contoh proposal usaha budidaya kedelai
PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA KEDELAI VARIETAS
GROBOGAN
MATA KULIAH : PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun
Oleh :
1. Afin Dwi
Widandari (05.1.4.16.0669)
2. Desi Iza
Aswiyati (05.1.4.16.0678)
3. Diana
Putri F. (05.1.4.16.0680)
4. Firman
Dien Achmad (05.1.4.16.0685)
5. Khoiriyah
Hajar (05.1.4.16.0688)
6. Maria
Sakebty (05.1.4.16.0690)
7. Siti
Nurhidayati (05.1.4.16.0701)
8. Sofyan
Nur Rohman (05.1.4.16.0702)
9. Syahrani
(05.1.4.16.0703)
Kelompok / Semester : 4/ 2B
Dosen
Pengampu : TIM
Tanggal
Penugasan : Senin, 17 April 2017
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN
PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2,
Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017
HALAMAN JUDUL
PROPOSAL
USAHA
BUDIDAYA KEDELAI
VARIETAS GROBOGAN
MATA KULIAH : PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1. Afin Dwi
Widandari (05.1.4.16.0669)
2. Desi Iza
Aswiyati (05.1.4.16.0678)
3. Diana
Putri F. (05.1.4.16.0680)
4. Firman
Dien Achmad (05.1.4.16.0685)
5. Khoiriyah
Hajar (05.1.4.16.0688)
6. Maria
Sakebty (05.1.4.16.0690)
7. Siti
Nurhidayati (05.1.4.16.0701)
8. Sofyan
Nur Rohman (05.1.4.16.0702)
9. Syahrani
(05.1.4.16.0703)
Kelompok
/ Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan
Kusumanegara No.2, Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami panjatkan kepada
Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat bagi kami. Sehingga Proposal “Usaha Budidaya Kedelai Varietas
Grobogan” ini bisa selesai
tepat pada waktunya. Proposal ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Perencanaan Usaha Agribisnis.
Selesainya Proposal ini tidak
lepas dari bimbingan dari bapak ibu dosen sekalian. Untuk itu saya mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Tim Dosen Pengampu mata
kuliah Pengelolaan Usaha Agribisnis.
2.
Orang Tua yang mendukung serta keluarga besar atas dorongan dan do'a selama
penulisan proposal ini.
3.
Dan yang terakhir terimakasih
kepada teman-teman semester 2B.
Kami menyadari bahwa proposal
ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami perlukan untuk menyempurnakan proposal ini.
Selamat membaca dan semoga
bermanfaat.
Yogyakarta, 21 April
2017
Penyusun
DAFTAR TABEL
No
|
Judul
|
Halaman
|
1
|
Analisis usaha tani
|
10
|
2
|
Alat Untuk Usaha Tani Kedelai
|
27
|
3
|
Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
|
27
|
4
|
Biaya Tetap
|
34
|
5
|
Biaya Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
|
35
|
6
|
Biaya Tenaga Kerja Untuk Usaha Tani
Kedelai
|
35
|
Usaha Tani Kedelai Varietas Grobogan di
Kebun Praktik Celeban
Tujuan penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut.
a)
Memenuhi
tugas mata kuliah Pengelolaan Usaha Agribisnis
b)
Mengetahui
usaha tani kedelai.
c)
Mengetahui
analisis usaha tani tanaman kedelai.
d)
Memberikan acuan
kepada pelaku usaha tani (mahasiswa) mengenai usaha tani kedelai.
e)
Meningkatkan
pengetahuan mahasiswa didalam penyusunan proposal usaha tani.
Kedelai, atau kacang kedelai,
adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak
makanan dari Asia
Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia
Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.Pemanfaatan kedelai dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat
banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan makanan seperti tempe, tahu, kecap,
tauco, susu kedelai dan sebagainya, disamping sebagai bahan baku industri dan
pakan ternak (Ampnir, 2011). Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia memiliki
ketergantungan terhadap pengkonsumsian kedelai. Namun kebutuhan ini belum dapat
dipenuhi dari produksi kedelai Indonesia yang masih relatif rendah, sehingga
pemerintah membuat kebijakan impor kedelai dari negara Amerika Serikat dan Cina
(Ayu, Rosmayati, dan Luthfi, 2013).
Produksi kedelai nasional saat ini ditengarai
masih belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai
nasional pada tahun 2011 mencapai 851.286 ton dengan produktivitas 1,37 t/ha,
sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi menjadi 783.158 ton dengan
produktivitas 1,373 t/ha. Penurunan produktivitas disebabkan karena adanya
penurunan luas panen sebesar 51.759 ha.
Dalam mengatasi masalah penurunan ini, usaha
peningkatan produksi yang mencakup ekstensifikasi dan intensifikasi mutlak
dilakukan untuk menekan impor kedelai dari luar negeri. Penggunaan kultivar
unggul dalam intensifikasi pertanian merupakan hal penting dalam sistem
pertanian modern. Sedangkan peluang untuk ekstensifikasi yaitu dengan
memanfaatkan lahan-lahan kering dan marginal yang luasnya cukup signifikan.
Namun pengembangan kedelai di lahan kering marginal menghadapi berbagai kendala
antara lain rendahnya sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Keterbatasan
sifat-sifat tersebut merupakan faktor pembatas yang paling utama di lahan
kering marginal.
Varietas berperan penting dalam menentukan
produksi kedelai, karena untuk mencapai hasil yang tinggi sangat ditentukan
oleh potensi genetik. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh tidak dilakukan dengan
baik, potensi hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut tidak dapat
tercapai.
