PROFIL DESA BANDUNG PLAYEN GUNUNG KIDUL DIY YOGYAKARTA (LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN)

 

                              I.            PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Sebagai negara agraris yang mempunyai kekayaan alam yang melimpah tentunya diperlukan pengelolaan yang baik dan benar. Pertanian merupakan sektor yang cukup menjanjikan di negara Indonesia, dengan luas areal lahan yang dimiliki dan tanah yang subur tentunya akan menjadi suatu keunggulan bagi Indonesia. Dengan berkembangnya pertanian tentu saja di perlukan tenaga yang handal dibidang pertanian, misalnya adalah seorang penyuluh pertanian.

Pengetahuan tersebut dapat dilakukan dengan adanya penyuluhan. Seperti yang kita ketahui pengertian penyuluhan pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 yaitu suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk  meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan  kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa penyuluhan merupakan suatu proses pembelajaran bagi petani,bagaimana agar meningkatkan produktivitas yaitu umtuk meningkatkan hasil pertanian agar mencapai hasil yang optimal.

Tidak dilupakan bahwa aktivitas penyuluhan yang diberikan juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang akan menjadikan kehidupan seorang petani menjadi sejahtera serta dengan adanya penyuluhan dapat memberikan kesadaran akan fungsi lingkungan hidup seperti cara membuka lahan yang baik dan benar dengan tidak membakar, dampak dari pembakaran tersebut bagi tanah dan alam sekitar perlu diketahui oleh seorang petani, sehingga fungsi dari penyuluhan bisa menjadi sarana untuk memberikan pengetahuan tersebut agar petani menjdi faham dan mengerti. Semoga dengan adanya penyuluhan kepada petani atau pelaku usaha dapat menjadikan sektor pertanian menjadi lebih baik dan sukses.

Salah satu pelaksanaan dari penyuluhan adalah melakukan perencanaan pedesaan. Perencanaan desa merupakan upaya yang dilakukan secara sistematis untuk menetapkan arah, kebijakan, strategi dan program dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam dunia bisnis dan manajemen penyusunan rencana diantaranya menterjemahkan dalam bentuk investasi modal agar organisasi dapat berjalan dan menghasilkan keuntungan. Demikian halnya perencanaan desa sebagai bentuk investasi agar mayarakat dan pemangku kepentingan secara efektif dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Perencanaan pedesaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode PRA. PRA (Participatory Rular Appraisal) adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa, serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996).

Pendekatan PRA memang bercita-cita menjadikan masyarakat menjadi peneliti, perencana, dan pelaksana pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan.  Tekanan aspek penelitian bukan pada validitas data yang diperoleh, namun pada nilai praktis untuk pengembangan program itu sendiri.  Penerapan pendekatan dan teknik PRA dapat memberi peluang yang lebih besar dan lebih terarah untuk melibatkan masyarakat.  Selain itu melalui pendekatan PRA akan dapat dicapai kesesuaian dan ketepatgunaan program dengan kebutuhan masyarakat sehingga keberlanjutan (sustainability) program dapat terjamin.

Tujuan penerapan metode PRA adalah pengembangan program bersama masyarakat, penerapannya perlu senantiasa mengacu pada siklus pengembangan program. Gambaran umum siklus tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut :

1.      Pengenalan masalah/kebutuhan dan potensi, dengan maksud untuk menggali informasi tentang keberadaan lingkungan dan masyarakat secara umum.

2.      Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar masalah dan potensi setempat.

3.      Identifikasi alternatif pemecahan masalah atau pengembangan gagasan guna membahas berbagai kemungkinan pemecahan masalah melalui urun rembug masyarakat.

4.      Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat dan sumberdaya yang tersedia dalam kaitannya dengan swadaya.

5.      Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar implementasinya dapat secara mudah dipantau.

6.      Penyajian rencana kegiatan guna menddapatkan masukan untuk penyempurnaannya di tingkat yang lebih besar.

7.      Pelaksanaan dan pengorganisasian masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan masyarakat.

8.      Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang telah disusun.

9.      Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah yang telah terpecahkan, munculnya massalah lanjutan, dll.

1.2  Tujuan

1.2.1        Untuk mengetahui Potensi wilayah didaerah desa Bandung kecamatan Playen kabupaten Gunung Kidul

1.2.2        Untuk menemukan masalah - masalah yang terdapat di desa Gading kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul

1.2.3        Untuk dapat merencanakan program untuk perkembangan desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul Kedepannya.

