contoh proposal usaha budidaya padi hibrida



PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA PADI HIBRIDA
MATA KULIAH : PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1.    Afin Dwi Widandari          (05.1.4.16.0669)
2.    Desi Iza Aswiyati               (05.1.4.16.0678)
3.    Diana Putri F.                     (05.1.4.16.0680)
4.    Firman Dien Achmad         (05.1.4.16.0685)
5.    Khoiriyah Hajar                  (05.1.4.16.0688)
6.    Maria Sakebty                    (05.1.4.16.0690)
7.    Siti Nurhidayati                  (05.1.4.16.0701)
8.    Sofyan Nur Rohman          (05.1.4.16.0702)
9.    Syahrani                             (05.1.4.16.0703)
Kelompok / Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2, Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017

HALAMAN JUDUL


PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA PADI HIBRIDA
MATA KULIAH : PENGELOLAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1.      Afin Dwi Widandari             (05.1.4.16.0669)
2.      Desi Iza Aswiyati                 (05.1.4.16.0678)
3.      Diana Putri F.                        (05.1.4.16.0680)
4.      Firman Dien Achmad           (05.1.4.16.0685)
5.      Khoiriyah Hajar                    (05.1.4.16.0688)
6.      Maria Sakebty                       (05.1.4.16.0690)
7.      Siti Nurhidayati                    (05.1.4.16.0701)
8.      Sofyan Nur Rohman             (05.1.4.16.0702)
9.      Syahrani                                (05.1.4.16.0703)
Kelompok / Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2, Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017

KATA PENGANTAR



Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat bagi kami. Sehingga Proposal “Usaha Budidaya Padi Hibrida” ini bisa selesai tepat pada waktunya. Proposal ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Usaha Agribisnis.
Selesainya Proposal ini tidak lepas dari bimbingan dari bapak ibu dosen sekalian. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.       Tim Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Usaha Agribisnis.
2.       Orang Tua yang mendukung serta keluarga besar atas dorongan dan do'a selama penulisan proposal ini.
3.       Dan yang terakhir terimakasih kepada teman-teman semester 2B.

Kami menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untuk menyempurnakan proposal ini.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.


Yogyakarta,21 April 2017



Penyusun        






DAFTAR TABEL


No
Judul
Halaman
1.
16
2.
19
3.
25







Usaha budidaya padi varietas Hibrida Pada Musim Tanam 11 Di Kebun STPP Celeban Yogyakarta

Padi merupakan komoditas penting karena sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi yaitu manajemen budidaya padi hibrida yang tepat. Padi hibrida merupakan hasil persilangan dari dua induk yang memiliki sifat unggul dibandingkan dengan tetuanya. Terutama pada potensi hasil, akan tetapi sifat unggul ini akan hilang pada generasi berikutnya. Hasil keturunan (F2) memiliki sifat yang tidak sama dengan induknya, oleh sebab itu, benih yang dihasilkan padi hibrida tidak dapat digunakan sebagai benih untuk lebih dari satu musim tanam.
Jarak tanam berhubungan dengan ruang tumbuh yang ditempati, yaitu dalam penyediaan unsur hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, apabila terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi. Pengaturan jarak tanam bertujuan untuk menekan kompetisi antara tanaman. Berdasarkan permasalahan yang muncul dalam budidaya padi hibrida maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Potensi Hasil Padi Hibrida F2 dengan Variasi Jarak Tanam.
1.      Untuk memenuhi kebutuhaan konsumsi pangan
2.      Mengetahui cara budidaya tanaman padi konsumsi dengan varietas Hibrida.
3.      Meningkatkan usaha di bidang ekonomi pertanian.
4.      Memperoleh keuntungan dari tersebut.

1.      Klasifikasi Tanaman Padi
Berdasarkan literature Grist (1960), padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam
Divisio       : Spermatophyta
Sub division    : Angiospermae
Kelas          : Monocotyledoneae
Ordo          : Poales
Famili         : Graminae
Genus         : Oryza Linn
Species       : Oryzastiva L.
2.      Morfologi Tanaman Padi
a.       Akar
       Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
o   Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun. 
o   Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh. 
o   Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut. 
o   Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.
b.      Batang
       Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.


c.       Daun
       Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah : 
o   Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan. 
o   Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi. 
o   Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
d.      Bunga
Menurut Departemen Pertanian(1983)Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah: 
o   kepala sari 
o   tangkai sari, 
o   palea (belahan yang besar), 
o   lemma (belahan yang kecil), 
o   kepala putik, 
o   tangkai bunga.