1.
Pengertian Usaha Tani Kedelai
Usahatani adalah
suatu kegiatan mengorganisasikan (mengelola) asset dan cara dalam pertanian,atau
lebih tepatnya adalah suatu kegiatan yang mengorganisasikan sarana produksi
pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian
(Daniel. M, 2001).
Usahatani berdasarkan Suratiyah Ken
(2006) adalah upaya petani untuk mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor
produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan
manfaat yang sebaik-baiknya (seefektif
dan seefisien mungkin) sehingga usaha tersebut
memberikan pendapatan semaksimal mungkin.
Usahatani
merupakan kemampuan dari petani dalam mengorganisasikan dan mengkoordinir
faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian
petani yang kurang mampu memanfaatkan benih, pupuk, luas lahan, tenaga kerja
dan pestisida akan memiliki tingkat pendapatan yang relatif lebih rendah
(Yusri, 2005).
Fresco (1986)
mengartikan sistem usaha tani (farming
system) sebagai unit pengambilan keputusan yang melibatkan rumah tangga
petani, sub sistem pertanian (dalam arti luas tanaman, hewan atau ikan) dan sub
sistem sumber daya alam dan lingkungan yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung
oleh keluarga maupun dijual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan
usaha tani merupakan perencanaan petani dari awal hingga akhir dengan
mengkombinasikan pemanfaatan segala potensi sumber daya yang ada dan mampu
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guna menghasilkan suatu produk yang
optimum.
Daniel.M (2001) menjelaskan upaya petani dalam
meningkatkan keuntungan usahataninya dengan menerapkan konsep efisiensi teknis
(technical efficiency), efisiensi
harga (price efficiency) dan
efisiensi ekonomi(economic effisiency).
Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor
produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi .Umumnya petani melakukan
efisiensi ekonomi sekaligus melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga.
Dalam ilmu ekonomi, cara berpikir demikian disebut dengan pendekatan
memaksimumkan keuntungan atau profit
maximization. Di lain pihak, manakala petani dihadapkan dengan keterbatasan
biaya dalam melaksanakan usahataninya, suatu tindakan yang dapat dilakukan
adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya produksi
yang sekecil-kecilnya atau terbatas. Pendekatan seperti ini dikenal dengan
istilah meminimumkan biaya atau cost
minimization.Prinsip kedua pendekatan tersebut adalah sama saja, yaitu
bagaimana memaksimumkan keuntungan yang diterima oleh petani.
2.
Biaya Produksi
Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta
membawanya menjadi produk, termasuk didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang
dibayar berasal dari dalam maupun luar keluarga. Biaya produksi mempengaruhi
tingkat produk yang dihasilkan yang selanjutnya mempengaruhi nilai jual dan
tingkat keuntungan yang diperoleh (Hernanto,1989).
Sugiarto,dkk
(2005) mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan biaya produksi
jangka pendek sebagai berikut 1)Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost = TFC) adalah biaya yang timbul dari pemakaian
input tetap. Biaya ini tidak berubah walaupun jumlah output yang dihasilkan (Q)
berubah. 2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost = TVC) adalah biaya yang muncul sebagai akibat
dari penggunaan input variabel. Biaya variabel total akan bervariasi sesuai
dengan perubahan output yang dihasilkan. 3) Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam
menghasilkan output. TC merupakan penjumlahan biaya tetap tota dengan biaya variabel total. 4) Biaya
Marjinal (Marginal Cost = MC)
menunjukkan perubahan pada biaya total
sebagai akibat perubahan jumlah output sebanyak satu satuan. 5) Biaya Tetap
Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC)
dalah rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan
untuk membuat satu satuan output. AFC diperoleh dari membagi biaya tetap total dengan jumlah output. Karena TFC
konstan maka nilaiAFCakan semakin kecil jika output yang dihasilkan semakin
bertambah. 6) Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost = AVC) adalah
rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat satu-satuan output. AVC
diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah output. 7) Biaya
Total Rata-Rata (Average Cost = AC
atau terkadang dituliskan ATC) adalah besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan
untuk membuat satu-satuan output. AC diperoleh dengan membagi biaya total
dengan jumlah output.
Adapun biaya
tetap yang dikeluarkan dalam usahatani antara lain adalah 1) Biaya
bunga atas modal (Rp/Thn), Biaya bunga atau modal adalah biaya yang harus
dibayar jika pengusaha meminjam modal di Bank atau pihak kreditur lainnya. 2) Biaya
sewa lahan (Rp/Thn), Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan apabila lahan
yang digunakan untuk usaha adalah milik orang lain. 3) Biaya
penyusutan (Rp/Thn), Biaya penyusutan alat adalah biaya yang dikeluarkan pada
saat pemakaian dengan lamanya pemakaian. Untuk memperhitungkan penyusutan pada
dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan (cost) sampai dengan modal
tersebut dapat memberikan manfaat (Sugiarto,dkk. 2005
: 249-250).
3.
