contoh proposal usaha budidaya jagung
PROPOSAL
USAHA
BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 18
DI KEBUN CELEBAN STPP YOGYAKARTA
MATA KULIAH : PERENCANAAN
USAHA AGRIBISNIS
1. Afin Dwi
Widandari (05.1.4.16.0669)
2. Desi Iza
Aswiyati (05.1.4.16.0678)
3. Diana
Putri F. (05.1.4.16.0680)
4. Firman
Dien Achmad (05.1.4.16.0685)
5. Khoiriyah
Hajar (05.1.4.16.0688)
6. Maria
Sakebty (05.1.4.16.0690)
7. Siti
Nurhidayati (05.1.4.16.0701)
8. Sofyan
Nur Rohman (05.1.4.16.0702)
9. Syahrani
(05.1.4.16.0703)
Kelompok
/ Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2,
Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017
HALAMAN JUDUL
PROPOSAL
USAHA
BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 18
DI KEBUN CELEBAN STPP YOGYAKARTA
MATA KULIAH : PERENCANAAN
USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1.
Afin Dwi Widandari (05.1.4.16.0669)
2.
Desi Iza Aswiyati (05.1.4.16.0678)
3.
Diana Putri F. (05.1.4.16.0680)
4.
Firman Dien Achmad (05.1.4.16.0685)
5.
Khoiriyah Hajar (05.1.4.16.0688)
6.
Maria Sakebty (05.1.4.16.0690)
7.
Siti Nurhidayati (05.1.4.16.0701)
8.
Sofyan Nur Rohman (05.1.4.16.0702)
9.
Syahrani (05.1.4.16.0703)
Kelompok
/ Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2,
Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah Swt.
yang telah melimpahkan rahmat bagi kami. Sehingga Proposal “Usaha Budidaya Jagung
Hibrida Varietas Bisi 18 Di Kebun Celeban Stpp Yogyakarta” ini bisa selesai
tepat pada waktunya. Proposal ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Usaha Agribisnis.
Selesainya
Proposal ini tidak lepas dari bimbingan dari bapak ibu dosen sekalian. Untuk
itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tim Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Usaha
Agribisnis.
2. Orang Tua yang mendukung serta keluarga besar atas dorongan dan do'a selama
penulisan proposal ini.
3. Dan
yang terakhir terimakasih kepada teman-teman semester 2B.
Kami
menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untuk menyempurnakan
proposal ini.
Selamat
membaca dan semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 21 April 2017
Penyusun
DAFTAR TABEL
NO
|
JUDUL
|
HALAMAN
|
1
|
Analisis Usaha Tani
Jagung Manis dalam Tinjauan Pustaka
|
10
|
2
|
Alat
Usaha budidaya jagung hibrida
|
12
|
3
|
Bahan
Usaha budidaya jagung hibrida
|
13
|
4
|
Jarak
Tanam Dan Populasi Jagung Per Hektar
|
16
|
5
|
Dosis
Dan Waktu Pemberian Pupuk
|
19
|
6
|
Analisa
Usaha Tani
|
23
|
USAHA BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS
BISI 18
Jagung
(Zea mays. L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh
masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat
belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan
baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih fungsikan
sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum
memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu
daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul
dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara
bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman
jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka
perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan
kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui
atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi,
fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat
meningkatkan produksi jagung di Indonesia.
Jagung memiliki banyak kegunaan selain sebagai makanan
tetapi dapat dijadikan sebagai tepung ,jagung rebus,jagung bakar dan lain
sebagainya sehingga dapat meningkatkan permintaan untuk tanaman jagung. Semakin
banyak permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah permintaan sehingga
peroduksi tanaman atau barang akan semakin menurun karena stok barang semakin
menipis serta menigkatkan harga barang.
Manfaat dari jagung juga membuat banyak orang yang
membudidayakannya ,jagung mengandung karbohidrat yang di butuhkan masyarakat. Hampir
semua bagian tanaman ini dapat di manfaatkan untuk keperluan langsung maupun
tidak langsung sejalan dengan perkembangan industri.
1. Mendapatkan
keuntungan dari kegiatan usaha budidaya jagung hibrida
2. Mengetahui
cara usaha budidaya jagung hibrida
3. Mengetahui
peluang dalam usaha usaha budidaya jagung hibrida
1. Sejarah
Singkat
Tanaman
jagung merupakan salah satu j enis tanaman
pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika
yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke
Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk
Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
2. Klasifikasi
Tanaman Jagung
·
Kingdom : Plantae
·
Devisi : Magnoliophyta
·
Kelas : Liliopsida
·
Sub kelas : Commilinidae
·
Ordo : Poales
·
Family : Paceae
·
Genus : Zea
·
Spesies : Zea mays L
3. Morfologi
Tanaman Jagung
·
Daun
Daun jagung tergolong
kedalam daun yang sempurna, Daun pada jagung berwarna hijau muda saat masih
mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat dewasa dan kuning saat sudah tua,
tulang daun dengan ibu tulang daun berada sejajar dan daun pada jagung ada yang
halus tanpa bulu dan ada pula yang kasar dnegan bulu.
·
Batang
Batang
tanaman jagung tegak lurus dan kokoh, batang tanaman jagung terdiri dari
ruas-ruas dan disetiap pelepah dibungkus dengan daun yang selalu muncul
disetiap buku nya, namun batang jagung tidak banyak mengandung lignin, namun
batang nya tetap tegak lurus dan kokoh.