e.       Buah
     Menurut Departemen Pertanian tahun 1983.Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.
     Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya pada hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-32oC. Di dalam dua daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka.
Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumbercadangan makanan bagi tanaman yang baru tumbuh.
3.      Syarat Tumbuh
Menurut AAK (1992), syarat tumbuh tanaman padi sebagai berikut:
a.         Iklim
       Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa panas dn banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik di daerah beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin, musim, danmusimtanam.
1.    Curah Hujan
     Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rataa 200mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500-2000 mm.
2.    Temperatur (suhu)
     Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman.  Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23oC ke atas.
3.    Tinggi Tempat
     Menurut Junghun, hubungan antara tinggi tempat dengan tanaman padi adalah sebagai berikut:
·      Daerah antara 0-650 mdpl dengan suhu antara 26,5oC-22,5oC.
·      Daerah antara 650-1500 mdpl dengan suhu antara 22,5oC – 18,7oC
4.    Sinar Matahari
     Tanaman padi memerlukan sinar matahari, sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi yang hanya dapat hidup di daerah berhawa panas.
5.    Angin
     Angin memberi dampak positif terutama pada proses penyerbukan dan pembuahan.
6.    Musim
     Penanaman pada musim kemarau mendapatkan hasil yang lebih tinggi daripada penanaman pada musim hujan, dengan catatan apabila pengairan baik. Karena pada musim kemarau, peristiwa penyerbukan dan pembuahan tidak terganggu oleh hujan, sehingga persentase terjadinya buah lebih besar dan produksinya lebih baik
7.        Musim Tanam
Penulis : Nurman Ihsan, SP(THL TBPP DEPTAN di BANTEN)
     Di dalam dunia pertanian, ada kalender tersendiri mengenai siklus 1 tahunan. Dalam bahasa pertaniannya disebut Musim Tanam (MT). MT ini biasa sampai 3 kali sehingga 1 MT biasanya adalah 4 bulan. Makanya sering disebut MT1 (musim hujan), MT2 (Musim Gadu) dan MT3 (musim kering). MT ini akan sangat berkaitan dengan Pola Tanam. Secara umum biasanya MT1 di awali pada Bulan November. Boleh dibilang MT1 identik dengan musim penghujan. Biasanya akan berakhir dengan panen di pertengahan atau akhir Februari.  Untuk MT2 di mulai awal atau pertengahan Maret – akhir Juni. Dan untuk MT3 diawali Bulan Juli – Akhir Oktober(1)


b.         Tanah
Tanah berperan sebagai tempat tegaknya tanaman dan tempat penyediaan udara, sehingga akar bisa bernapas. Berikut sifat fisik dari tanah mencakup tekstur tanah dan struktur tanah.
1.      Tekstur tanah
Tanah sawah mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar, kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air.
Pada tanah sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur, dengan kandungan ketiga fraksi (pasir, debu, lempung) dalam perbandingan tertentu.
2.      Struktur tanah
Menurut penelitian, di Pulau Jawa padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm, terutama tanah muda dengan pH antara 4-7. Sedangkan lapisan olah tanah sawah, menurut IRRI ialah dengan kedalaman 18 cm. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10-30 cm dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur. Kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25%.
c.          OPT
Organisme pengganggu tanaman padi yang biasa menyerang yaitu  
1. Penggerek batang paditerdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyzainnotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilosupressalis) dan merah jambu (Sesamiainferens). Menyerang batang dan pelepah daun.
2. Hama tikus (Rattusargentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
3. Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
4.Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporiumoryzae.
5. Penyakit Fusarium. Penyebab: jamur Fusariummoniliforme.
6.Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettiximpicticeps.(2)
d.         Fisiografis
Berdasarkan hasil analisis, diketahui produktivitas tertinggi umumnya berada pada jenis tanah Aluvial, fisiografi berupa dataran, kemiringan lereng kurang dari 15%, elevasi kurang dari 500 m, curah hujan rendah (< 3000 mm), luas area garapan kurang dari 2000 m2 dan aksesbilitas dari mudah sampai sedang. Hasil analisis metode Hayashi I menunjukkan bahwa aksesibilitas, fisiografi, dan luas area garapan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap produktivitas padi sawah.

