasar dan memiliki tingkat percaya diri
yang tinggi, sehingga sesuai dengan posisi tersebut.
|
B. Rencana
Kebutuhan Pengembangan SDM
Rencana dalam wakru lima
tahun ke depan dalam pengembangan SDM menjadi tenaga ahli dalam pembibitan,
konsultan, dan memiliki jaringan pemasaran yang luas
Tingkat
Pendidikan |
Jumlah |
Tidak
lulus SD |
- |
SD |
- |
SMP |
- |
SMU |
- |
D1 |
- |
D3/
Sarjana Muda |
- |
Sarjana |
7 |
Bagian/ Dept |
Jumlah |
Manajemen |
1 |
Bagian
Produksi |
2 |
Bagian
Administrasi |
1 |
Bagian
Manajemen Keuangan |
1 |
Bagian
Pemasaran |
2 |
Total |
7 |
1.
Keunggulan dan Kompetensi SDM
·
Memiliki
pengetahuan tentang manajemen agribisnis dan dapat diterapkan dalam menjalankan
wirausaha.
·
Memiliki
pengetahuan dalam administrasi dan dapat diterapkan dalam menjalankan
wirausaha.
·
Memiliki
pengetahuan dalam manajemen keuangan dan dapat diterapkan dalam menjalankan
usaha.
·
Memiliki
jaringan yang luas dengan suplier karena bekerjasama dengan seseorang yang ahli
dibidang marketing.
2. Analisis Kebutuhan dan
Pengembangan SDM
Jabatan
|
Tingkat Pendidikan |
Pengalaman (Tahun) |
Keterampilan Khusus |
Bagian
Produksi |
SMA/SMK |
- |
Dapat bekerja keras, ulet
serta memiliki waktu yang siap kapanpun dibutuhkan |
3. Rencana Kebutuhan
Pengembangan SDM
Jabatan
|
Jumlah Kebutuhan |
Tenaga yang Tersedia |
Tenaga yang Harus
Direkrut |
Bagian
Produksi |
1 |
2 |
1 |
1.
Strategi
Pemasaran
· Informasi
yang diberikan pada produk dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga apabila
dilakukan pengujian dapat dibuktikan kebenarannya.
· Keberadaan
(jumlah dan rutinitas terjamin). Keberadaan atau jumlah pasokan harus terjamin
sesuai dengan jumlah yang dipesan, dan rutinitas selalu tersedia.
2.
Strategi
Produksi
· Melakukan
pengawasan pada proses produksi untuk meningkatkan mutu dan daya tahan produk.
· Meningkatkan
produksi jamur tiram agar pendapatan meningkat.
· Melakukan
pemeliharaan dengan menggunakanpupuk organik cair agar produksi dapat
meningkat.
· Produksi
berkelanjutan sehingga ketersediaan jamur tiram selalu ada.
3.
Strategi
Organisasi dan SDM
· Meningkatkan
kompetensi SDM dengan mengikutsertakan tenaga kerja dalam pelatihan intensif
dalam budidaya jamur tiram.
· Meningkatkan
kompetensi tenaga kerja agar kontinuitas produk terjaga.
· Meningkatkan
motivasi dan semangat kerja para tenaga kerja untuk mengurangi stress dan
kejenuhan dalam bekerja.
4.
Strategi
Keuangan
· Melakukan
pembukuan terhadap usaha yang dijalankan secara teratur.
· Mengatur
keperluan keuangan dengan tepat.
· Melaporkan
pembukuan kepada direktur secara rutin.
BAB VI
RENCANA PENGEMBANGAN USAHA
A. Rencana
Pengembangan Usaha
1.
Memproduksi
baglog untuk usaha sendiri dan diperjualbelikan
2.
Pengolahan jamur
tiram
3.
Pembibitan jamur
tiram
B. Tahap-Tahap
Pengembangan Usaha
1.
Belajar cara
membuat baglog, pembibitan dan pengolahan
2.
Praktik
pembuatan bersama ahli
3.
Memperkenalkan
produk ke konsumen
BAB VII
ANALISIS KEUANGAN
Sebelum
melakukan pengeluaran dibuat perencanaan yang matang sehingga dapat diketahui
kebutuhan dana yang harus diprioritaskan dan dikeluarkan.
A.