·
Akar
Akar pada
tanaman jagung memiliki akar serabut dengan mencaapai kedalaman sekitar 8 m,
meski demikian rata-rata akar pada tanaman jagung hanya berada pada kisaran 2
m, selain serabut, akar adventif juga akan muncul ketika tanaman jagung berumur
dewasa yang berfungsi memabntu mengkokohkan tegaknya batang jagung.
·
Bunga
Bunga jantan
dan betina pada tanaman jagung terpisah, maka dari itu penyerbukan pada tanaman
jagung memerlukan bantuan angin, serangga dan bahkan bisa juga manusia. Setiap
bunga jantan dan betina pada tanaman jagung harus diserbukkan dengan bantuan
alam (Secara alami) atau dengan bantuan manusia, bunga jantan terdapat pada
bagian ujung tongkol dari tanaman jagung.
·
Buah
Buah jagung
berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu dalam keadaan
pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1 tongkol jagung,
walau sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung jenis hibrida namun
umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat buah jagung dewasa akan
berubah bentuk menjadi kekuningan.
4. Manfaat
Jagung
Tanaman
jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Di Indonesia, jagung
merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan
urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah
gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan
pokok. Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman
jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
-
Batang dan daun muda: pakan ternak
-
Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
-
Batang dan daun kering: kayu bakar
-
Batang jagung: lanjaran (turus)
-
Batang jagung: pulp (bahan kertas)
-
Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel,
bakwan, sambel goreng
-
Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti
jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan
ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri
textil.
5. Syarat
Iklim
Jagung
ditanam didaereh tropis, seperti Indonesia.Tanaman ini dapat berproduksi dengan
baik didataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) yang berketinggian
1.800 m dpl, suhu udara hangat antara 21 – 320C dengan suhu optimum 23 – 270C dan membutuhkan air yang cukup.
6. Syarat
Tanah
tanah yang baik untuk tanaman jagung
pada tanah lempung berdebu, lempung berpasir, atau lempung dengan pH 5,5 – 7,0.
Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah grumosol, jagung masih dapat
tumbuh dengan baik asalkan tata air (drainase) dan tata udara (aerase)
diperhatikan.
7. Teknik budidaya tanaman
jagung manis
-
Pemilihan lokasi.
Lokasi yang digunakan untuk usaha budidaya jagung
manis dipilih pada areal yang terbuka, tidak tergenang air tetapi persediaan
airnya cukup agar dapat diairi apabila diperlukan. Lokasi yang akan digunakan
harus sesuai dengan keadaan yang diinginkan tanaman, misalnya iklim atau tanah
yang cocok.
-
Benih.
Untuk mendapatkan produksi yang tinggi, benih yang
digunakan harus bermutu tinggi. Perlakuan benih digunakan untuk mencegah
beberapa jenis penyakit yang terdapat dalam jenis jagung.
-
Pengolahan tanah.
Pengolahan tanah
dilakukan dengan menggunakan traktor (untuk lahan yang luas), bajak, atau
cangkul. Mengolah tanah meliputi pekerjaan memecah, membalik, dan meratakan
tanah sehingga tanah menjadi gembur dan terhindar dari kepadatan tanah yang
dapat menggangu infiltrasi. Selanjutnya dibuat alur-alur untuk pengairan yang
lebarnya ±30 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak tiap–tiap alur 100–120 cm.
-
Penanaman.
Menurut
Rukmana (2006), tata cara penanaman benih jagung manis manis secara monokultur, sebagai berikut:
· Buat
lubang tanam sedalam 2 cm–5 cm dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm atau 100 cm x
25 cm.
· Tanam
(masukkan) benih jagung manis manis sebanyak 2 butir/ lubang tanam untuk jarak
tanam 100 x 40 cm atau 1 butir/lubang tanam bila jarak tanamnya 100 cm x 25 cm.
· Tutup
lubang tanam tipis dengan pupuk kandang tanpa dipadatkan.
-
Pemeliharaan.
1)
Penyulaman dan
penjarangan.
Penyulaman dilakukan untuk mengganti benih yang rusak
atau tidak tumbuh. Kegiatan ini dilakukan sekitar 7–10 hari setelah tanam.
Penjarangan dilakukan apabila di dalam lubang tanam
terdapat lebih dari satu benih dan semuanya tumbuh sehingga perlu dijarangakan
dengan cara menyisakan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Penjarangan dapat
dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3 minggu.
2) Penyiangan dam pembumbunan.
Penyiangan dimaksutkan untuk memberantas rumput-rumput
yang tidak diinginkan dari pertanaman jagung manis. Sedangkan pembumbunan
bertujuan untuk menutup bagian disekitar perakaran agar batang tanaman menjadi
kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus menggemburkan tanah disekitar
tanaman.
3) Pemupukan
·
Pemupukan
dasar.
Waktu :
Bersamaan dengan pengolahan tanah.
Jenis pupuk : Urea, TSP/SP 36 dan KCl.
Dosis pupuk : Urea = 100 kg/Ha (1/3 bagian)
TSP/SP 36 = 100 kg/Ha
KCl = 50 kg/Ha
Cara pemupukan :
Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh 7 cm dari tanaman.
· Pemupukan
Susulan I.
Waktu : 3
minggu–4 minggu setelah penanaman.
Jenis pupuk :
Urea.
Dosis pupuk : 100 kg/Ha.
Cara pemupukan : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh
15 cm dari tanaman.
· Pemupukan susulan II:
Waktu : 8
minggu setelah penanaman.
Jenis pupuk :
Urea.
Dosis pupuk : 100 kg/Ha.