Penerimaan Usahatani
Menurut Rahim
(2007) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual. Menurut Soekartawi (1995) menghitung penerimaan usahatani
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: menghitung produksi
pertanian yang dapat dipanen secara serentak harus dengan hati-hati, begitu
juga dalam menghitung penerimaan
produksi pertanian karena produksi mungkin dijual beberapa kali sehingga
diperlukan data frekuensi penjualan, selain itu produksi juga mungkin dijual
beberapa kali dengan harga jual yang berbeda-beda. Penerimaan usahatani
meliputi: a) Harga (Rp/Kg) merupakan harga yang diterima oleh produsen, lembaga
perantara dan konsumen akhir. Pembentukkan harga dalam transaksi penjualan
ditentukan oleh mekanisme pasar atau kekuatan permintaan dan penawaran, karena
sifat dari pasar yang bebas. b) Hasil produksi (Rp/Ha/Thn) Jumlah produksi
usahatani yang dihasilkan setiap satu kali musim tanam (MT), dinyatakan dalam
satuan rupiah per luas usahatani permusim tanam.
Boediono (2000)
membagi penerimaan menjadi:a) Penerimaan Total atau Total Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil
penjualan outputnya. Total Revenue adalah output dikali harga jual output. b)
Penerimaan Rata-rata atau Average Revenue
(AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual, AR adalah harga
jual output per unit. c) Penerimaan Marjinal atau Marjinal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari penerimaan total yang
disebabkan oleh tambahan penjualan unit output.
4.
Pemasaran
Pemasaran memang banyak disadari
bahwa aspek ini adalah penting. Peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri
dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau
lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran yang dicirikan oleh lemahnya
pemasaran yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar.(Soekartawi,1991)
Menurut Kotler (1980) ada
lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran itu penting, yaitu 1) jumlah
produk yang dijual menurun, 2) pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun,
3) terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen, 4)
kompetisi yang semakin tajam, dan 5) terlalu besarnya pengeluaran untuk
penjualan. Indikasi seperti jumlah produk yang dipasarkan merupakan indikasi
perlunya memperbaiki mekanisme atau strategi pemasaran. Manajemen pemasaran
yang modern memang mendahulukan kepentingan konsumen. Dalam artian bahwa
perubahan konsumen ini menentukan jumlah barang yang diminta. Selanjutnya agar
harga tidak melonjak tinggi karena perubahan tersebut, maka produksi harus
ditingkatkan. Ini berarti produsen diminta untuk meningkatkan produksinya untuk
memenuhi permintaan tersebut.
5.
Analisis Usaha Tani Kedelai
Menurut Sunarjono Hendro (2006) kelayakan usaha dinilai dengan
analisis keuangan (analisis finansial analisis tersebut mencakup titik impas
atau Break Event Point (BEP),
efisiensi penggunaan atau Return Of
Investment (ROI), dan Revenue Cost
Ratio (R/C rasio). Cara menghitung BEP, ROI, dan R/C rasio adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
Contoh analisis usaha tani
No
|
Uraian
|
Nilai
|
I.
|
BIAYA
|
|
1.
|
Sewa tanah (4
bulan/musim tanam)
|
Rp 400.000
|
2.
|
Peralatan
|
Rp 100.000
|
3.
|
Benih 15 kg @
Rp 50.000
|
Rp 750.000
|
4.
|
Pupuk :
|
|
Kandang 15 ton
@ Rp 40,00/kg
|
Rp 600.000
|
|
ZA 750 kg @ Rp
260,00
|
Rp 195.000
|
|
TSP 350 kg @ Rp
340,00
|
Rp 119.000
|
|
KCl 110 kg @ Rp
360,00
|
Rp 39.600
|
|
5.
|
Pestisida :
|
|
Insektisida 5
kg @ Rp15.000
|
Rp 75.000
|
|
Fungisida 8
liter @ Rp 12.500
|
Rp 100.000
|
|
6.
|
Tenaga kerja :
|
|
Pengolahan
tanah 60 HOK@ Rp2.500
|
Rp 150.000
|
|
Penanaman 40
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 100.000
|
|
Penyiangan 20
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 50.000
|
|
Pembumbunan 20
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 50.000
|
|
Pemupukan 60
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 150.000
|
|
Penyiraman 35
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 87.500
|
|
Pengendalian 40
HOK @ Rp 2.500
|
Rp 100.000
|
|
Panen 50 HOK @
Rp 2.500
|
Rp 125.000
|
|
7.
|
Total biaya
|
Rp 3.191.100
|
II.
|
PENERIMAAN
|
Rp 9.000.000
|
III.
|
KEUNTUNGAN
(I-II)
|
Rp 5.808.900
|
1.
Klasifikasi Ilmiah Kedelai
Tanaman
kedelai dalam taksonomi tanaman, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio
: Spermatophyta
Classis
: Dicotyledoneae
Ordo
: Rosales
Familia
: Papilionaceae
Genus
: Glycine
Species
:Glycine max (L.) Merill
Kedelai
merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak
2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang
terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke
berbagai negara tujuan perdagangan, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India,
Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad
ke-16.Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa,
kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Pada awalnya, kedelai dikenal dengan
beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada
tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah
ilmiah, yaitu Glycinemax (L.) Merill.
Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine
max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies
moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut
sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman budidaya
daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang.Sebaran G. soja
sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik.
2.
Morfologi Kedelai
a. Akar
Salah satu kekhasan dari sistem
perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri
nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar tanaman kedelai yang
menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses
fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan
pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
b. Batang
Batang tanaman kedelai tidak
berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur
bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi
antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang.
Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20
cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan
kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang
tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono. 2007).
c. Daun
Jarak daun kedelai selang-seling,
memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola
berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit
dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran
daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal
berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping
sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah
polong mulai matang (Septiatin. 2008).
d. Bunga
Bunga kedelai disebut bunga
kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun
mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada
10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang
mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya,
seolah-olah penutup seludang. Bunga tumbuh diketiak daun membentuk
rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya
(Suhaeni. 2008).
e.