Kegiatan agribisnis meliputi tiga sistem, yaitu : Sistem pra produksi, Sistem produksi, dan Sistem pemasaran. Dalam sistem pra produksi ketersediaan benih/bibit merupakan prioritas yang perlu diperhatikan, karena keberhasilan agribisnis akan tergantung pada penyediaan sarana produksi di antaranya benih yang bermutu dan berkwalitas.Benih bermutu adalah benih yang baik dan bermutu tinggi yang menjamin penanaman bagus dan hasil panen tinggi. Saat ini benih bermutu dicerminkan oleh keseragaman biji, daya tumbuh, dan tingkat kemurnian yang tinggi.Untuk menghasilkan benih padi bermutu (bersertifikat) harus memperhatikan dua prinsip penting, yaitu prinsip genetis dan agronomis. Prinsip genetis adalah pengendalian mutu benih internal yang dilaksanakan produsen benih agar tidak terjadi kemunduran genetiknya. Sedangkan prinsip agronomis adalah tindakan budidaya secara benar agar dapat menghasilkan benih bermutu tinggi, baik kualitas maupun kuantitas (mutu fisik dan mutu fisiologis benih).
Teknologi Produksi Benih :
1.      Pemilihan Lokasi
Padi merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri dan kemungkinan untuk terjadinya penyerbukan silang sangat kecil (<0,4%). Namun demikian, isolasi benih perlu dilakukan dari penanaman padi lain yaitu minimal 3 meter, atau berbunga tidak bersamaan dengan selisih waktu sekitar 30 hari dari padi konsumsi. Disamping itu lokasi pembenihan harus memiliki kriteria sebagai berikut :
1.    Pada lahan bekas tanaman padi, varietas yang ditanam adalah sama dengan varietas yang ditanam sebelumnya
2.      Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas tanaman.
3.      Lahan relatif subur dengan pH 5,4 – 6, dan memiliki lapisan olah sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering.
4.      Lahan persemaian terhindar dari cahaya lampu pada saat malam hari.
2.      Pemilihan varietas dan asal benih
    Varietas yang diperbanyak disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, kesesuaian lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama penyakit. Benih sumber yang digunakan berasal dari kelas yang lebih tinggi. Untuk menghasilkan benih dasar (FS) digunakan benih penjenis (BS), untuk menghasilkan benih pokok (SS) digunakan benih dasar, sedangkan untuk menghasilkan benih sebar (ES) digunakan benih pokok. Produksi benih dapat dilakukan pada musim hujan maupun pada musim kemarau asalkan air cukup tersedia.
3.      Persemaian
Proses penyemaian :
1.    Tempat persemaian dibuat seluas 5% dari luas lahan produksi benih, sebelum diolah lahan persemaian diairi terlebih dahulu dan keesok harinya lahan diolah dan dibuat bedengan dengan ketinggian 15-20 cm, jarak antar bedengan selebar 30 cm.
2.    Sebelum disebar, benih dengan kadar air 11-12 % dimasukan kedalam karung kemudian direndam dalam kolam atau air yang mengalir selama 24 jam untuk mematahkan dormansi.
3.    Selanjutnya benih diperam ditempat teduh selama 24 jam untuk memacu pecambahan.
4.    Benih disebar secara merata dilahan penyemaian pada keadaan air macak-macak.
5.    Pemupukan dilakukan pada 5 hari setelah sebar dengan dosis: pupuk Urea 200gr, SP36 100gr, dan KCL 60gr untuk setiap 10 m2.
6.    Untuk melindungi dari serangan dari hama penyakit, persemaian disemprot dengan insektisida atau fungisida sesuai anjuran.
7.    Lahan persemaian diusahakan agar selalu macak-macak sampai bibit berumur 14-18 hari.
4.      Penyiapan lahan tanam
Penanaman padi untuk produksi benih dilakukan dilahan sawah. Agar tanaman padi dapat tumbuh optimal lahan diolah sebaik mungkin untuk mendapatkan struktur tanah dengan kedalaman lumpur 15-30 cm, dengan cara sebagai berikut:
a.    Penggenangan I selama 3-4 hari di ikuti pembajakan I.
b.    Penggenangan II selama 2-3 hari di ikuti pembajakan ke II.
c.    Penggenangan III selama 2-3 hari di ikuti penggaruan ke I
d.   Penggenangan  ke IV diikuti penggaruan ke II sambil meratakan permukaan tanah.