 

1.3  Manfaat

1.3.1        Dapat mengetahui potensi wilayah didaerah desa Bandung kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul

1.3.2        Dapat menemukan Pemecahan/Penyelesaian masalah yang terdapat di desa Bandung kecamatan Playen kabupaten Gunung Kidul

1.3.3        Dapat merencakan program untuk perkembangan desa Bandung kecamatan Playen kabupaten Gunung Kidul kedepanya

 

      II.            PELAKSANAAN KEGIATAN

 

2.1  Waktu dan Tempat

Kegiatan Identifikasi Perencanaan Wilayah Pedesaan (PWP) ini dilaksanakan pada Selasa-Kamis 22-24 Januari 2019 oleh Mahasiswa Tingkat I Kelas Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan II di Desa Bandung Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istemewa Yogyakarta.

2.2  Kegiatan

Setelah sampai di BP3K Playen Gunung kidul kami langsung berkumpul di ruang pertemuan bersama petani-petani yang ada di Kecamatan Playen. Kami dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 7 orang. Setelah dibagi dengan kelompok masing-masing kami berbincang-bincang singkat bersama petani kemudian langsung menuju desa masing-masing.

Setelah sampai di Desa Bandung kami di pecah menjadi beberapa penugasan dalam Kelompok dan mendalami sesuai Tugasnya masing-masing kemudian setelah itu data yang sudah didapat masing-masing perorangan dikumpulkan baru dikaji secara bersama-sama. Jumlah dusun di desa Bandung ada 8 dusun.

 

                               III.            PEMBAHASAN

Masalah dan kepentingan masyarakat selalu berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.  Karenanya, pengenalan masyarakat bukan usaha yang sekali kemudian selesai, namun merupakan usaha yang berlanjut.  Bagaimanapun juga program yang mereka kembangkan dapat dipenuhi dari prinsip dasar PRA yang digerakkan dari potensi masyarakat.

Fasilitator masyarakat akan berhadapan langsung dengan masyarakat yang bersifat heterogen.  Apabila kita mengharapkan hasil optimal dalam upaya memahami kondisi masyarakat pedesaan yang akan kita fasilitasi dalam penyusunan rencana program pengembangannya, fasilitator harus mampu melibatkan diri secara benar dalam masyarakat agar informasi yang kita butuhkan dapat kita temukan secara mudah, bersifat  komprehensif dan representatif.

Teknik-teknik PRA yang kami gunakan saat menyusun profil desa bandung adalah :

A.    Sejarah Desa

B.     Kalender Musim

C.     Peta Desa

D.    Bagan Transek

E.     Sketsa Kebun

F.      Diagram Venn

G.    Kajian Mata Pencaharian Desa

H.    Jadwal Kegiatan Sehari Keluarga Petani

I.       Profil Desa

 

A.    Sejarah Desa

Teknik penelusuran alur sejarah desa adalah teknik PRA yang dipergunakan untuk mengungkap kembali sejarah masyarakat di suatu lokasi tertentu berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.  Peristiwa-peristiwa dalam sejarah desa tersebut disusun secara beruntun menurut waktu kejadiannya (secara kronologis), dimulai dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang masih dapat diingat, sampai dengan peristiwa-peristiwa saat ini.

Desa Bandung adalah desa di Kecamatan Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Di desa bandung sendiri terdapat 8 dusun yaitu : Bandung, Jamburejo, Kepil, Mendongan, Nogosari I, Nogosari II, Nogosari III, dan Sayangan. Namun yang menjadi masalah sejarah asal mula desa bandung ini adalah tidak terdapatnya bukti seperti buku atau tulisan-tulisan mengenai sejarah desa bandung, tapi melainkan hanya berita atau cerita dari orang-orang dahulu yang terus turun menurun dikisahkan ke penduduk disana.

Menurut penduduk setempat asal mulanya berawal dari pelarian majapahit yang salah satunya bernama ki pager wasesa memasuki wilayah gunung kidul. Dia adalah salah satu senopati perang dari majapahit. Dalam perjalanannya dia akhirnya memutuskan untuk bertempat tinggal ditengah hutan. Menjadi rakyat jelata adalah pilihan hidupnya dan bertani adalah kegiatan yang dilakoninya. Setelah sekian lama dia pun menghabiskan sisa hidupnya sebagai rakyat biasa sampai dia meninggal. Dan makamnya terdapat didesa bandung.