Analisa
Finansial
1. Biaya
Tetap
Nama |
Jumlah |
Ket. |
Harga |
Jumlah |
Lama
Pemakaian |
Penyusutan
Per Musim Tanam (Rp) |
|
||
Bahan dan
Alat |
Satuan (Rp) |
Harga (Rp) |
|
||||||
Rak bambu |
4 |
Buah |
Rp100.000 |
Rp400.000 |
2 tahun |
Rp66.667 |
|
||
Termometer |
1 |
Buah |
Rp150.000 |
Rp150.000 |
3 tahun |
Rp16.667 |
|
||
Sprayer |
1 |
Buah |
Rp50.000 |
Rp50.000 |
3 tahun |
Rp5.556 |
|
||
Keranjang putih |
2 |
Buah |
Rp20.000 |
Rp40.000 |
1 tahun |
Rp13.333 |
|
||
Keranjang
panen |
2 |
Buah |
Rp30.000 |
Rp60.000 |
3 tahun |
Rp6.667 |
|
||
Timbangan digital |
1 |
Buah |
Rp150.000 |
Rp150.000 |
3 tahun |
Rp16.667 |
|
||
Timbangan
biasa |
1 |
Buah |
Rp30.000 |
Rp30.000 |
1 tahun |
Rp10.000 |
|
||
Hand sealler |
1 |
Buah |
Rp190.000 |
Rp190.000 |
3 tahun |
Rp21.111 |
|
||
Pisau |
3 |
Buah |
Rp15.000 |
Rp45.000 |
3 tahun |
Rp5.000 |
|
||
Sapu lantai |
1 |
Unit |
Rp30.000 |
Rp30.000 |
3 tahun |
Rp3.333 |
|
||
Cutter |
1 |
Set |
Rp15.000 |
Rp15.000 |
2 tahun |
Rp2.500 |
|
||
Banner promosi
besar |
1 |
Buah |
Rp50.000 |
Rp50.000 |
3 tahun |
Rp5.556 |
|
||
Banner
promosi kecil |
2 |
Buah |
Rp50.000 |
Rp50.000 |
1 tahun |
Rp16.667 |
|
||
P-IRT |
1 |
Ijin |
Rp200.000 |
Rp200.000 |
tidak ada batas waktu |
Rp200.000 |
|
||
SIUP |
1 |
Ijin |
Rp- |
Rp- |
tidak ada batas waktu |
Rp - |
|
||
Total |
|
Rp389.722 |
|||||||
2. Biaya
Variabel
Nama Barang/Alat |
Jumlah |
Keterangan |
Harga |
Jumlah |
Satuan (Rp) |
Harga (Rp) |
|||
Baglog |
1.000 |
Buah |
Rp1.875 |
Rp1.875.000 |
Transportasi |
1 |
Periode produksi |
Rp500.000 |
Rp500.000 |
Tenaga kerja |
2 |
Orang/3 bulan |
Rp900.000 |
Rp1.800.000 |
Plastik kemasan |
10 |
Pack |
Rp180.000 |
Rp1.800.000 |
Atk |
1 |
1x Periode produksi |
Rp100.000 |
Rp100.000 |
Label produk |
20 |
Lembar |
Rp5.000 |
Rp100.000,00 |
Kartu nama |
20 |
Lembar |
Rp5.000 |
Rp100.000,00 |
Total |
6.275.000 |
Input = Biaya penyusutan + biaya variabel
=389.722 + 6.275.000
= 6.664.722
Harga jamur per kg = Rp12.000,00
Keberhasilan = 90%
Berat/baglog = 0,7 kg
Hasil = 1.000
x 90% x 0,7
= 630
kg
Output = 12.000 x
630
=
7.560.000
Keuntungan = output –
input
=
7.560.000 – 6.664.722
Keuntungan = 895.278
O/I =
=
1,13
Berdasarkan perhitungan O/I ratio
diatas, usaha layak dilaksanakan karena nilai O/I lebih dari 1.
Usaha tidak akan untung dan tidak akan
rugi (impas) jika harga produk/ kg adalah Rp10.578,00
ROI = 19,13%
BEP hasil = 555,4 kg
Usaha tidak akan untung dan tidak akan
rugi (impas) jika hasil produksinya 523,7 kg.
BEP harga =
Rp10.578,00
BAB VIII
ANALISIS DAMPAK DAN
RESIKO USAHA
A.
Dampak
Terhadap Masyarakat Sekitar
·
Membiasakan masyarakat
dalam mengkonsumsi jamur tiram sebagai alternatif pengganti daging yang relatif
mahal.
·
Menciptakan
ketertarikan pada warga dalam budidaya jamur tiram di wilayah perkotaan sebagai
peluang bisnis yang mudah.
·
Menciptakan lingkungan
yang bersih karena pembuatannya menggunakan limbah kayu.
Penanganan limbah
·
Limbah dari hasil
produksi dijadikan sebagai pupuk kompos bertujuan untuk konservasi lingkungan
dan penggunaan kompos dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan pemberian
nilai tambah pada limbah.