Cara pemupukan : Ditugal di samping kiri dan kanan sedalam 10 cm sejauh
15 cm dari tanaman.
4)
Pengairan.
Tanaman jagung manis membutuhkan air
pada saat/masa pertumbuhan, terutama pada musim kemarau. Pengairan berikutnya
dilakukan dua minggu sekali atau pada saat dibutuhkan sampai tongkol jagung
manis berisi penuh.
Apabila kelembaban pada tanah sudah
cukup, maka tidak perlu dilakukan pengairan. Sumber pengairan dapat diperoleh
dari air hujan, air irigasi, maupun lainnya. Cara pemberian air dapat
menggunakan gayung, gembor, maupun selang.
5)
Pengendalian
hama dan penyakit.
Berikut ini beberapa hama dan penyakit
yang sering menyerang tanaman jagung manis:
a) Ulat
grayak (Spodoptera litura).
Gejala: Ulat ini
memakan daun sampai habis sehingga akan tersisa tulang daunnya.
Pengendalian:
· Tanam
serentak dengan selisih waktu tanam kurang
dari 10 hari sehingga masa vegetatifnya bersamaan.
· Memantau
lahan secara rutin dan mengumpulkan telur serta ulat muda yang biasanya
mengelompok lalu musnahkan.
· Menggunakan musuh alami Trichogamma sp., Telemanus so., atau Sarellius sp.
·
Semprotkan
insektisida Bayer 500 EC atau Atabrom 50 EC.
b) Kutu
Aphis (Aphis glycine).
Gejala: Tanaman
layu dan pertumbuhan terhambat karena cairan tanaman terhisap.
Pengendalian:
· Melakukan tanam serentak.
· Hindarkan
area tanam kedelai dari tanaman inang.
· Memanfaatkan predator dan
parasite sebagai musuh alami.
c)
Lalat bibit (Antherigona
exigua Stein).
Gejala:
Daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan. Di sekitar bekas gigitan
mengalami pembusukan, akibatnya tanaman layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Pengendalian:
· Lakukan
sanitasi lingkungan.
· Semprotkan insektisida saat
serangan telah mencapai ambang kendali.
Contoh insektisida: Larvin 75 WP, Marshal 25 ST dan Miral 26.
· Gunakan
mulsa jerami sejak perkecambahan.
d) Penyakit
bulai (Downi
mildew).
Gejala:
Gejala awal tulang daun berwarna putih kekuningan. Pada serangan lanjut,
garis-garis akan melebar memenuhi seluruh daun.
Pengendalian:
· Menggunakan
benih yang tahan terhadap penyakit
bulai.
· Melakukan
penanaman serentak.
· Mencampur benih dengan fungisida Ridomil 35 SD
sebanyak 5 gram/kg benih sebelum penanaman.
e)
Penyakit hawar
daun.
Gejala:
Dimulai dengan munculnya bercak–bercak bulat sampai lonjong pada daun tua.
Bercak yang tampak basah ini berwarna kuning dan dikelilingi warna cokelat.
Kemudian bercak tersebut berubah warna menjadi cokelat kekuningan. Akibatnya,
seluruh daun menjadi cokelat dan mengering. Selain daun, penyakit ini dapat
menyerang tongkol.
Pengendalian:
·
Menjaga kondisi
lahan tidak lembab dengan sanitasi areal tanam.
·
Melakukan
penyemprotan dengan pestisida Daconil 75 WP atau Difolatan 4F sesai dosis
anjuran.
·
Melakukan
penanaman serentak.
f) Penyakit
karat daun.
Gejala:
Gejala awal ditandai dengan adanya titik–titik noda cokelat sampai merah oranye
seperti karat pada daun. Pada titik noda tersebut terdapat serbuk kuning kecokelatan.
Selanjutnya titik–titik noda tersebut akan berubah menjadi bermacam bentuk.
Pengendalian:
·
Menggunakan
varietas yang tahan terhadap serangan penyakit karat daun.
·
Melakukan
sanitasi areal tanaman dan jaga agar tidak lembab.
· Melakukan penyemprotan fungisida Ridomil 35 SD,
Daconil 75 WP atau Difolatan 4 F dengan dosis sesuai dengan anjuran.
-
Panen.
Umumnya jagung manis siap dipanen pada umur 60–70 hari
setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80
hari.
Saat panen yang tepat adalah bila rambut jagung manis
telah berwarna cokelat dan tongkolnya telah berisi penuh. Pemanenan jagung
manis sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari karean suhu udara masih rendah.
Suhu udara yang tinggi dapat mengurangi kandungan gula pada bijinya.
-
Pengolahan
hasil panen.
1)
Pengemasan.
Pengemasan (packing) merupakan salah satu cara untuk
melindungi atau mengawetkan produk pangan.
2)
Penyimpanan.
Tempat penyimpanan harus teduh, kering, dan bebas hama
maupun penyakit. Kondisi penyimpanan dingin untuk jagung manis yang ditanam di
daerah tropik sebaiknya pada suhu 0,5 –1,7 oC, Rh 90–95% dan lama
penyimpanan satu minggu.