Dikisahkan bahwa dalam pelariannya dari majapahit, dia mengembara bersama adik perempuannya  yaitu nyi andan sari. Dan nyi andan sari inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal desa bandung. Konon katanya dulu saat daerah didesa bandung ini masih hutan luas, maka nyi andan sari ini membuat lahan yang luas dari hutan tersebut dengan cara dibakar sehinnga membentuk suatu lahan yang luas. Disana lah nyi andan sari bertempat tinggal hingga ia meninggal tapi keberadaan makamnya belum diketahui sampai sekarang.

Didesa bandung terdapat sumur yang menurut cerita orang-orang yang tinggal disitu sumur tersebut sangat berhubungan erat dengan asal mula desa bandung tersebut, sumur tersebut diberi nama sumur lanang wadon. Dan didesa bandung terdapat budaya yaitu semacam ucapan syukur pada saat panen dari lahan penduduk disitu melimpah. Syukuran tersebut dilakukan ritual memberi semacam sesajen disumur tersebut. Ritual tersebut juga dipercaya oleh penduduk setempat berdoa agar meminta diturunkan hujan. Dan budaya syukuran yang dilakukan didesa bandung tersebut masih dilakukan sampai sekarang disetiap tahunnya.

B.     Kalender Musim

Teknik penyusunan kalender musim adalah teknik PRA yang memfasilitasi pengkajian kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan yang terjadi berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat.  kegiatan-kegiatan dan keadaan-keadaan itu dituangkan ke dalam 'kalender' kegiatan atau keadaan-keadaan, biasanya dalam jarak waktu 1 tahun (12 bulan).


KALENDER MUSIM KEGIATAN

DESA BANDUNG, PLAYEN GUNUNG KIDUL



KEGIATAN PERTANIAN DI DESA BANDUNG (RINGKASAN)

 

Hujan

Di desa Bandung Musim Hujan (MH) terjadi sekitar bulan September hingga akhir bulan Mei. Pada MH ini terdapat dua musim tanam yaitu MH 1 dan MH 2. Pada Musim Hujan (MH) ini untuk produksi tanaman Hortikultura di Desa Bandung hanya mencapai 5% saja.

Kemarau

Saat Musim Kemarau (MK) terjadi pada bulan awal bulan Juni hingga pertengahan atau akhir bulan Agustus. Pada Musim kemarau ini terdapat satu kali musim tanam.

Pangan

Di desa Bandung membudidayakan tanaman Pangan dan juga Hortikultura,yang mana untuk tanaman pangan di produksi banyak pada Musim Hujan (MH) dan sedikit pada Musim Kemarau (MK).

Hortikultura

Sedangkan untuk Hortikulturanya sendiri banyak diproduksi saat Musim Kemarau (MK) sedangkan saat Musim Hujan (MH) produksi tanaman Hortikultura sangat sedikit (hanya 5% saja).

Tanam

Pada Desa Bandung terdapat tiga musim tanam yaitu pada MH 1, MH 2, dan MK. Yang mana penanaman terjadi pada bulan Oktober, Februari, dan juga pada bulan Juni awal.

Panen

Untuk panennya sendiri untuk MH 1 diperkirakan sekitar pada bulan Februari, panen MH 2 pada bulan Mei, sedangkan panen MK diperkirakan pada bulan September awal.

Peternakan

Desa Bandung tidak hanya memproduksi dibidang Pertanian tetapi juga pada Peternakan. Seperti ternak sapi, ayam dan juga kambing. Menurut Bapak Suratman di Desa Bandung ini Setiap KK pasti memelihara 1 ekor sapi dan beberapa ekor kambing dan ayam.

Perikanan

Selain beberapa usaha diatas di Desa Bandung ini juga terdapat usaha perikanan yang mana mereka membudidayan ikan hias dan juga ikan lele. Menurut pak Wajiman perikanan di Desa Bandung ini didominasikan oleh budidaya ikan lele.

Masalah

Pada Musim Hujan sangat sedikit yang membudidayakan tanaman Hortikultura pada musim kemarau. Begitu juga sebaliknya pada musim kemarau produksi pangan menurun.

Solusi

Pada musim tertentu suatu komoditas tanaman diproduksi kurang maksimal maka solusinya adalah perawatan yang intensif dan ekstra agar hasil budidaya dapat maksimal.

 


C.     Peta Desa

Pemetaan adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai keadaan wilayah desa tersebut beserta lingkungannya. Keadaan-keadaan tersebut digambarkan ke dalam peta atau sketsa desa. Ada peta yang menggambarkan keadaan sumberdaya umum desa, dan ada peta dengan tema tertentu yang menggambarkan hal-hal yang sesuai dengan ruang lingkup tema tersebut (misalnya peta desa yang menggambarkan jenis-jenis tanah, peta sumberdaya pertanian, peta penyebaran penduduk, peta pola pemukiman, dan sebagainya).