Hal-hal
yang mungkin mengganggu pelaksanaan investasi dan pengembalian pinjaman.
·
Membutuhkan biaya yang
relatif mahal karena ketersediaan sarana dan prasarana produksinya jauh dari
tempat produksi.
·
Jamur tiram lebih
rentan terkena hama dan penyakit karena perawatannya tidak menggunakan bahan
kimia.
·
Saat produksi jamur
tiram berlebih belum mendapatkan pasar yang luas sehingga produk tidak akan
terjual habis.
Antisipasi dalam
mengatasi permasalahan yang ada di lapangan:
·
Menyediakan sarana dan
prasarana produksi secara mandiri.
·
Membuat jadwal
perawatan yang intensif.
Sebelum panen mencari
pasar terlebih dahulu.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis SWOT
No |
Indikator |
Kekuatan |
Kelemahan |
Peluang |
Ancaman |
1. |
Saprodi |
Bisa membuat baglog
|
Belum dapat
menentukan kualitas baglog |
Adanya tawaran baglog
berkualitas dari luar |
Harga baglog mahal |
|
|
Rak bambu dibuat
sendiri sehingga harganya lebih murah |
Kualitas rak tidak
sebagus dengan beli, kelompok tidak
mempunyai bahan baku sendiri |
Bahan baku bisa
didapat dari luar |
Harga rak lebih mahal
dikarenakan tambahan biaya transport |
2. |
Proses produksi |
Memproduksi jamur
tiram sendiri tanpa mitra |
Hasilnya kurang
maksimal |
Bisa kerjasama dengan
produsen jamur tiram lain |
Tumbuhnya produsen
baru, Masuknya pesaing penyedia jamur tiram |
3. |
Panen
dan pasca panen |
Mampu panen setiap
hari |
Umur jamur tidak
bertahan lama |
Mendapatkan tawaran
di rumah makan setiap hari |
Apabila tidak
kontinyu adanya pesaing jamur tiram |
4. |
Pemasaran
|
Memiliki SDM yang
berkompeten dalam pemasaran |
Belum menguasai
jaringan pasar yang luas |
Dapat menjalin kerja
sama dengan mitra pemasaran |
Area pemasaran bisa
dikuasai pihak luar |
5. |
Lembaga
penunjang |
Memiliki modal awal |
Jumlah terbatas |
Adanya tawaran
tambahan modal |
Bunganya
tinggi,pengembalian harus konsisten |
Lampiran 2. Foto produk dan dokumentasi produksi
Lampiran 4. RAB (Rencana Anggaran Biaya)
No. |
Jenis Anggaran |
Jumlah (Rp) |
||
Kementan |
Sub Total |
|||
1. |
Modal investasi |
|
|
|
a.
Sarana prasarana |
|
|
||
1. Rak
bambu |
ü |
Rp400.000,00 |
||
2. Termometer |
ü |
Rp150.000,00 |
||
3. Sprayer |
ü |
Rp50.000,00 |
||
4. Keranjang putih |
ü |
Rp20.000,00 |
||
5.
Keranjang panen |
ü |
Rp30.000,00 |
||
6. Timbangan biasa |
ü |
Rp30.000,00 |
||
7. Timbangan
besar |
ü |
Rp150.000,00 |
||
8.
Hand sealler |
ü |
Rp190.000,00 |
||
9. Pisau |
ü |
Rp10.000,00 |
||
10.
Plastik kemasan |
ü |
Rp180.000,00 |
||
11. Kantong
plastik |
ü |
Rp30.000,00 |
||
12.
Sapu lantai |
ü |
Rp30.000,00 |
||
13.
Cutter |
ü |
Rp15.000,00 |
||
|
14.
Timbangan kecil |
ü |
Rp30.000,00 |
|
2. |
Modal kerja |
|
|
|
a. Bahan baku |
|
|
||
1. Baglog
|
ü |
Rp1.875.000,00 |
||
|
|
|
||
b. Gaji karyawan |
ü |
Rp2.400.000,00 |
||
c. Operasional |
|
|
||
1. Transportasi |
ü |
Rp500.000,00 |
||
3. |
Lain-lain |
|
|
|
1. ATK |
ü |
Rp100.000,00 |
||
2. Banner |
ü |
Rp100.000,00 |
||
3. Label produk |
ü |
Rp100.000,00 |
||
4. Kartu nama |
ü |
Rp100.000,00 |
||
|
5. P-IRT |
ü |
Rp200.000,00 |
|
Total |
Rp6.690.000,00
|
Komentar
Posting Komentar