Buah
Buah kedelai disebut buah polong
seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang
cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan,
cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong
antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak
jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak
mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman. 2008).
f. Biji
Biji kedelai memiliki bentuk,
ukuran, dan warna yang beragam, bergantung pada varietasnya.
Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada
yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna
tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil,
sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji
yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar (Prabowo.
2013).
3.
Syarat Tumbuh Kedelai
a. Iklim
Tanaman
kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
subtropis.Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok
bagi tanaman jagung.Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung.Iklim
kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
1. Curah
Hujan
Tanaman
kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400
mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai
membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan
2. Temperatur
Suhu
yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu
optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses
perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
3. Musim
Saat
panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim
hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
4. Ketinggian
Tempat
Varietas
kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300
m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan
ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian
tidak lebih dari 500 m dpl.
b. Media
Tanam
1. Pada
dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air
tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai.
Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
2. Kedelai
tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh.
Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat
tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya
akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik.
3. Tanah-tanah
yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada
tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir
kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk
organik atau kompos dalam jumlah cukup.
4. Tanah
yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri
Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang
panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi
akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu
diberi pemupukan awal.
5. Kedelai
juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik
yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber
makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk
pertumbuhan tanaman.
6. Tanah
berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya
cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase
dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air
waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting
artinya.
7. Toleransi
keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi
pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya
sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan
proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses
pembusukan) akan berjalan kurang baik.
8. Dalam
pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya
datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
4.
Teknik Budidaya Kedelai
1.
PersiapanBenih
Pada tanah yang belum pernah
ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu
inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan,
tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium japonicum). Pada
tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain,
berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam
bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.Cara pemberian
legin:
- Sebanyak 5-10 gram legin dibasahi
dengan air sekitar 10 cc;
- Legin dicampur dengan 1 kg benih dan
kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
- Setelah diinokulasi, benih dibiarkan
sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih
dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.Selain itu, yang perlu
diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:kondisi dan lama
penyimpanan benih tersebut.Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya
tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan
bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2. Pengolahan
Media Tanam
a. Persiapaan
Terdapat 2 cara mempersiapkan
penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah
bekas ditanami padi danpersiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan
tanam pada tanahtegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali
pencangkulan.Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan
ke 2sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkantanah
darisisa-sia akar.Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu
penanamansekitar 3 minggu.
b. Pembentukan bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan
dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila
akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya
sekitar 3-4 m. namun pada praktikum kali ini mahsiswa tidak dibebabankan dalam
pembuatan bedengan, bedengan sudah langsung jadi dan hanya langsung melakukan
penanaman.
3. Penanaman
Pemilihan waktu tanam kedelai ini
harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau
kekeringan.Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara
75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan,
yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu tanam yang tepat pada
masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah
tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di
tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan.Di
lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan
musim kemarau.Penanaman dilakukan dengan memasukkan benih kedelai kedalam
lubang tanam. Satu lubang tanam berisi 2-3 benih kedelai.
4. Pemeliharaan
Tanam
a. Penjarangan dan penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur
5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan
baik, sehingga akan terlihattidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap
baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji
yang baru yang telah dicampurLegin atau Nitrogen.Hal ini perlu dilakukan
apabila jumlah benih yang tidaktumbuh mencapai lebih dari 10 %.Waktu penyulaman
yang terbaik adalah sorehari.
b. Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai
dilakukan pada umur 2-3 minggu.Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai
berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam.Penyiangan ke-2 ini dilakukan
bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat
dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret.
Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida.Sebaiknya
digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4
liter/ha.
c. Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan
hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka
pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
d. Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat
tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah.Pada tanah subur atau tanah bekas
ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan.Pada tanah
yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk yang di
anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
- Sawah kondisi tanah subur: pupuk
Urea=50 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur sedang:
pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur rendah:
pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Lahan kering kondisi tanah kurang
subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
- Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha
dan KCl=50-75 kg/ha.
f. Pengairan dan penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah
yang lembab tetapi tidak becek.Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih
ditanam hingga pengisian polong.Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam
keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman
kerdil, bahkan dapatmenyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas
toleransinya.Kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat
menyebabkankegagalan panen.
Di lahan sawah irigasi, pemberian
air di sawah bisa diatur.Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya
hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa.Mulsa
berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada
permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara
berlebihan.Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari,
tanah harus diairi.Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit.Pengairan
seperti ini diulangi setiap 7-10 hari.Pengairan tidak dilakukan lagi apabila
polong telah terisi penuh.Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air
akan meyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran
drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam.Hal
ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
5. Pengendalian
Hama dan Penyakit
a. Hama
1. Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm
berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya
terhambat. Pengendalian: menanam kedelaipada waktunya, mengolah
tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidakditumbuhi tanaman inang
seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;membuang bagian
tanaman yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami
(predator maupun parasit);penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan
daun bagian atas dan bawah.
2. Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini
bertelur di bawah daun buah, setelahmenetas, ulat masuk ke dalam buah sampai
besar, memakan buahmuda.
Gejala:pada buah terdapat lubang
kecil.Waktu buah masih hijau, polongbagianluarberubah warna, di dalam polong
terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam
tepat pada waktunya (setelah panen padi),sebelum ulat berkembang
biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
3. Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam
dan menjadi hampa.Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
4. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru
tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih
menjadi kecambah dilakukanpenyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC,
dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5. Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah
permukaan daun, berkelompok.Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik
muda), yang berwarna hitam bintik putih.Pagi hari berada di atas daun, saat
matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur.Umur kepik dari
telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji
mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulitpolong berbintik
coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC,Fomodol 50 EC.
6. Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah
besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya
3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350
butir.
Gejala: kerusakan pada daun, ulat
hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.Pengendalian:
(1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari(saat ulat
menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC,
Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
b. Penyakit
1. Penyakit layu lakteri (Pseudomonas
solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal
batang.Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.Penularan melalui tanah
dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan
jarak tanam rapat.
Pengendalian: (1) biji yang
ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman
dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan
tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
2. Penyakit layu (Jamur tanah :
Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur
2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala:
daun sedikit demi sedikit layu,menguning.Penularan melalui tanah dan
irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan
terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2
gram/liter air.
3. Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong
menjelang berisi.Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu
dekat. Gejala:bunga,buahdandaunmengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4. Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang
daun dan tunas. Penularan vectorpenyebar virus ini adalah Aphis Glycine
(sejenis kutu daun).Gejala:perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi
kerdil. Pengendalian:penanaman varietas yang tahan terhadap virus;
menyemprotkan Tokuthion500 EC.
6. Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila
sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau
penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning
kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna
kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena
banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau
pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai
buah mengering dan lepas dari cabangnya.Perlu diperhatikan umur kedelai yang
akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian
tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi
dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada
umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata.
2. Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan
pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
a. Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan
tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses
pencabutan akan lebih mudah.Carapencabutan yang benar ialah dengan memegang
batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah.Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah.Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b. Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk
memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak
menimbulkan goncangan.Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan
bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa
ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah,
karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak
ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras,
pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan
lebih cepat
3. Periode panen
Mengingat kemasakan buah tidak
serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut
dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali.Hasil
panen sementara belum diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupi, namun
hasil panen di konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi, dapat di
hasilkan yaitu masing-masing hasil panen komoditas kacang kedelai di Indonesia
rata rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 m2.
7. Pasca
panen
1. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh
hasil panen hendaknya segera dijemur.Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di
atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali.Pembalikan juga menguntungkan karena dengan
pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya.Sedangkan
biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong,
asalkan polong sudah cukup kering.Biji kedelai yang akan digunakan sebagai
benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari
tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai
betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.Penjemuran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
2.
Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk
memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul
tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai
sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat
pemotong padi.Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.Biji yang terpisah
kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya.Biji yang luka dan
keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai
kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan.Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2%.
3. Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai
dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama.Caranya kedelai disimpan di tempat
kering dalam karung.Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi
alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai
disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi
sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan bertempat di kebun prakatik
Celeban Jalan Kusumanegara no. 2. Tempat ini merupakan kebun praktik Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Kampus Jurusan Penyuluhan Pertanian
Yogyakarta.
Tempat ini berada pada ketinggian 100 mdpl dan memiliki jenis
tanah regosol yang bertekstur pasir berdebu dan memiliki struktur gembur.
Elevasi tanah pada lahan ini adalah datar, lahan inni memiliki pH dengan angka
6,1 (agak masam). Dari hasil pengamatan dan koservasi ke lapangan, bahwa tanah
ini memiliki bahan organik tinggi yang juga baik untuk pertumbuhan tanaman.
Lahan yang akan ditanami ini sebelumnya ditanami cabai dan terong. Selengkapnya
di lampiran 2.
Musim
Tanam II (Maret – Juni). Kami melakukan
penanaman pada musim tanam 2 di karenakan tanaman kedelai membutuhkan lahan
yang kering, dan saat bulan tersebut tidak sering turun hujan.
1.
Alat
Berikut ini
adalah tabel alat yang dibutuhkan dalam usaha tani kedelai.
Tabel 2.
Alat Untuk Usaha Tani Kedelai
No
|
Sarana
|
Kebutuhan
|
Satuan
|
1
|
Lahan
|
1,00
|
Ha
|
2
|
Traktor (singkal)
|
1
|
Unit
|
3
|
Cangkul
|
7
|
Unit
|
4
|
Sabit
|
7
|
Unit
|
5
|
Ember
|
5
|
Unit
|
6
|
Sendok
|
7
|
Unit
|
7
|
Keranjang Panen
|
5
|
Unit
|
8
|
Gayung
|
7
|
Unit
|
2.
Bahan
Berikut ini
adalah tabel bahan-bahan yang diperlukan dalam usaha tani kedelai.
Tabel 3.
Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
No
|
Nama Bahan
|
Kebutuhan
|
Satuan
|
1
|
Benih
|
5
|
kg
|
2
|
Pupuk Kompos
|
399
|
kg
|
3
|
Pupuk phonska
|
100,0
|
kg
|
4
|
Pupuk KCl
|
100,0
|
kg
|
5
|
Pupuk SP-36
|
75,0
|
kg
|
7
|
Pupuk Urea
|
50,0
|
kg
|
8
|
Metindo
|
15,00
|
liter
|
9
|
Larvin
|
1,0
|
liter
|
1.
Persiapan Lahan
Minggu pertama dilakukan persiapan lahan, untuk budidaya kedelai dengan
pengolahan tanah karena lahan yang digunakan bukan lahan bekas tanaman padi.