5.      Pengaturan tanam dan jarak tanam
Sesuai dengan anjuran BPSB jarak tanam dibuat mengikuti jarak tanam jajar legowo 2:1,    4:1, 5:1 dengan tujuan untuk mempermudah seleksi tanaman yang tumbuh menyimpang.Bibit umur <21 hari dengan kondisi sehat, ditanam 1-3 batang per lubang tanam.Untuk perbanyakan benih dasar (FS) dari benih penjenis (BS) bibit ditanam satu batang perlubang tanam. Sedangkan untuk perbanyakan benih pokok (SS) dari benih dasar (FS) dan benih sebar (ES) dari benih pokok (SS) di tanam 2-3 batang per lubang tanam. Untuk mempermudah penanaman dapat menggunakan mesin tanam (Rice Transplanter) ataupun dengan tanam manual.
6.      Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi pemupukan, penyulaman,penyiangan,pengairan, serta pengendalian hama dan penyakit.
7.      Roguing (seleksi)
Rouging adalah membuang tipe simpang, campuran varietas lain, dan membuang tanaman lain. Tanaman yang terinfeksi oleh stemborer atau penyakit tanaman lainnya seperti tungro juga harus dibuang. Selama produksi dilapangan tanaman diseleksi minimal tiga kali.
8.      Panen
Setelah pemeriksaan tanaman terakhir dan dinyatakan memenuhi syarat (lulus) oleh BPSB, tanaman siap untuk dipanen. Saat yang tepat untuk panen adalah bila sebagian besar (90%) malai telah kuning, gabah telah kuning (kadar air sekitar 17-23%), buku-buku gabah sebelah atas berwarna kuning serta batang mulai kering. Dalam pemanenan sebaiknya dua baris tanaman yang paling pinggir dipanen terpisah dan tidak digunakan sebagai calon benih.Gunakan peralatan panen (threser) baik yang combine harverter maupun mesin biasa. Dengan menggunakan combine harvester waktu panen lebih cepat hasil lebih maksimal sehingga dapat menekan biaya produksi. Hasil panen langsung dijemur dengan pengeringan (lantai jemur, mesin pengering) yang bersih agar tidak menjadi sumber kontaminasi. Bila memakai karung sebaiknya menggunakan karung yang masih baru. Setiap karung diberi label : Jenis varietas, berat dan tanggal panen.
9.      Pascapanen
Hasil panen dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar airnya 12%. Kemudian padi dimasukan ke blower untuk memisahkan padi yang berisi dan padi yang kosong. Selanjutnya  diambil sample uji lab untuk memastikanbenih tersebut layak untuk diberi label ungu. Yang terakhir calon benih kemudian dimasukkan ke karung dan diberi label (nama varietas, tanggal panen, dan lokasi produksi).(4)(http://www.klikteknik.com/blog/teknologi-penangkaran-benih-padi.html).

(Budi Santoso STP.MMA. UPT Balai Benih Pertanian Barongan, Bantul)
a.       Kebutuhan bangunan dan peralatan
No
Uraian
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
1
Gudang
200 m2
1.000.000
      200.000.000
2
LantaiJamur
200 m2
300.000   
        60.000.000
3
Truk
1 unit
50.000.000
        50.000.000
4
Mesin Blower
1 unit
20.000.000
        20.000.000
5
Timbangan
1 unit
1.500.000                                    
   1.500.000
6
MesinJahit
1 unit
1.500.000                                                                                        
1.5     1.500.000
7
   Moisture meter
1 unit
1.500.000
          1.500.000
8
AlatPres
1 unit
350.000
             350.000
9
   Pallet
100 buah
100.000
        10.000.000
10
Angkong
1 buah
350.000
             350.000
11
Deklit
200 m2
8.000
         1.600.000
Jumlah


346.800.000

b.      Kebutuhan bahan baku, tenaga dan pengemasan
Tabel contoh analisis bahan baku, tenaga dan pengemasan
No
Uraian
Satuan
Harga
Jumlah
1
Gabahcalonbenih
142.000 kg
3.700
525.400.000
2
Liri
3.550 lembar
2.000
7.100.000
3
Transport
142.000 kg
75
10.650.000
4
TenagaJemur
142.000 kg
75                
10.650.000
5
Tenaga Blower
100.000 kg
75
7.500.000
6
UjiLaborat
100.000 kg
10
1.000.000
7
Label
100.000 kg
15
1.500.000
8
Tenaga Peking
100.000 kg
25
2.500.000
9
Plastik
20.000 lembar
1.000
20.000.000
10
Lain – lain
100.000 kg
100              
10.000.000
Jumlah