Peta Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul


 




Desa Bandung terletak di Kecataman Playen Kabupaten Gunung Kidul. Dengan jarak tempuh dari pusat kecamatan ke desa adalah ±1km dan juga jarak tempuh sampai pusat kota dan pemerintahan adalah ±  km.  Di sebelah utara berpatasan dengan desa gading, disebalah timur dengan desa loganding, disebelah selatan dengam desa playen, dan di barat demgan desa ngawu. Letak desa bandung ini sngat strategis karena terletak di jalan raya wonosari.

Keadaan lingkungan sekitar yang sangat mendukung untuk kegiatan pertanian ini, sehingga banyak komoditas yang dikembangkan seperti padi, kedelai, ketela pohon dan lain lain. Selain dari perkebunan desa bandung juga memiliki penghasilan dari perternakan.

D.    Bagan Transek

Hubungan antara manusia dengan lingkungan alam bagi masyarakat pedesaan sangat erat. Mata pencaharian mereka umumnya mengolah alam secara langsung, sehingga keadaan alam dan sumberdaya akan sangat menentukan keadaan mereka. Tingkat kesuburan tanah, ketersediaan air dan curah hujan sangat menentukan kegiatan pertanian masyarakat desa. Eratnya hubungan timbal balik antara kehidupan masyarakat dan lingkungan alam menyebabkan hal ini perlu dipahami dalam mengembangkan program bersama masyarakat. Untuk mengamati secara langsung keadaan lingkungan dan sumberdaya tersebut, dipergunakan teknik penelusuran lokasi (transek).

Secara harfiah, transek berarti gambar irisan muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah ekologi (pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya). Dalam pendekatan partisipatif, teknik penelusuran lokasi (transek) merupakan teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan ke dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.


                                                 BAGAN TRANSEK

DESA BANDUNG, PLAYEN, GUNUNG KIDUL


 

 

 

 

LAHAN

Pemukiman

Lahan

Hutan

Jati

Sawah

Pemukiman

Tebu

Hutan Jati

Lahan melon

Pemukiman

Peternakan sapi

Hutan Jati

Pemukiman

Pabrik tahu

Sawah

JENIS TANAMAN

Buah

Padi Jagung

Pohon Jati

Padi

Jati

Lahan Tebu

Jati

Melon

Serai

Simental dan PO

Jati dan Bambu

Tanaman Hias

Buah

Padi

STATUS TANAH

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Kas Desa

Milik

Milik Desa

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

Milik

KESUBURAN TANAH

Sedang

Subur

Sedang

Subur

Sedang

Subur

Sedang

Subur

Sedang

 

Sedang

Sedang

Sedang

Subur

MASALAH

Rimbun

Hama Uret

Tanah Keras

Penerapan Teknologi masih kurang

 

 

Tanah Keras

Mudah busuk saat hujan

Kurang dimanfaatkan

 

Tanah keras

 

 

Penerapan teknologi masih kurang

POTENSI

Panen buah

Hasil panen meningkat

Investasi

Penerapan teknologi maksimal

Tambahan Penghasilan Rumah Tangga

 

Investasi

Tambahan penghasilan petani

Ditanami apotik hidup

Pupuk

Investasi dan kerajinan

Tambahan penghasilan rumah tangga

Menciptakan olahan tahu tempe

Pemaksimalan penerapan teknologi

 

 

                 Masalah pemukiaman desa Bandung ini adalah tanaman budidaya yang rimbun dan kurang dimanfaat kan dalam masalah ini masyarakat kurang paham padahal dalam masalah tersebut terdapat potensi yang dapat diambil yaitu tanaman yang rimbun dan pemanfaatan lahan  jika di rawat, dan diolah kembali akan menghasilkan panen buah yang melimpah dan dapat menjadi pendapatan kedepannya untuk masyarakat itu sendiri.

Dalam lahan desa Bandung yang tercamtum dalam bagan transek ada lahan pekarangan , lahan tebu,dan lahan melon. Lahan  pekarangan ada masalah yang sering terjadi jika musim penghujan pasti ada hama uret yang menyerang akar tanaman yang di tanam oleh petani yang akan menimbulkan kerugian bagi petani. untuk menangani masalah tersebut dilakukan penanganan atau pembasmian hama tersebut supaya hasil panen akan meningkat dan menunjang penghasilan petani.