Tabel 1. Analisis
Usaha Tani Jagung Manis dalam Tinjauan Pustaka
|
||||
No
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga satuan (Rp)
|
Jumlah/biaya
penyusutan (Rp)
|
A
|
BIAYA TETAP
|
|||
1
|
Sprayer
|
1
|
Rp. 1.400.000
|
Rp. 350.000
|
TOTAL BIAYA TETAP
|
Rp. 350.000
|
|||
B
|
BIAYA
LANCAR
|
|||
1
|
Benih
|
3 kg
|
Rp. 90.000/250 gr
|
Rp. 1.080.000
|
2
|
Pupuk
|
|||
Pupuk kandang
|
3 truk
|
Rp. 120.000
|
Rp. 360.000
|
|
Urea
|
4,5 kw
|
Rp. 5.500/kg
|
Rp. 2.475.000
|
|
SP 36
|
3,5 kw
|
Rp. 120.000/50 kg
|
Rp. 840.000
|
|
KCl
|
2,5 kw
|
Rp. 13.000/kg
|
Rp. 3.250.000
|
|
3
|
Petisida
|
|||
Ridomil
|
15 gr
|
Rp. 31.000/100 gr
|
Rp. 2.500
|
|
Furadan
|
20 kg
|
Rp. 35.000/2 kg
|
Rp. 45.000
|
|
Basudin
|
1,5 l
|
Rp. 20.000/l
|
Rp. 30.000
|
|
Azordin
|
1,5 l
|
Rp.100.000/500 ml
|
Rp. 20.500
|
|
4
|
Tenaga kerja
|
|||
Pengolahan tanah
|
15 HOK
|
Rp. 75.000
|
Rp. 1.125.000
|
|
Pembuatan garitan,
pemupukan, penanaman
|
15 HOK
|
Rp. 75.000
|
Rp. 1.125.000
|
|
Penyianagan dan
pembumbunan
|
15 HOK
|
Rp. 75.000
|
Rp. 1.125.000
|
|
Penyemprotan
|
5 HOK
|
Rp. 75.000
|
Rp. 375.000
|
|
Panen
|
20 HOK
|
Rp. 75.000
|
Rp. 1.500.000
|
|
Biaya tak terduga
|
Rp. 1.000.000
|
|||
TOTAL BIAYA LANCAR
|
Rp. 13.353.000
|
|||
TOTAL BIAYA (Biaya Tetap+Biaya Lancar)
|
Rp. 13.703.000
|
1. Total biaya produksi.
= Biaya Tetap + Biaya
Lancar
= Rp. 350.000 + Rp.
13.353.000
= Rp. 13.703.000
2. Total penerimaan.
= 6.000 kg X Rp. 4000/kg
= Rp 24.000.000
3. Total pendapatan.
= Total penerimaan – Total biaya produksi
= Rp. 24.000.000 – Rp. 13.703.000
= Rp. 10.297.000
a. Tempat
dan Waktu
1. Tempat
Rencana pelaksanaan
usaha budidaya tanaman jagung hibrida akan dilaksanakan di kebun Celeban,
Kampus STPP Yogyakarta, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Usaha budidaya jagung
hibrida ini akan dilaksanakan di lahan seluas 684 m2, dengan
karateristik lahan bekas tanaman sayur dan buah, jenis tanah regusol, dan
ketinggian tempat 112 mdpl. Untuk lebih lengkapnya karakteristik lahan ada di
lampiran no 1.
2.
Waktu
Waktu penanaman jagung
hibrida akan dilaksanakan pada Musim Tanam II yaitu pada bulan Maret sampai
bulan Mei.
b. Alat
dan Bahan
1. Alat
Tabel
2. Alat Usaha budidaya jagung hibrida
No.
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
Ket.
|
1.
|
Hand
traktor
|
Untuk
mengolah lahan
|
Sewa
|
2.
|
Cangkul
|
Untuk
pembalikkan tanah dan pembuatan bedengan, penyiangan dan pendangiran
|
Beli
|
3.
|
Kored
|
Alat
untuk menyiang rumput dan mendangir
|
Beli
|
4.
|
Ember
|
Alat
untuk menaruh pupuk saat pemupukan dasar dan susulan (kocor)
|
Beli
|
5.
|
Meteran
|
Sebagai
alat pengukur dalam pembuata bedengan dan jarak tanam
|
Beli
|
6.
|
Gembor
|
Alat
penyiraman
|
Beli
|
7.
|
Sprayer
|
Alat
untuk mengendalikan hama penyakit
|
Beli
|
8.
|
Solet
|
Alat
untuk mendangir
|
Beli
|
2. Bahan
Tabel
3. Bahan Usaha budidaya jagung hibrida
No.
|
Jenis
bahan
|
Jumlah
|
1.
|
benih jagung bisi 18
|
1 pack
|
2.
|
Pupuk Phonska
|
36 kg
|
3.
|
Pupuk Urea
|
8 kg
|
4.
|
Pupuk Za
|
24 kg
|
5.
|
SP 36
|
4 kg
|
6.
|
Pupuk KCl
|
4 kg
|
7.
|
pupuk Organik
|
342 kg
|
8.
|
Ridomil
|
1 bungkus
|
9.
|
Furadan
|
2 bungkus
|
10.
|
Diazinol (Basudin)
|
1 bungkus
|
c. Tata
Cara Pelaksanaan
1. Benih
Jagung Hibrida
Ø Persyaratan
Benih
Bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun
fisiologinya. Benih
berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, murni, tidak mengandung
kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang terjamin adalah benih bersertifikat.
Jagung hibrida berpotensi produksi tinggi, namun
mempunyai kelemahan yaitu harga benih lebih mahal, dapat digunakan maksimal 2
kali turunan.
Ø Penyiapan
Benih
-
Benih jagung komposit dapat diperoleh dari penanaman
sendiri, dari jagung yang tumbuh sehat.
-
Dari tanaman terpilih, diambil jagung yang tongkolnya besar,
barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang
oleh hama penyakit.