Persiapan lahan pertama adalah membersihkan lahan bekas budidaya tanaman kacang
panjang. Selanjutnya membajak lahan menggunakan hand traktor, kemudian setelah
lahan rata dibuat parit pada pinggiran lahan. Yang terakhir adalah pemupukan
dasar menggunakan pupuk kompos, pupuk SP-36, dan NPK Mutiara. Dalam pengolahan
lahan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 HOK.
2.
Persiapan Benih
Persiapan benih dilakukan sebelum penanaman. Persiapan benih yang
dimaksud yaitu pengadaan benih untuk ditanam sehingga benih tersedia dan
tercukupi saat penanaman dilakukan. Benih yang disiapkan yaitu benih kedelai
varietas grobogan.
3.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada minggu ke-2, dilakukan pada pagi hari.
Caranya adalah menugal dengan kedalaman 2-3 cm, kemudian masukkan benih
sebanyak 3 per lubang tanam. Yang terakhir adalah menutup lubang tanam
menggunakan pupuk kompos. Penanaman membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 HOK.
4.
Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman kedelai meliputi pemupukan, penjarangan, dan
pendangiran. Pemeliharaan tanam kedelai dilakukan dalam satu waktu. Dilakukan
pada saat 3 minggu setelah tanam. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 HOK.
a.
Pemupukan
Pemupukan
dilakukan dengan cara menugal dengan kedalaman 7cm diantara 2 rumpun tanaman
kedelai yang berjarak 7cm dari tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK
Mutiara atau Phonska.Pengaplikasiannya adalah dengan memasukkan pupuk ke lubang
sebanyak 15 gram.Dosis
pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah.Pada
tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk yang di
anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
- Sawah kondisi tanah subur sedang:
pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur rendah:
pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Lahan kering kondisi tanah kurang
subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
- Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha
dan KCl=50-75 kg/ha.
b.
Penjarangan
Caranya adalah mencabut tanaman yang pertumbuhannnya kurang baik
dalam satu rumpun dan sisakan 2 tanaman. Penjarangan dilakukan agar tidak
terjadinya persaingan yang lebih dalam satu rumpun tersebut.
c.
Pendangiran
Cara melakukan pendangiran adalah dengan mencangkul
bagian pinggir tanaman kedelai, lalu tanah tersebut digunakan untuk menutup
lubang tutup dan untuk membumbun tanaman.Setelah itu membuang gulma disekitar
tanaman.
d.
Pengairan
Penyiraman
dilakukan saat 50% kotiledon dari tanaman kedelai sudah berwarna kuning.Penyiraman membutuhkan tenaga kerrja sebanyak 1 HOK.
e.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Tenaga
kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 HOK. Hama dan penyakit yang biasa menyerang
tanaman kedelai yaitu:
Hama utama kedelai:
1.
Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm
berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan
virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa
pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya
terhambat. Pengendalian: menanam kedelaipada waktunya, mengolah tanah
dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidakditumbuhi tanaman inang seperti:
terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;membuang bagian tanaman yang
terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator maupun
parasit);penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan
bawah.
2.
Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini
bertelur di bawah daun buah, setelahmenetas, ulat masuk ke dalam buah sampai
besar, memakan buahmuda.
Gejala:pada buah terdapat lubang
kecil.Waktu buah masih hijau, polongbagianluarberubah warna, di dalam polong
terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam
tepat pada waktunya (setelah panen padi),sebelum ulat berkembang
biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
3.
Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam
dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
4.
Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru
tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian
setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi
kecambah dilakukanpenyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis
2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5.
Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan
daun, berkelompok.Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang
berwarna hitam bintik putih.Pagi hari berada di atas daun, saat matahari
bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur.Umur kepik dari telur
hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis
serta kering. Biji bagian dalam atau kulitpolong berbintik
coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC,Fomodol 50 EC.
6.
Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah
besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya
3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350
butir.
Gejala: kerusakan pada daun, ulat
hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.Pengendalian:
(1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari(saat ulat
menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC,
Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
Penyakit Utama Kacang Panjang:
1. Penyakit layu lakteri (Pseudomonas
solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal
batang.Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.Penularan melalui tanah
dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan
jarak tanam rapat.
Pengendalian: (1) biji yang
ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman
dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan
tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
2. Penyakit layu (Jamur tanah :
Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur
2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala:
daun sedikit demi sedikit layu,menguning.Penularan melalui tanah dan
irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan
terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2
gram/liter air.
3. Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong
menjelang berisi.Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu
dekat. Gejala:bunga,buahdandaunmengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4. Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang
daun dan tunas. Penularan vectorpenyebar virus ini adalah Aphis Glycine
(sejenis kutu daun).Gejala:perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi
kerdil. Pengendalian:penanaman varietas
yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion500 EC.
5.
Pemanenan
Pemanenan kedelai dilakukan 90 hst. Dengan cara
memotong tangkai dari tanaman. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 HOK.
6.
Penanganan Pasca Panen
Tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen sebanyak 2 HOK.
a. Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh
hasil panen hendaknya segera dijemur.Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di
atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali.Pembalikan juga menguntungkan karena dengan
pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya.Sedangkan
biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong,
asalkan polong sudah cukup kering.Biji kedelai yang akan digunakan sebagai
benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari
tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai
betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.Penjemuran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk
memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul
tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai
sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat
pemotong padi.Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.Biji yang terpisah
kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya.Biji yang luka dan
keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai
kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan
dipasarkan atau disimpan.Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil
panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.