Lahan tebu terdapat tanaman tebu yang dibudidayakan oleh perusahaan tetapi tanah itu merupakan milik khas desa. Tanah yang ada di lahan tersebut sangat subur dikarenakan tebu yang ditanam tumbuh subur. Masalah yang dihadapi ialah lahan tersebut mengurangi lahan budidaya tanaman pangan yang ada di desa Jamburejo. Untuk potensi dapat menghasilkan uang dari lahan yang di sewakan oleh perusahaan.

Lahan melon tenaman yang dibudidayakan adalah tanaman melon yang dimiliki oleh desa dan tanah disana merupakan tanah yang subur dikarenakan tanaman yang dibudidayakan tumbuh dengan sehat . dalam lahan melon memiliki masalah yaitu buah akan mudah busuk saat musim hujan jadi untuk menanggulangi  masalah tersebut tanaman di budidayakan dengan menggunakan mulsa mphp. Untuk potensi tersebut tanaman yang sudah panen akan menghasilkan tambahan penghasilan kepada petani.

Dalam bagan transek terdapat hutan jati yang  ditanam masayarakat dengan kesuburan tanah yang subur dan untuk investasi kedepan dan adapula masalah yang dihadapi yaitu tanah akan keras dan tidak bisa di budidayakan tanaman pangan. Potensi yang ada ialah daun akan dijadikan sebagai lerak batik dan kayu dapat dijadikan kerajinan.

Lahan sawah, komoditas yang ditanaman di lahan sawah yaitu padi. Lahan yang digunakan adalah lahan milik desa. Kesuburan tanahnya subur, dikarenakan padi yang ditanam di sawah tumbuh dengan subur. Masalah yang dihadapi oleh petani yaitu, penerapan teknologi yang masih kurang, dikarenakan biaya yang sangat mahal dan petani sering memilih penerapan teknologi yang sederhana. Untuk potensi yang ada yaitu penerapan teknologi modern yang di siapkan oleh Gapoktan di desa Bandung.

E.      Sketsa Kebun

Sketsa kebun merupakan gambaran areal suatu lahan perkebunan pada suatu desa dengan melihat salah satu sampel yang diamati berdasarkan komoditas terbanyak pada desa tersebut. Desa Bandung mempunyai komoditas utama padi dan diselingi jagung yang ditanam di lahan tadah hujan dengan pola tanam tumpang sari. Menurut pengamatan yang dilakukan di kebun dukuh jamburejo dari sistem irigasi mengandalkan air hujan dan air dari saluran irigasi. Hama yang sering menyerang pada musim hujan ialah uret yang memakan akar dari tanaman padi. Terdapat  beberapa tanaman pakan ternak yang di di budidayakan di parit-parit lahan dan ada pohon jati di sekitar saluran irigasi.




Kebun diatas merupakan keadaan umum di dukuh jamburejo, dengan lahan 1.000 Meter. kebun ini merupakan kebun tadah hujan yang di tanami padi dan di tumpang sari dengan jagung. Ada beberapa potensi yang dapat dilihat yaitu:

1.      Padi yang dibudidayakan merupakan padi gogo yang menjadi komoditas utama yang di budidayakan untuk kebutuhan sehari hari.

2.      Jagung merupakan tanaman sela untuk kebutuhan pakan ternak yang di miliki oleh petani.

3.      Rumput gajah yang digunakan juga untuk pakan ternak sapi petani dan rumput itu merupakan rumput yang di budidaya di sekitar parit sekitar saluran irigasi.

4.      Pohon jati yang di budidayakan di seberang saluran irigasi yang di budiyakan petani untuk investasi kedepan.

5.      Saluran irigasi yang digunakan untuk aliran irigasi dan untuk aliran air hujan.

6.      Batas kebun yang digunakan untuk batas antar kebun petani yang dibuat secara manual.

Ada masalah yang dihadapi dalam kebun ini yaiitu dalam saluran irigasi, saluran irigasi yang kurang dalam dan rapi, sehingga jika saat musim hujan lahan kebun akan banjir dan akan berdampak ke tanaman jagung yang nantinya jika terendam air terlalu lama akar akan busuk dan akan gagal panen. Meskipun Cuma tanaman selingan tetapi akan berpengaruh terhadap kebutuhan pakan ternak petani. Seharus nya saluran di perdalam dan dirapikan supaya saluran irigasi berjalan dengan baik dan produksi dari jagung dan padi bisa maksimal.


F.      Diagram Venn


 


Di dalam setiap masyarakat, pasti terdapat berbagai lembaga baik lembaga-lembaga adat/tradisional yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri, maupun lembaga-lembaga dari luar, seperti lembaga-lembaga pemerintah atau swasta. Ada lembaga yang bersifat longgar (perkumpulan atau kelompok), ada pula lembaga-lembaga yang organisasinya jelas (pemerintahan desa).