-
Tongkol dipetik setelah lewat fase matang fisiologi dengan
ciri: biji mengeras dan sebagian besar daun menguning.
-
Tongkol dikupas dan dikeringkan, bila benih akan disimpan
dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan di tempat
kering.
-
Dari tongkol kering, diambil biji bagian tengah. Biji di
bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih.
-
Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Benih yang dibutuhkan
adalah sebanyak 20-30 kg/ha.
Ø Perlakuan
Benih
Sebelum
benih ditanam, sebaiknya dicampur dengan fungisida, terutama apabila diduga
akan ada serangan jamur. Bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat
agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan
insektisida butiran dan sistemik.
2. Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara
dibajak, dicangkul, atau ditraktor. Pengolahan tanah bertujuan untuk memberikan
kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar, melalui pengolahan tanah. Adapun
langkah-langkahnya adalah:
-
Tanah diolah dalam
kondisi lembab, tetapi tidak terlalu basah
-
Tanah yang sudah gembur
hanya diolah secara minimum, yaitu hanya pada calon tempat barisan tanaman.
Pada daerah ini tanah dicangkul sedalam 15cm lalu diratakan.
-
Tanah yang keras perlu
di bajak
-
Setelah tanah di bajak,
setiap 3cm di buat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran
25-30cm dengan ke dalaman 20cm.
3. Teknik Penanaman
Ø Penentuan Pola
Tanaman
-
Tumpang sari (Intercropping);
Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda).
-
Tumpang gilir (Multiple Cropping),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor
lain untuk mendapat keuntungan maksimum.
-
Tanaman bersisipan (Relay Cropping):
dengan cara menyisipkan satu/beberapa jenis tanaman selain jagung. Misalnya waktu
jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
-
Tanaman Campuran (Mixed Cropping):
penanaman terdiri atas beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam
maupun larikannya. Pada pola ini lahan efisien, tetapi riskan terhadap hama
dan penyakit.
Ø Pembuatan
Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 3-5 cm, tiap
lubang diisi 1 butir benih. Jarak tanam disesuaikan dengan umur panen. Jagung
berumur ≥100 hari jarak tanam 40 x 100 cm (2 tanaman /lubang). jagung.berumur
80-100 hari, jarak tanamnya 25 x 58 cm (2 tanaman/lubang). Sedangkan jagung. berumur < 80 hari,
jarak tanam 20 x 50 cm (1 tanaman/lubang). Pada proposal ini saya menggunakan
jarak tanam 25 x 75 cm.
Tabel 4.
Jarak tanam dan Populasi Jagung Per Hektar
Varietas
|
Jarak
tanam
(cm
x cm)
|
Populasi
(Tanaman/Ha)
|
Umur
dalam
(>100
hari)
|
100
x (40-50)
|
40.000
– 50.000
|
Umur
tengah
(90-100
hari)
|
75
x (40-50)
|
53.000
- 66.000
|
Umur
genjah
(80-90
hari)
|
50
x (20-25)
|
80.0
– 100.000
|
Ø Cara Penanaman
Saat
tanam tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering,
perlu diairi, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Jumlah benih
per lubang tergantung keinginan, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka
benih yang dimasukkan 3 biji/lubang, bila dikehendaki 1 tanaman/lubang, maka
benih yang dimasukkan 2 biji/lubang.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penanaman adalah split tanam antara jantan dan betina, perbandingan populasi
jantan :betina, jarak tanam, penugalan dan jumlah benih perlubang.
-
Pemisahan waktu tanam
dimana benih jantan ditanam lebih dahulu dan diberi tanda patok berbendera,
baru 6 hari kemudian benih betina ditanam.
-
Perbandingan populasi
jantan dengan betina adalah 1 : 4.
-
Lahan ditugal dengan
kedalaman 5 cm, kemudian benih dimasukkan satu benih perlubang dan ditutup lagi
dengan abu atau sekam.
-
Jarak tanam yang digunakan
disesuaikan dengan kondisi lahan, sifat varietas dan musim.Pada kondisi lahan
subur sebaiknya digunakan jarak tanam agak lebar dibanding lahan kurang
subur.Pada tanah subur pertumbuhan tanaman lebih besar dibanding tanah kurang subur
sehingga membutuhkan ruang tumbuh yang lebih lebar.Selain faktor kesuburan
tanah, ada varietas yang secara genetis memiliki kanopi lebar sehingga jarak
tanam yang digunakan lebih lebar dibanding varietas yang secara genetis
memiliki kanopi sempit.Selain faktor kesuburan lahan dan sifat genetis tanaman,
musim juga turut menentukan penggunaan jarak tanam.Pada musim hujan jarak tanam
yang digunakan lebih lebar dibanding musim kemarau.Pada musim kemarau jarak
tanam yang digunakan lebih rapat dibanding pada musim hujan.Hal ini disebabkan
pada musim kemarau penguapan air tinggi dibanding musim hujan sehingga untuk
mengurangi penguapan air digunakan jarak tanam rapat. Jarak tanam yang umum
digunakan adalah : 70-75cm x 20cm, 1 tanaman/ lubang atau 70–75cm x 40cm, 2
tanaman/lubang dengan populasi= 66.000-71.000 tanaman/ha. Atau menggunakan cara
tanam legowo 90–40cm x 20cm, 1 tanaman/lubang atau 100–40cm x 40cm, 2
tanaman/lubang dengan populasi = 71.000 - 77.000 tan/ha. Penanaman dilakukan
dengan tugal dan tali jarak tanam yang telah diberi tanda sesuai ukuran yang
akan digunakan. Berikut diperlihatkan beberapa jarak tanam yang biasa digunakan
di lapangan. Penggunaan cara tanam legowo sangat efektif dilakukan untuk
menujang peningkatan indeks pertanaman (IP) jagung pada lahan sawah tadah
hujan. Cara tanam legowo selain memberikan border bagi tanaman juga mempermudah
penanaman selanjutnya sebelum tanaman sebelumnya panen.Border bagi tanaman
berarti memperbanyak tanaman pinggir sehingga memberikan penyinaran yang merata
bagi tanaman tanpa ada ternaungi.