596.300.000

c.       Biaya perawatan dan penyusutan alat
1.      Biaya Perawatan Bangunan
·         Gudang                4% x Rp 200.000.000 = Rp 8.000.000/th
·         Lantai jemur         4% x Rp 60.000.000   = Rp 2.400.000/th
= Rp 10.400.000/th
2.      Biaya penyusutan alat
·         Penyusutan                       = harga awal – nilai akhir
umur
·         Truk                                  = 4.500.000/th
·         Mesin blower                    = 1.800.000/th
·         Timbangan                        =    270.000/th
·         Mesin jahit                        =    270.000/th
·         Moisture meter                 =    270.000/th
·         Alat pres                           =    105.000/th
·         Pallet                                = 1.800.000/th
·         Angklong                         =    157.500/th
·         Deklit                               = 1.600.000/th
  10.772.500/th           
Jadi, perawatan biaya bangunan dan biaya penyusutan alat Rp 10.400.000+10.772.500 = Rp 21.172.500
10.  Biaya total produksi
Biaya total produksi = (biaya bahan baku+tenaga+pengemasan)+
                                (biaya perawatan bangunan+biaya penyusutn alat)
                                = Rp 596.300.000+21.172.500
                               = Rp 617.472.500
11.  Keuntungan usaha
Harga jual                       = Rp 7000/kg
Produksi                          = 100.000 kg
Keuntungan                    = (harga jual x produksi) – biaya total
                                         = (7000 x 100.000) – 617.472.500
                                         = 700.000.000 – 617.472.500
                                         = 82.527.500
BEP Produksi                  = biaya total produksi
                                         Harga jual
                             = Rp 617.472.500
                                                                       Rp 7.000
                                         = 88.210  kg

BEP Harga                       = biaya total produksi
                                                Total produksi
                                         = Rp 617.472.500
                                                 100.000 kg
                                         = Rp 6.175,-
Keuntungan                     = Rp 82.527.500
Modal/investasi                            = (modal banagunan+perawatan)+(modal  produksi)
                                         = Rp 346.800.000 + 617.472.500
                                         = Rp 964.272.500
Dengan keuntungan Rp 82.527.500/th dan modal yang dikeluarkan sebesar Rp 964.272.500.
Maka modal akan kembali pada = 964.272.500
                                                             82.527.500
                                                         = 11,68 atau pada tahun ke 11
-          Tempat :
Kebun Celeban STPP Magelang Jurluhtan Yogyakarta jenis lahannya sawah irigasi, jenis tanahnya regosol yang bertekstur pasir berdebu lempung struktur tanahnya padat. Ketinggian tempatnya 109-112 mdpl, lahan yang diolah adalah lahan bekas tanaman padi. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1.
-          Waktu :
Musim Tanam II. Kami melakukan penanaman pada musim tanam II. Yang dimulai pada bulan Maret hingga bulan Agustus.

No
Alat dan Bahan
Jumlah
Kegunaan
1
Benih padi
Varietas hibrida 
3kg
 Untuk diperbanyak dengan ditanam disawah
2
Pupuk Organik
1228 kg
Saat pengolahan tanah sawah dan pengolahan tanah semai.
3
Pupuk an organik
82 kg
Untuk pemeliharaan tanaman pemupukan susulan.
4
Cangkul
2 buah
Untuk merapikan pematang sawah, merapikan sawah, dan membuat bedengan persemaian
5
Sabit
2 buah
Untuk membersihkan lahan yang akan ditanami.
5
Paranet
15 m
Untuk melindungi persemaian 
6
Dapog
15 buah
Untuk tempat persemaian padi.
7
Gembor
1 buah
Untuk menyiram tanaman padi.
8
Combin havester
1 buah
Untuk memanen padi
9
Traktor
1 buah
Untuk pengolahan lahan.
10
Transplenter
1 buah
Untuk menanam tanaman padi.
9
Ember
2 buah
Untuk tempat penampungan pupuk sebelum di tebar
10
Tali tambang
50 m
Untuk sebagai batasan dalam pelurusan untuk lahan sebagai alur
11
Sprayer
1 buah
Untuk digunakan dalam proses penyemprotan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit.
12
Karung padi
20 buah
Untuk tempat benih padi setelah pemanenan
13
Pestisisida
2 botol
Untuk pengendalian hama
14
Ajir
10 buah
Untuk pembuatan batas lahan