Salah satu hal yang penting dipertimbangkan dalam usaha pengembangan masyarakat adalah pemanfaatan potensi lembaga-lembaga tersebut. Karenanya, keberadaan dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut perlu untuk diperhitungkan dalam setiap usaha pengembangan masyarakat.

Teknik pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn) merupakan teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi kajian hubungan antara masyarakat dengan lembaga-lembaga yang terdapat di lingkungannya.

Diagaram Venn Desa Bandung ini menjelaskan mengenai peran lembaga lembaga yang ada di desa Bandung terhadap masyarakat desa Bandung. Lembaga yang ada di desa bandung antara lain :

1.      PKK

2.      LINMAS

3.      Karang Taruna

4.      BPD

5.      RT

6.      RW

7.      Desa

8.      POKTAN

9.      GAPOKTAN

10.  PPL

11.  LKM

12.  Sekolah

13.  Kesehatan

14.  Ibadah

Berdasarkan diagram tersebut, lembaga yang paling berperan langsung dengan masyarakat yaitu Sekolah, Ibadah, dan Kesehatan. Sedangankan Linmas dan karang taruna kurang berperan langsung dengan masyarakat. Masalah yang ada dalam karang taruna yaitu anggotanya banyak yang pergi ke kota untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan, sehingga karang taruna kurang berperan aktif terhadap masyarakat. Poktan dan Gapoktan juga berperan langsung dengan masyarakat, namun tidak berperan penuh, karena tidak semua masyarakat desa Bandung berprofesi sebagai petani, dan petani yang ada di desa Bandung tidak semua bergabung dengan poktan, sehingga poktan itu sendiri tidak berperan penuh terhadap masyarakat. Untuk PPL tidak berperan langsung dengan masyarakat desa. Namun PPL berperan terhadap poktan dan gapoktan yang ada di desa Bandungan. Untuk RT, RW, dan Desa, yang berperan langsung dengan masyarakat desa yaitu RT, karena merupakan satuan terkecil dalam organisasi masyarakat, selanjutnya dari RT bergabung menjadi RW yaitu satuan yang lebih besar, dan kemudian dari beberapa RW itu menjadi desa. Meskipun RW dan Desa tidak berperan langsung dengan masyarakat, RT dan desa sangat penting bagi masyarakat, sehingga ketiganya saling bersinggungan.

 

G.      Kajian Mata Pencaharian Desa

Teknik kajian mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek mata pencaharian masyarakat.  jenis-jenis mata pencaharian beserta aspek-aspeknya digambarkan di dalam sebuah bagan.

Informasi yang dikaji yaitu jenis-jenis kegiatan atau keterampilan masyarakat yang dapat/telah menjadi sumber mata pencaharian, baik pertanian maupun bukan pertanian, ataupun bidang jasa. Informasi tentang berbagai aspek mata pencaharian ini bisa didapatkan langsung dari warga masyarakat, tetapi akan lebih baik bila dilakukan oleh para pelaku mata pencaharian yang bersangkutan.  Selain itu, analisis kita bisa dilengkapi dengan data sekunder dari kantor desa setempat.

Di dalam suatu wilayah menentukan mata pencaharian atau mengganti mata pencaharian terjadi berdasarkan pengaruh nilai-nilai masyarakat. Kemudian dipengaruhi oleh keinginan baru yang terbentuk dari pertambahan wawasan, pengalaman, dan usaha untuk memperbaiki keadaan. Mata pencaharian (pekerjaan) merupakan kegiatan dasar masyarakat manapun untuk kelangsungan hidupnya. Melalui kajian mata pencaharian ini kita bisa menganalisis tentang mata pencaharian yang sesuai didaerah tersebut. Berikut ini adalah tabel profesi  yang dijalani oleh masyarakat Desa Bandung Kecamatan Playen:

No

Profesi

Jumlah

1.

Petani

648

2.

Buruh tani

241

3.

Pegawai negeri sipil

221

4.

Pensiunan

106

5.

Swasta

47

6.

Tukang

47

7.

TNI

17

8.

Peternak

9

9.

Pengrajin

3

10.

Seni

4

11.

Nelayan

0

12.

Jasa

4

13.