Gambar Jarak Tanam
4. Pemeliharaan
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3
tanaman dan hanya dikehendaki 2 atau 1, tanaman yang tumbuh paling tidak baik,
dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah.
Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai
akar tanaman lain. Benih yang tidak tumbuh/mati perlu disulam, kegiatan ini
dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang
sama.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu
sekali.Penyiangan pada tanaman muda menggunakan tangan, cangkul kecil,
garpu.Penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran yang belum
kuat mencengkeram tanah.
c. Pembumbunan
Pembumbunan bersamaan dengan
penyiangan dan pemupukan pada umur 6 minggu.Tanah di kanan dan kiri barisan
jagung diurug dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman, membentuk
guludan memanjang.Pembubunan juga dilakukan bersamaan penyiangan kedua.
d. Pemupukan
Pemupukan perlu memperhatikan jenis,
dosis, waktu dan cara pemberian pupuk. Pada umumnya varietas unggul lebih
banyak memerlukan pupuk dibandingkan dengan varietas lokal.Pemupukan pada
tanaman jagung disajikan pada tabel 5.
Tabel 5 Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk pada
Tanaman Jagung
No
|
Jenis
|
Dosis
(kg/ha)
|
Waktu
pemberian
|
||||
Dasar
|
21
HST
|
35
HST
|
|||||
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
(kg/ha)
|
|||||
1
|
Non
Hibrida
|
||||||
-
Urea
|
200
|
83,33
|
166,67
|
-
|
|||
-
TSP/SP-36
|
75-100
|
75-100
|
-
|
-
|
|||
-
KCL
|
50
|
50
|
-
|
-
|
|||
2
|
Hibrida
|
-
|
-
|
||||
-
Urea
|
200
|
100
|
100
|
100
|
|||
-
TSP/SP-36
|
100
|
100
|
-
|
-
|
|||
-
KCL
|
100
|
50
|
-
|
-
|
|||
Pertanaman
jagung perlu dipupuk dengan pupuk organik 15.000-20.000kg/ha disebar merata
saat pengolahan tanah atau disebar dalam larikan dengan dosis 300 kg/ha.Pupuk
buatan diberikan secara tugal/larikan sedalam ± 10 cm pada kedua sisi
tanaman dengan jarak 7 cm. Pada jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di
dalam larikan yang dibuat di kiri kanan barisan tanaman.
e. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan
penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab.Pengairan diperlukan
pada saat pembentukan malai dan tongkol.Pemberian air pada pertanaman jagung
cukup sampai tingkat kapasitas lapang atau tidak sampai tergenang.Pertanaman
jagung yang terlalu kering dapat diairi melalui saluran pemasukan air.Air yang
diberikan cukup hanya menggenangi selokan yang ada, dibiarkan satu malam dan
pada pagi harinya sisa air dibuang. Pengairan dilakukan pada
susulan pertama, susulan kedua, premordia, inisiasi dan pengisian. Pengairan
sebaiknya dihentikan pada saat 10 hari menjelang panen agar tongkol cepat
kering.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Ø Pengendalian Hama
Serangan hama merupakan salah satu
faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan produksi jagung. Hama
yang menyerang di pertanaman antara lain :
-
Lalat bibit (Atherigona sp.) dan ulat tanah (Agrotis
sp.), merusak tanaman muda, terutama pada musim hujan dapat mengakibatkan
tanaman mati. Pengendalian dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, tanam
serempak. Pengendalian dengan insektisida yang mengandung khlorpirifos dan
karbofuran.
-
Penggerek batang (Ostrinia Furnacalis), merusak daun,
batang, bunga jantan dan juga tongkol saat tanaman umur 1 bulan.
Pengendalian dengan menggunakan Furadan 3 G diberikan melalui pucuk sebelum
berbunga (40 hari) dan diikuti Decis 25 EC.
-
Penggerek tongkol (Helicoverpa sp.), menyerang bagian
reproduksi tanaman termasuk kuncup bunga dan buah, biasanya pada ujung tongkol
dan merusak sebagian biji jagung dalam tongkol. Pengendalian dilakukan setelah
terbentuk jambul jagung dengan Decis 25 EC setiap 1-2 hari sekali sehingga
biayanya mahal.
Pemanfaatan musuh alami dengan cara menghindari
tindakan-tindakan yang dapat merugikan perkembangan musuh alami.
Pengendalian fisik dan mekanik antara lain dilakukan dengan
mengambil kelompok telur dan membunuh larva hama atau imagonya atau mengambil
tanaman yang sakit.
Ø Pengendalian penyakit
Suatu penyakit merupakan hasil
interaksi 3(tiga) komponen utama yaitu: pathogen, inang dan lingkungan (PIL).
Usaha-usaha pengendalian untuk mengatasi masalah penyakit pada dasarnya adalah
cara-cara memanfaatkan PIL tersebut untuk memperkecil akibat yang
ditimbulkannya sehingga mencapai suatu titik di bawah ambang ekonomi dengan
kerugian yang dapat diabaikan.