Lahan yang digunakan adalah seluas 0,02 m2
dengan harga sewa sebesar Rp 2.000,- per meter perseginya. Lama masa tanam yang
diperlukan dalam 1 kali musim tanam yaitu selama 3 bulan. Biaya tenaga kerja
dalam 1 HOK adalah sebesar Rp60.000,00. Populasi yang didapat dalam luasan lahan tersebut adalah 6.664 tanaman yang
memiliki potensi hasil sebanyak 3,4 ton/ha. Namun, untuk perhitungan analisis menggunakan lahan 1 ha.
Berikut ini adalah tabel biaya tetap yang diperlukan dalam 1 kali
masa tanam kedelai.
Tabel 4.
Biaya Tetap
No
|
Sarana
|
Kebu-
tuhan
|
Sa-
tuan
|
Harga Satuan (Rp)
|
JUE
|
Biaya/Nilai Penyusutan
|
Ketera-
ngan
|
|
1
|
Lahan
|
1,00
|
Ha
|
20.000.000,00
|
-
|
Tahun
|
6.666.667
|
Sewa
|
2
|
Traktor (singkal)
|
1
|
Unit
|
300.000,00
|
-
|
Tahun
|
300.000
|
Sewa
|
3
|
Cangkul
|
7
|
Unit
|
60.000,00
|
4
|
Tahun
|
35.000
|
Beli
|
4
|
Sabit
|
7
|
Unit
|
50.000,00
|
2
|
Tahun
|
58.333
|
Beli
|
5
|
Ember
|
5
|
Unit
|
25.000,00
|
5
|
Tahun
|
8.333
|
Beli
|
6
|
Sendok
|
7
|
Unit
|
1.500,00
|
2
|
Tahun
|
1.750
|
Beli
|
7
|
Keranjang Panen
|
5
|
Unit
|
65.000,00
|
2
|
Tahun
|
54.167
|
Beli
|
8
|
Gayung
|
7
|
Unit
|
5.000,00
|
4
|
Tahun
|
2.917
|
Beli
|
JUMLAH
|
7.127.167
|
Berikut ini adalah tabel kebutuhan bahan-bahan produksi atau biaya
variabel yang diperlukan dalam 1 kali masa tanam kedelai.
Tabel 5.
Biaya Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
No
|
Nama Bahan
|
Kebu-
tuhan
|
Sa-
tuan
|
Harga satuan
|
Total (Rp)
|
1
|
Benih
|
5
|
kg
|
2.000,00
|
9.600
|
2
|
Pupuk Kompos
|
399
|
kg
|
500,00
|
199.500
|
3
|
Pupuk phonska
|
100,0
|
kg
|
3.000,00
|
300.000
|
4
|
Pupuk KCl
|
100,0
|
kg
|
2.000,00
|
200.000
|
5
|
Pupuk SP-36
|
75,0
|
kg
|
3.000,00
|
225.000
|
Lanjutan...
|
|||||
7
|
Pupuk Urea
|
50,0
|
kg
|
2.300,00
|
115.000
|
8
|
Metindo
|
15,00
|
liter
|
50.000,00
|
750.000
|
9
|
Larvin
|
1,0
|
liter
|
65.000,00
|
65.000
|
JUMLAH
|
1.864.100
|
Berikut ini adalah tabel biaya variabel (tenaga kerja) yang
diperlukan dalam 1 kali masa tanam kedelai.
Tabel 6.
Biaya Tenaga Kerja Untuk Usaha Tani Kedelai
1 HOK = Rp60.000,00
No
|
Kegiatan
|
Jumlah TK
|
Jumlah HOK
|
Total Biaya (Rp)
|
1
|
Persiapan Lahan
|
7
|
5
|
2.100.000
|
2
|
Penanaman
|
7
|
4
|
1.680.000
|
3
|
Penjarangan
|
3
|
2
|
360.000
|
4
|
Pengairan
|
1
|
7
|
420.000
|
5
|
Pemupukan susulan (susulan I, II, dan III)
|
6
|
3
|
1.080.000
|
6
|
Pengendalian hama dan penyakit
|
2
|
7
|
840.000
|
7
|
Pemanenan
|
7
|
1
|
420.000
|
8
|
Penanganan pasca panen
|
7
|
1
|
420.000
|
JUMLAH
|
7.320.000
|
Biaya Tetap (FC)
|
:
|
Rp
|
7.127.166,67
|
|
Biaya Variabel (VC)
|
:
|
Rp
|
1.864.100,00
|
|
Biaya Tenaga Kerja
|
:
|
Rp
|
7.320.000,00
|
|
VC + Biaya Tenaga Kerja (∆VC)
|
:
|
Rp
|
9.184.100,00
|
|
FC + VC + Biaya Tenaga Kerja (C)
|
:
|
Rp
|
16.311.266,67
|
|
C + BM
|
:
|
Rp
|
16.311.266,67
|
|
Total Biaya (TC)
|
:
|
Rp
|
16.311.266,67
|
|
Penerimaan (R)
|
:
|
Rp
|
20.400.000,00
|
|
Pendapatan (π)
|
:
|
Rp
|
4.088.733,33
|
|
O/I
|
:
|
1,25
|
||
BEP Hasil
|
:
|
2.398,72
|
kg
|
|
BEP Harga
|
:
|
Rp
|
5.437,09
|
per kg
|
ROI
|
:
|
25,07
|
%
|
Dari analisis diatas dapat dilihat pada
Tabel 4. Biaya Tetap yang dikeluarkan Rp7.127.167,00 untuk pengeluaran alat-alat yang
digunakan dalam budidaya tanaman kedelai, sedangkan biaya habis pakai
diperlukan biaya Rp1.864.100,00 untuk pengeluaran bahan yang habis pakai dan
dapat dilihat pada Tabel 5. Biaya variabel, sedangkan pada Tabel 6. dijelaskan
biaya pengeluaran HOK (Hari Orang Kerja) untuk mengupah biaya yang dikeluarkan
Rp7.320.000,00 hasil keseluruhan biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya tetap
sampai biaya upah adalah Rp16.311.266,67.