1.       Persemaian
Dalam pembuatan persemaian digunakan  pada lahan ubi jalar dengan luas 30 m2. Sebelum disebar, benih dengan kadar air 11-12% dimasukan kedalam karung kemudian direndam dalam kolam atau air yang mengalir selama 12 jam untuk mematahkan dormansi, lalu diperam selama 48 jam. Kemudian menyiapkan dapok yang akan digunakan untuk proses persemaian. Saat penyiapan tanah dicampurkan antara tanah dengan pupuk organik denga perbandingan 1:1 sebanyak 15 kg. Tabur benih secara merata pada lahan persemaian dengan kepadatan penaburan benih 167 gram/m2. Setelah penyebaran, benih di timbun dengan pupuk organik lagi sebanyak 15 kg.. Tutup bagian atas bedeng persemaian dengan menggunakan paranet ukuran 15 m untuk tanaman padi hibrida sampai umur 5-7 hari. Setelah itu lepas paranet dan pasang di sekeliling bedeng persemaian.
2.       Persiapan lahan
Setelah melakukan persemaian selanjutnya proses kegiatan yang dilakukan persiapan lahan. Persiapan ini dimulai dari membersihkan lahan bekas tanaman padi untuk lahan didepan saung  dengan menggunakan sabit.Selanjutnya perbaiki pematang sawahnya.Terakhir adalah pembajakan, pembajakan dilakukan 3 kali. Yang pertama adalah bajak singkal setelah dibajak lalu diamkan selama 2 minnggu.Kedua yaitu rotari, saat pengolahan lahan ini ditambahkan pupuk organik sebanyak  kg, setelah itu diamkan selama 2-3 hari.Ketiga lahan digaru. Pengolahan lahan menggunakan traktor, sehingga membutuhkan 2 HOK untuk  tanaman padi hibrida..
3.       Penanaman
·         Buat arah penanaman dengan menggunakan blak tanam agar jarak antar tanaman tepat
·         Bibit dipindahkan ke lapangan saat berumur±2 minggu hst (hari setelah sebar)
·         Penanaman dilakukan dengan 2-3 bibit/lubang tanam.
·         Kedalaman tanam 3 cm
·         Penanaman dengan menggunskan transplanter.
·         Penanaman dilakukan selama 1 hari yang membutuhkan 3 tenaga kerja.
·         Waktu tanam baik dilakukan pagi/sore karena tanaman mengalami stres apabila dipindahkan dari pesemaian ke sawah pada saat siang hari kemungkinan besar mati karena panas.
4.       Penyulaman
Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur sekitar 7 hari dengan cara mengambil dari tanaman yang tersisa atau yang ada didalam dapok,.Penyulaman itu dilakukan apa bila tanaman yang kita tanam itu layu, mati dan kelihatan bolong.
5.       Pemupukan
Pemupukan sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dosis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk N diberikan berdasarkan warna daun, sedangkan pupuk P dan K berdasarkan hasil analisis tanah. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman padi berumur 4-7 hst pupuk yang digunakan untuk padi Hibrida yaitu pupuk SP-3620 kg,urea 20 kg dan Phonska 20 kg.Pemupukan kedua dilakukan saat tanaman berumur 18-21 hst. Pupuk yang digunakan untuk varietas hibrida yaitu pupuk urea sebanyak 15 kg. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 31-35 hst, pupuk yang digunakan untuk padi varietas hibrida adalah pupuk urea sebanyak 7,1 kg serta pupuk KCL sebanyak 5 kg . Pemupukan dilakukan oleh 2 orang pekerja untuk varietas hibrida dan dilakukan pada pagi hari. Cara pemupukan padi dapat dilakukan dengan cara disebar menggunakan wadah ember dan menyebarnya menggunakan tangan.
6.       Pengaturan air irigasi
       Secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
Karena pengairan menggunakan irigasi dengan sistem pergiliran, maka pengairannya tergantung waktu yang didapat. Namun pada fase kritis tanaman padi yaitu saat tanaman berumur 30-40 hst harus diairi karena itu merupakan fase bunting padi. Lahan sawah harus diairi terus dari umur 1-14 hst dengan ketinggian maksimal 5cm. Sebelum melakukan pemupukan juga harus diairi 3-4 hari, lalu dikeringkan baru dipupuk.
·         Setelah tanam, ketinggian air sekitar 3 cm dipertahankan sampai 3 hari.
·         Lalu, air dibuang sampai tercapai kondisi macak-macak, dan pertahankan sampai 10 hari.
·         Menjelsang fase pembentukan anakan sampai inisiasi pembungaan, lahan diairi setinggi 3 cm.
·         Pada fase primordial sampai bunting, ketinggian air dipertahankan sekitar 5 cm untuk menekan anakan baru.
·         Pada fase bunting sampai fase berbunga, lahan secara periodik diairi dan dikeringkan secara bergantian. Petakan diairi setinggi 5 cm kemudian dibiarkan sampai kondisi sawah kering selama 2 hari dan kemudian diairi kembali setinggi 5 cm dan seterusnya.
·         Setelah selesai fase berbunga sampai masa pengisian biji, ketinggian air dipertahankan sampai setinggi 3 cm.
·         Pada fase pemasakan biji lakukan pengairan intermitten, kemudian 14 hari menjelang panen lahan dikeringkan untuk memudahkan saat panen.
7.       Penyiangan
Membersihkan tanaman–tanaman yang mengganggu yaitu gulma. Penyiangan gulma dapat dilakukan saat tanaman padi menginjak umur 3 minggu, selanjutnya bisa dilakukan penyiangan rutin 3 minggu sekali. Caranya dengan mencabut gulma dengan menggunakan tangan, dikerjakan oleh 2 HOK untuk tanaman padi Hibrida.