-
Bulai (Downy mildew), penyakit yang paling berbahaya
dapat menurunkan hasil sampai 100 %. Penyebaran penyakit melalui angin yang
membawa konidia dari sumber inokulum ke tanaman di sekitarnya. Pengendalian
tidak menggunakan benih dari tanaman sakit, tanam serempak, penggunaan varietas
tahan dan eradikasi. Seedtreatment pada benih sebelum ditanam
dengan Ridomil/Saromil dengan dosis 100 gr/kg benih dapat menekan serangan
bulai.
-
Hawar daun (Helminthosporium turcicum), timbul
bercak-bercak pada daun bawah tua kemudian menuju daun-daun muda, pada infeksi
berat tanaman mati. Kerugian dapat mencapai 70 %. Pengendalian gunakan
fungisida sistemik, terutama sejak bunga jantan muncul dengan interval 7-10
hari.
-
Virus Mosaik, saat ini ada 3 (tiga) macam, yaitu : Virus
Mosaik Tebu, Virus Mosaik Ketimun, dan Virus Mosaik Kerdil Jagung (VMKJ). Tanaman
jagung rentan VMKJ sampai umur 5 minggu dan semakin tua akan lebih tahan. Dapat
menular melalui biji dan tepung sari. Belum ada varietas jagung yang tahan
terhadap VMKJ. Pengendalian dilakukan dengan penyiangan, sanitasi, dengan
insektisida efektif seperti Monokrofos, Tamaron atau Thiodan.
Untuk pengendalian hama dan penyakit
pada tanaman jagung jugga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
-
Kultur teknis
a.
Pembakaran tanaman
b.
Pengolahan tanah yang intensif.
-
Pengendalian fisik / mekanis
a.
Mengumpulkan larva atau pupa dan
bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya.
b.
Penggunaan perangkap feromonoid
seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang
di tengah tanaman sejak tanaman berumur 2 minggu.
-
Pengendalian Hayati
Pemanfaatan
musuh alami seperti : patogen SI-NPV
(Spodoptera litura- Nuclear Polyhedrosis Virus), Cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria
bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp,. Predator Sycanus sp,. Andrallus spinideus, Selonepnis
geminada, parasitoidApanteles sp., Telenomus spodopterae,
Microplistis similis, dan Peribeae sp.
-
Pengendalian Kimiawi
Beberapa insektisida yang dianggap
cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos.
Tabel 6.
Analisa usaha tani
No
|
Uraian
|
Volume
|
Harga satuan (Rp)
|
Jumlah/biaya penyusutan (Rp)
|
A
|
BIAYA TETAP
|
|||
1
|
Sewa Lahan
|
684
|
2.000
|
342000
|
2
|
Cangkul
|
3
|
50.000
|
7.500
|
3
|
Hand spreyer
|
1
|
325.000
|
13.542
|
4
|
sewa traktor
|
1
|
70.000
|
17.500
|
5
|
Sabit
|
3
|
25.000
|
4.688
|
6
|
Ember
|
3
|
10.000
|
3.750
|
7
|
Gayung
|
3
|
5.000
|
1.875
|
8
|
Keranjang panen
|
3
|
35.000
|
13.125
|
9
|
Gembor
|
2
|
50.000
|
8.333
|
10
|
Karung
|
15
|
5000
|
9.375
|
TOTAL
BIAYA TETAP
|
413.875
|
|||
B
|
BIAYA VARIABEL
|
|||
1
|
benih jagung bisi 18
|
1
|
100000
|
100.000
|
2
|
Pupuk
|
|||
3
|
Pupuk Phonska
|
36
|
4.900
|
176.400
|
4
|
Pupuk Urea
|
8
|
5500
|
44.000
|
5
|
Pupuk Za
|
24
|
2200
|
52.800
|
6
|
SP 36
|
4
|
5000
|
20.000
|
7
|
Pupuk KCl
|
4
|
13000
|
52.000
|
8
|
pupuk Organik
|
342
|
1000
|
342.000
|
9
|
Obat–obatan
|
|||
10
|
Ridomil
|
1
|
31.000/100 gr
|
31.000
|
11
|
Furadan
|
2
|
35.000/2 kg
|
35.000
|
12
|
Diazinol (Basudin)
|
1
|
20.000/pack
|
20.000
|
TOTAL BIAYA VARIABEL
|
731.200
|
|||
C
|
Biaya Tenaga kerja
|
|||
1
|
Pengolahan tanah (mencangkul dan menggaru)
|
3
|
50.000
|
150.000
|
2
|
Pembuatan bedengan
|
3
|
50.000
|
150.000
|
3
|
Penanaman
|
2
|
50.000
|
100.000
|
4
|
Pemeliharaan
|
2
|
50.000
|
100.000
|
5
|
Pemupukan
|
2
|
50.000
|
100.000
|
6
|
Pengairan
|
2
|
50.000
|
100.000
|
7
|
Panen
|
3
|
50.000
|
150.000
|
8
|
Pasca panen
|
2
|
50.000
|
100.000
|
TOTAL
BIAYA TENAGA KERJA
|
950.000
|
|||
TOTAL
BIAYA KESELURUHAN
|
2.095.075
|
1. Taksasi
hasil dan Prediksi Pendapatan
Jagung
hibrida varietas BISI 18 mampu menghasilkan 225 gram jagung pipil pertongkol
setiap tanaman menghasilkan 1 tongkol jagung. Populasi tanaman jagung hibrida
dengan luasan 684 m2 sebanyak 2208 tanaman.