Tidak bekerja

26

 

Keterangan :

Laki laki                      : 2061

Perempuan                  : 2094

Usia 0-15                     : 755

Usia 15-65                   : 3058

Usia 65 keatas             : 342

Penghasilan di sektor pertanian

Pertanian

Peternakan

Perikanan

Tanaman pangan

Hortikultura

Perkebunan

Padi

Bawang merah

kelapa

Ikan lele

Ikan lele

Jagung

cabai

Kacang tanah

Kacang panjang

ayam

 

Kedelai

pisang

tebu

Ubi kayu

 

kambing

Ikan hias

Ubi jalar

 

 

H.    Jadwal Kegiatan Sehari Keluarga Petani

Teknik ini memperlihatkan kegiatan sebuah keluarga, termasuk laki-laki dan perempuan, selama 24 jam. Kegiatan ini adalah untuk mengetahui pola hidup dan penggunaan waktu sehari-hari keluarga. Juga bisa digunakan untuk melakukan pemilahan kegiatan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di dalam keluarga.

JADWAL KEGIATAN SEHARI

DESA BANDUNG, PLAYEN, GUNUNG KIDUL



 

Masalah :

1.      Petani di desa Bandung , Playen, Gunung Kidul kurang bisa memanfaatkan teknologi yang ada terutama dalam media televisi, hal ini di sebabkan karena petani terutama bapak-bapak pada jam 19.00-22.00  memanfaatkan teknologi tersebut untuk menonton sinetron.

2.      Di desa Bandung , Playen, Gunung Kidul ibu-ibu mempunyai kelompok yang disebut dengan kelompok wanita tani (KWT) , Dimana KWT itu sendiri telah memproduksi berbagai olahan hasil pertanian, namun sangat disayangkan dalam pemasarannya belum optimal.

Potensi :

1.      Apabila bapak-bapak tersebut dapat memanfaatkan teknologi itu dengan bijak seperti menonton acara tentang edukasi pembangunan pertanian.  Pada saluran tv TVRI menayangkan acara edukasi pertanian “Suka Tani” dimana dalam acara tersebut ditayangkan  cara-cara budidaya sayuran dan buah-buahan dan juga penerapan teknologi peternakan dan cara petani mengabdopsi teknologi tersebut.  Maka dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang ilmu pertanian. Yang bisa diterapkan oleh petani dalam pelaksanaan bertani serta dapat mengetahui berita actual tentang perkembangan pembangunan pertanian.

2.      Apabila dalam Kelompok Wanita Tani di desa Bandung , Playen, Gunung Kidul mampu melaksanakan pemasaran dengan baik sehingga produk mereka dikenal luas hingga diluar daerah maka dapat meningkatkan pendapatan mereka dan apabila sudah meluas makanan tersebut menjadi ciri khas dari desa bandung itu sendiri.

 

I.       Profil Desa

Profil Desa Bandung

 

Nama Desa                  : Bandung

Nomor Kode Pos        : 55861

Kecamatan                  : Playen

Kabupaten                   : Gunung Kidul

Provinsi                       : Daerah Istimewa Yogyakarta

Luas Wilayah              : 405,3 Ha

 

A. Data Umum

1. Tipilogi Desa           : a. Persawahan                                   : 75,6 Ha

                                      b. Perladangan                                  : 132 Ha

                                      c. Perkebunan                                    : -

                                      d. Peternakan                                    : 8 Orang

                                      e. Nelayan                                         : -

                                      f. Pertambangan                                : -

                                      g. Kerajinan dan industri kecil          : 9 Orang

                                      h. Jasa dan perdagangan                   : 5 Orang

           

B. Batas Wilayah

a. Utara                       : Desa Gading

b. Selatan                    : Desa Playen

c. Barat                        : Desa Ngawu, Gading

d. Timur                      : Desa Logandeng

 

C. Orbitrasi (Jari dari Pusat Pemerintahan)

a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan             : 2,7 Km

b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota                       : 5,7 Km

c. Jarak dari Kota/Ibukota Kabupaten                        : 5,6 Km

d. Jarak dari Ibukota Provinsi                                     : 35,5 Km

 

D. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) : Sido Muncul

A. Kelompok Tani (POKTAN)

Dusun

Kelompok Tani

Ketua

Jamburejo

Mekar

Rusmadi

Nogosari I

Karang Manis

Wito Harjono

Nogosari II

Ngudi Makmur

Widodo S.Tp

Nogosari III

Sari Mukti

Masio

Mendongan

Ngudi Lestari

Juartoyo

Sayangan

Masudi Tirto

Tukimin

Kepil

Berkah Sari

Suminten

Bandung

Ngudi Rejeki

P. Tukiman

 

B. Kelompok Wanita Tani (KWT)

Dusun

Kelompok Wanita Tani

Ketua

Mendongan

Ngudi Lestari I

Ismini

Mendongan

Ngudi Lestari II

Rubiati

Kepil

Berkah Sari

Suminten

Sayangan

Marsudi Tirto

Karyanti Susilowati

 

Masalah dan Potensi

Masalah

Potensi

Tanaman budidaya di sekitar pemukiman rimbun dan kurang dimanfaatkan.