8.       Pengendalian hama/penyakit
a.       Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
b.      Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
c.       Walang sangit (Leptocoriza acuta).
Menyerang buah padi yang masak susu.
Pengendalian: peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba, penyemprotan BVR atau PESTONA.
d.      Wereng Penyerap Batang Padi dan Wereng Penyerang Daun Padi
Merusak dengan cara menghisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Pengendalian: membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah, penyemprotan BVR
e.       Hama Keong
Hama keong menyerang pada padi saat padi baru ditanam. Menyebabkan tanaman menjadi rebah.
Pengendaliannya dengan cara membuang keong yang ada disawah dengan menggunakan tangan langsung.
9.       Roguing
Rouging adalah membuang tipe simpang, campuran varietas lain, dan membuang tanaman lain. Tanaman yang terinfeksi oleh stemborer atau penyakit tanaman lainnya seperti tungro juga harus dibuang. Selama produksi dilapangan tanaman diseleksi minimal tiga kali.
10.    Panen
     Dalam proses pemanenan alat yang digunakan ialah (combine havester). Pemanenan dilakukan oleh 3 orang untuk padi konsumsi varietas hibrida. Untuk penyimpanan benih gunakan karung yang masih baru. Karung yang dibutuhkan sekitar 20 buah. Pastikan bahwa areal yang akan dipanen tidak ada sisa mulai yang tertinggal di pertanaman yang dibuang saat rouging, terutama rouging terakhir (satu minggu sebelum panen).
11.    Pasca panen
Hasil panen dimasukkan kedalam karung yang masih baru. Lalu benih padi tersebut akan di ambil oleh produsen. Setelah ditangan produsen, benih akan di jemur sampai mencapai kadar air yang sesuai, setelah padi dijemur, padi digiling menggunakan mesin penggiling sehingga menghasilkan beras. Setelah itu beras dikemas kedalam karung dengan ukuran yang telah ditentukan.

Tabel analisis padi hibrida.
No
Bahan
Jumlah
Harga satuan (Rp)
Jumlah Biaya/ Biaya Penyusutan per musim tanam (Rp)
Keterangan
A
Biaya  tetap




1
Sewa Lahan
949 ,32 m2
2000/m2
632.880
Sewa
2
Traktor
1 buah
150.000
150.000
Sewa
3
Transplanter
1 buah
400.000
400.000
Sewa
4
Cangkul
2 buah
80.000
17.777
Penyusutan
5
Sprayer
1 buah
400.000
26.666
Penyusutan
6
Sabit
2 buah
25.000
5.555
Penyusutan
7
Paranet
15m
15.000
           75.000  
Penyusutan
8
Dapog plastik
15 buah
7.500
18.750
Penyusutan
9
Ember
2 buah
15.000
10.000
penyusutan
10
Tali tambang
 50 m
1.500
12.500
Penyusutan
11
Gembor
1 buah
25.000
4.200
Penyusutan
12
Combine havester
1 buah
2.500.000 /Ha
153.250
Sewa