Taksasi
hasil: 500 kg
Harga
jagung pipil: Rp 5.000/ kg
Prediksi
pendapatan:
Pendapatan = Taksasi Hasil x Harga jagung pipil
=
500 kg x Rp 5.000/ kg
=
Rp. 2.500.000
2. Total
Biaya Produksi
Total
biaya produksi untuk usaha budidaya jagung hibrida adalah dihitung dari
penjumlahan biaya tetap, biaya variabel dan biaya tenaga kerja.
Total biaya produksi = Biaya tetap+ Biaya variabel + Biaya
tenaga kerja
= Rp. 413875 + Rp. 731.200+ Rp. 950.000
= Rp. 2.095.075
3. Keuntungan
Keuntungan
untuk usaha budidaya jagung hibrida dapat dihitung dengan menghitung selisih
antara pendapatan yang diterima dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Keuntungan
= Pendapatan – Total Biaya Produksi
= Rp 2.500.000- Rp. 2.095.075
= Rp. 404.925
Berdasarkan hasil analisis tersebut
dapat diketahui bahwa
usaha pembudidayaan jagung hibrida pada pola tanam II mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 404.925. Keuntungan ini diperoleh karena jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan lebih kecil dari total penerimaan.
Berdasarkan hasil uji kelayakan usaha, usaha budidaya
jagung manis hibrida ini layak untuk diusahakan. Berikut pertimbangannya:
1. Usaha memperoleh keuntungan penghasilan.
2.
Output Input Ratio (O/
I ratio) yang diperoleh sebesar 1,193. O/I ratio lebih dari 1 menunjukan bahwa usaha layak
untuk diusahakan.
3.
Analisa Return on Invesment (ROI)
sebesar 19,3 %. ROI ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan. Dengan ROI sebesar 19,3 % maka usaha
ini layak.
Usaha budidaya budidaya jagung hibrida pada musim tanam II di Kebun Celeban STPP Yogyakarta ini cukup mudah untuk dilakukan seperti yang telah
dijelaskan dalam proposal.
Berdasarkan analisis finansial yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya jagung hibrida pada musim tanam II di Kebun Celeban STPP Yogyakarta layak untuk diusahakan, meski mendapatkan keuntungan
yang tidak terlalu banyak.
Dalam usaha budidaya jagung hibrida pada musim tanam II di Kebun Celeban STPP Yogyakarta ini mendapatkan keuntungan yang tidak terlalu banyak.
Maka dari itu, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dapat dilakukan
dengan cara menekan biaya produksi dalam usaha budidaya. Jika tidak petani
dapat mempertahankan hasil keuntungan dari usaha budidaya yang dilakukan agar
tetap mendapat keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam JAgung. Yogyakarta:
Kanisius
Warisno. 2001. Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta:
Kanisius
LAMPIRAN
Lampiran 1.
IDENTIFIKASI
FAKTOR TANAH DAN FAKTOR FISIOLOGIS
1. Lokasi
Lahan
kebun
Celeban STPP Magelang Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta.
2. Luas
Lahan
Luas
lahan yang digunakan adalah 1.185,41 m2 dengan panjang lahan 36,70 m
serta lebar ;32,30 m.
3. Luas
Lahan Efektif
Luas
lahan efektif yang digunakan untuk usaha budidaya adalah 882,96 m2
dengan panjang lahan efektif 31,20 m dan lebar 28,3 m.
4. Jenis
Lahan
Jenis
lahan yang ada adalah sawah irigasi yang ditandai dengan adanya pematang di
sekitar lahan serta adanya saluran irigasi untuk pengairan lahan.
5. Jenis
Tanah
Jenis
tanah yang ada pada kebun Celeban adalah tanah Regosol karena ditandai dengan
warna tanahnya abu-abu, memiliki butiran tanah kasar.
6. Tekstur
Tanah
Tekstur
tanah yang ada adalah pasir
berdebu lempung dengan komposisi fraksi pasir lebih banyak dari pada fraksi
debu dan lempung.
7. Struktur
Tanah
Struktur
tanahnya padat karena tidak pecah setelah dikepal.
8. pH
Tanah
Hasil
pengukuran yang dilakukan adalah
·
5,5
·
5
·
5,4
Hasil
rata-rata yang diperoleh adalah 5,3 sehingga tanah dalam keadaan asam.
9. Kandungan
BO
Warna
tanahnya hitam serta tidak pecah setelah di kepal sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanah di kebun Celeban mengandung BO yang tinggi.
10. Kandungan
NPK
Uji
laboratorium tanah
Data
analisis tanah
Nomor SP. :
406020
Nama
Pemohon : Yasmin Danusaputro
Asal
Contoh : Lab. LAPANG
Tanggal
pengiriman : 18 April 2006
11. Tinggi
Tempat
Tinggi
kebun Celeban adalah 112 mdpl.
12. Elevasi
Lahan
Datar
13. Lahan
Bekas Tanam
Lahan
sebelumnya digunakan untuk usaha
budidaya kangkung, cabai, dan sayur.
14. Aerasi
Tanah
Banyak
mengandung air karena setelah tanah dikepal tetap menggumpal dan tidak pecah.
kak bisa bikin blog yang bener gak, soalnya ni kebanyakan tulisan yang sulit di megngerti dan margin tulisan tidak sesuai dengan criteria dalam blok
BalasHapusitu contohnya dikutip dari makalah, jadi gitu bentuknya. marginnya sesuai kriteria makalah.
Hapus