Hal ini dapat kita lihat
bahwa dalam kegiatan usaha tani kedelai ini mendapat laba/keuntungan sebesar Rp4.088.733,33. Ini digambarkan dengan angka O/I ratio sebesar 1,25%,
dimana setiap Rp. 1,- modal yang dikeluarkan menghasilkan uang masuk sebesar Rp
1,25 dimana Rp. 0,25 adalah keuntungannya.
Keuntungan ini diperoleh dari beberapa
faktor. Yang pertama yaitu karena varietas grobogan ini dapat mengahasilkan
produksi yang tinggi. Yang kedua yaitu varietas grobogan ini juga tahan
terhadap gemini virus.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya kedelai
variestas grobogan ini menguntungkan. Terbukti bahwa dalam analisis usahanya
mendapatkan keuntungan sebesar Rp4.088.733,33.
Keuntungan tersebut diperoleh dari beberapa faktor, salah satunya yaitu
keunggulan dari variestas grobogan yaitu dapat menghasilkan produksi yang
tinggi. Oleh karena itu, usaha budidaya kedelai varietas grobogan ini layak
untuk diusahakan.
Dalam melakukan budidaya kedelai,
sebaiknya mengacu ke kajian-kajian dan panduan-panduan yang berhubungan dengan
usaha tani ini. Selain itu juga harus memperhatikan waktu tanam, luas lahan,
dan faktor-faktor produksi lainnya sehingga usaha tani ini dapat menguntungkan
dan layak untuk diusahakan.
Peningkatan keuntungan usaha
tani kedelai perlu dilakukan, adapun langkah yang dapat diambil diantaranya
dengan menurunkan biaya produksi, perluasan lahan dan penentuan jadwal tanam
untuk mendapatkan harga yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.
Joko, Sartono,. I. Indri Wibisono. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Yogyakarta : PT. Citra Aji
Parama.
Rukmana,
Rahmat,. Uu Sugandi Saputra. 2002. Hama
Tanaman dan Teknik Pengendalian. Yogyakarta : Kanisius.
Soekartawi. 1995.Analisis
Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia.
Suratiyah,
Ken. 2006. Ilmu Usahtani. Jakarta. Penebar : Swadaya.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sunarjono,
Hendro. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Identifikasi
Faktor Tanah Dan Fisiografis Calon Lahan
1.
Lokasi lahan : Kebun Celeban
2.
Luas lahan : 220 m²
3.
Luas lahan efektif : 199,5m²
4.
Jenis lahan : Sawah irigasi
5.
Jenis tanah : Regosol
6.
Tekstur tanah : Pasir berdebu
7.
Struktur tanah : Gembur
8.
PH tanah :
Timur lahan = 5,4
Tengah lahan = 6,2
Barat lahan = 6,6
Rata-rata PH = 6,1
9.
Kandungan BO : Bahan organik tinggi
10. Kandungan
(NPK) : C Organik = 0,53 %
N Total = 0,08 %
P2O5 =
137 ppm
K2O = 329 ppm
Hasil Ekstrak = 25 %
P2O5 =
130,6 mg/100 gram
K2O = 56,4 mg/100 gram
11. Tinggi
Tempat : 100 mdpl
12. Elevasi
lahan : Datar
13. Lahan
bekas tanam : - Cabai
- Terong
14. Aerasi
tanah : Air : Udara
(1:1)
Lampiran
2.
Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan
1. Dilepas
tahun : 2008
2.
SK Mentan : 238/Kpts/SR.120/3/2008
3.
Asal : Pemurnian populasi Lokal
Malabar
4.
Grobogan
5.
Tipe pertumbuhan : determinit
6.
Warna hipokotil : ungu
7.
Warna epikotil : ungu
8.
Warna daun : hijau agak tua
9.
Warna bulu batang : coklat
10. Warna bunga
: ungu
11. Warna kulit
biji : kuning muda
12. Warna polong
tua : coklat
13. Warna hilum
biji : coklat
14. Bentuk daun
: lanceolate
15. Percabangan
: -
16. Umur
berbunga : 30-32 hari
17. Umur polong
masak : ± 76 hari
18. Tinggi
tanaman : 50–60 cm
19. Bobot biji :
± 18 g/100 biji
20. Rata-rata
hasil : 2,77 ton/ha
21. Potensi
hasil : 3,40 ton/ha
22. Kandungan
protein : 43,9%
23. Kandungan
lemak : 18,4%
24. Daerah
sebaran : Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda
cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik.
25. Sifat lain :
- polong masak tidak mudah pecah, dan pada saat panen daun luruh 95–100%
saat panen >95% daunnya telah luruh
26. Pemulia :
Suhartina, M. Muclish Adie
27. Peneliti :
T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB.
Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan
Suharno.
28. Pengusul :
Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Prov
Jawa Tengah.
yang di maksud HOK itu apa kak?
BalasHapusyang di maksud HOK itu apa kak?
BalasHapusHari Orang Kerja
HapusContoh produk yg dihasilkan dr budidaya tnman kdelai apa ka?
BalasHapus