Jumlah total  Biaya Tetap


1.506.578







B.
Biaya  VARIABEL




1.
Benih Hibrida
3 kg
100.000
300.000

2.
Pupuk:





a.       Kandang
1.228
1.000
1.228.000


b.      Urea
 37kg
3.900
144.300


c.       Phonska
 20 kg
2.400
48.000


d.      SP-36
 20 kg
3.000
60.000


e.       KCL
5 kg
13.000
65.000

3.
Pestisida
2 botol
50.000
100.000

4.
Karung padi
20buah
2.000
40.000

5.
Ajir
10 buah
500
5.000


Tenaga Kerja





a.       Pengolahan tanah
2HOK
70.000
140.000


b.      Penanaman
  2HOK
25.000
50.000


c.       Penyiangan
2 HOK
25.000
50.000


d.      Pemupukan
2  HOK
25.000
50.000


e.       Panen
3 HOK
25.000
70.000


Jumlah Biaya variabel


2.350.300








Total Biaya ( B variabel+ biaya Tetap)


3.856.878


a)      Taksasi Hasil
Hibrida mampu  menghasilkan buah dengan bobot rata-rata dari awal hingga akhir. Populasi tanaman padi hibrida dengan luasan 949,32 m2  adalah sebesar 940kg
b)      Prediksi Pendapatan:
Harga tomat                      = 6.500/ kg
Pendapatan                       = Taksasi Hasil x Harga
= 940 kg x Rp6.500 kg
= Rp 6.108.874
c)      Total Biaya Produksi
Total biaya produksi         = Biaya tetap + Biaya variabel
= Rp 1.506.578+ Rp 3.856.878
= Rp 3.856.878

d)     Keuntungan         
Keuntungan                      = Pendapatan – Total Biaya Produksi
= Rp6.108.874 – Rp 3.856.878
= Rp. 2.251.996
1.      Analisis Kelayakan Usaha
a)      O/I Ratio
O/I Ratio                           =
=
=1,583
                 Berdasarkan hasil O/I ratio dapat dilihat hasil nya 1,583 artinya lebih dari dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya tomat ini dapat dikatan layak untuk di usahakan.
b)      ROI
ROI                       =
=
= 36.86
c)      Break Event Point (BEP)
BEP harga             = 
= 
=Rp 4.103
BEP Hasil                        = 
=
= 593  kg
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa usaha tani padi ini merupakan usaha yang layak untuk di usahakan karena usaha mendapatkan  keuntungan. Keuntungan yang didapat dari usaha padi hibrida dengan luasan 949,32 m2  mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.251.996.

Tetap melakukan usaha penangkaran benih padi varietas Sintanur dan juga padi konsumsi dengan varietas Hibrida. dengan menambah luasan lahan agar hasil yang didapatkan lebih tinggi. Juga tingkatkan teknologi yang digunakan dalam proses produksi.agar hasil produksinya meningkat.

DAFTAR PUSTAKA


Suparyono dan Agus Setyono.1993. Padi. Jakarta: PT  Penebar Swadaya.
Siregar, hadrian. 1987. Budidaya Tanaman Padi. Jakarta Selatan: PT Bukit Sura Mitra Grafika










LAMPIRAN


Lampiran 1.IdentifikasiFaktor Tanah dan Faktor Fisiografis Penangkaran Benih Padi
1.      Lokasilahan                 : Kebun STPP Celeban Yogyakarta
2.      LuasEfektif                 : 949,32 M2
3.      JenisLahan                  : SawahIrigasi
4.      Jenis Tanah                  : Regosol
5.      Tekstur Tanah             : PasirBerdebuLempung
6.      StrukturTanah             : Padat
7.      PH Tanah                    : 5,6 (AgakMasam)
8.      Kandungan BO           : Rendah
9.      Kandungan NPK        :
HASIL UJI LAB BTPP JOGJAKARTA TAHUN 2006
NO UJI LAB 406020
C Organik = 0,53%
Ekstrak HCL    = 25%
N Total      = 0,08%
 P2O5 = 130,6 Mg/ 100 Gram
P2O5        = 137 PPM
 K2O   = 56,4 Mg/100 Gram
K2O          =  329 PPM


10.  TinggiTempat              : 109 – 112 Mdpl
11.  ElevasiLahan               : Datar
12.  LahanBekasTanaman  : Padi
13.  Aerasi Tanah               : Tinggi, KarenaDikepalTidakPecah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya kedelai

contoh proposal usaha budidaya jagung