Tanaman yang rimbun dengan pemanfaatan lahan  jika di rawat, dan diolah kembali akan menghasilkan panen buah yang melimpah serta dapat menjadi pendapatan kedepannya untuk masyarakat itu sendiri.

Lahan pekarangan jika musim penghujan pasti ada hama uret yang menyerang akar tanaman yang di tanam oleh petani sehingga akan menimbulkan kerugian bagi petani.

Dilakukan penanganan atau pembasmian hama supaya hasil panen akan meningkat dan menunjang penghasilan petani.

Lahan tebu mengurangi lahan budidaya tanaman pangan yang ada di desa Jamburejo.

Dapat menghasilkan uang dari lahan yang di sewakan oleh perusahaan.

Buah melon akan mudah busuk ssaat musim hujan.

Buah melon dibudidayakan dengan menggunakan mulsa mphp. Untuk potensinya tanaman yang sudah panen akan menghasilkan tambahan penghasilan kepada petani.

 

Lahan hutan jati tanahnya keras dan tidak bisa dibudidayakan tanaman pangan.

Daun pohon jati akan dijadikan sebagai lerak batik dan kayu pohon jati dapat dijadikan menjadi kerajinan.

 

Penerapan teknologi yang masih kurang, dikarenakan biaya yang sangat mahal dan petani sering memilih penerapan teknologi  yang sederhana.

Penerapan teknologi modern yang di siapkan oleh gapoktan di desa Bandung.

 

 


 

              IV.            PENUTUP

 

4.1  Kesimpulan

 

4.1.1        Desa Bandung yang terteletak di kecamatan Playen kabupaten Gunung Kidul ini mempunyai potensi yang sangat bagus. Dengan luas lahan 405,3 Ha yang terdiri dari 8 dusun, selain dimodali oleh kondisi dan kedaan tanah yang subur juga dengan lahan yang strategis untuk kegiatan budidaya tanaman pertanian berkelanjutan, sehingga tidak dipungkiri jika para petani mau menerapkan sistem-sistem yang diajarkan oleh para penyuluh, dan berdasarkan potensi yang ada desa Bandung akan mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga bisa mensejahterkatkan masyarakatnya melalui pemanfaatan potensi wilayah didesa Bandung tersebut.

4.1.2        Meskipun banyak permasalahan yang ditemukan didesa Bandung ini seperti kurangnya minat para pemuda dibidang pertanian, teknologi yang masih belum digunakan secara optimal, serta masih belum memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong. Namun permasalahan itu dapat diselesaikan dengan cara menanamkan rasa cinta terhadap dunia pertanian sejak dini sehingga dapat menjadi hobi, lebih aktif melakukan kegiatan penyuluhan kepada kelompok tani serta sedikit demi sedikit mengubah mainseat para petani dan pemuda desa agar melakukan perubahan sehingga tidak ada lagi ketergantungan antara petani dengan para fasilitator dan para petani akan menjadi petani yang mandiri.

 

 

4.2  Saran

 

4.2.1        Untuk kedepannya para Pemuda yang ada di desa Bandung dapat lebih berpartisipasi lagi kedunia pertanian sehingga tercapailah pertanian yang maju di desa Bandung.

4.2.2        Petani desa Bandung memang sudah modern dan untuk pengolahan lahan sudah maksimal tetapi dalam sistem pengairan dan saluran irigasi kurang maksimal dikarenakan jika saat musim hujan terjadi banjir dan itu akan menyebabkan gagal panen pada tanaman padi dan jagung. Maka dari itu harus mengoptimalkan saluran irigasi dan membuat satu sumur untuk beberapa lahan yang kurang irigasi.

4.2.3        Memang di desa Bandung budidaya jati sangat berpotensi atau mempunyai hasil yang maksimal tetapi dalam jangka waktu yang lama alangkah baiknya para petani mengoptimalkan berbudidaya tanaman pangan dan tanaman hortikultura karena dapat menambah penghasilan petani maupun masyarakat dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan dapat menambah kebutuhan sendiri ataupun keluarga.


 

Lampiran Kegiatan







 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya kedelai

contoh proposal usaha budidaya jagung

contoh proposal usaha budidaya padi hibrida