contoh proposal usaha budidaya kedelai



PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA KEDELAI VARIETAS GROBOGAN
MATA KULIAH : PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1.    Afin Dwi Widandari          (05.1.4.16.0669)
2.    Desi Iza Aswiyati               (05.1.4.16.0678)
3.    Diana Putri F.                     (05.1.4.16.0680)
4.    Firman Dien Achmad         (05.1.4.16.0685)
5.    Khoiriyah Hajar                  (05.1.4.16.0688)
6.    Maria Sakebty                    (05.1.4.16.0690)
7.    Siti Nurhidayati                  (05.1.4.16.0701)
8.    Sofyan Nur Rohman          (05.1.4.16.0702)
9.    Syahrani                             (05.1.4.16.0703)
Kelompok / Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017


SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2, Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017


 

 

 

HALAMAN JUDUL


PROPOSAL
USAHA BUDIDAYA KEDELAI VARIETAS GROBOGAN
MATA KULIAH : PERENCANAAN USAHA AGRIBISNIS
Disusun Oleh :
1.      Afin Dwi Widandari             (05.1.4.16.0669)
2.      Desi Iza Aswiyati                 (05.1.4.16.0678)
3.      Diana Putri F.                        (05.1.4.16.0680)
4.      Firman Dien Achmad           (05.1.4.16.0685)
5.      Khoiriyah Hajar                    (05.1.4.16.0688)
6.      Maria Sakebty                       (05.1.4.16.0690)
7.      Siti Nurhidayati                    (05.1.4.16.0701)
8.      Sofyan Nur Rohman             (05.1.4.16.0702)
9.      Syahrani                                (05.1.4.16.0703)
Kelompok / Semester : 4/ 2B
Dosen Pengampu : TIM
Tanggal Penugasan : Senin, 17 April 2017

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
Jalan Kusumanegara No.2, Kode Pos 55167 Telp 0274-373479
YOGYAKARTA
2016/2017


KATA PENGANTAR




Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat bagi kami. Sehingga Proposal “Usaha Budidaya Kedelai Varietas Groboganini bisa selesai tepat pada waktunya. Proposal ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Usaha Agribisnis.
Selesainya Proposal ini tidak lepas dari bimbingan dari bapak ibu dosen sekalian. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1.       Tim Dosen Pengampu mata kuliah Pengelolaan Usaha Agribisnis.
2.       Orang Tua yang mendukung serta keluarga besar atas dorongan dan do'a selama penulisan proposal ini.
3.       Dan yang terakhir terimakasih kepada teman-teman semester 2B.

Kami menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untuk menyempurnakan proposal ini.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.


Yogyakarta,  21 April 2017



Penyusun        





DAFTAR ISI






DAFTAR TABEL


No
Judul
Halaman
1
Analisis usaha tani
10
2
Alat Untuk Usaha Tani Kedelai
27
3
Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
27
4
Biaya Tetap
34
5
Biaya Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
35
6
Biaya Tenaga Kerja Untuk Usaha Tani Kedelai
35




Usaha Tani Kedelai Varietas Grobogan di Kebun Praktik Celeban
Tujuan penyusunan proposal ini adalah sebagai berikut.
a)        Memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Usaha Agribisnis
b)        Mengetahui usaha tani kedelai.
c)        Mengetahui analisis usaha tani tanaman kedelai.
d)       Memberikan acuan kepada pelaku usaha tani (mahasiswa) mengenai usaha tani kedelai.
e)        Meningkatkan pengetahuan mahasiswa didalam penyusunan proposal usaha tani.
Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia.Pemanfaatan kedelai dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat banyak dikonsumsi dalam bentuk olahan makanan seperti tempe, tahu, kecap, tauco, susu kedelai dan sebagainya, disamping sebagai bahan baku industri dan pakan ternak (Ampnir, 2011). Hal ini menyebabkan masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan terhadap pengkonsumsian kedelai. Namun kebutuhan ini belum dapat dipenuhi dari produksi kedelai Indonesia yang masih relatif rendah, sehingga pemerintah membuat kebijakan impor kedelai dari negara Amerika Serikat dan Cina (Ayu, Rosmayati, dan Luthfi, 2013).
Produksi kedelai nasional saat ini ditengarai masih belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri. Produksi kedelai nasional pada tahun 2011 mencapai 851.286 ton dengan produktivitas 1,37 t/ha, sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan produksi menjadi 783.158 ton dengan produktivitas 1,373 t/ha. Penurunan produktivitas disebabkan karena adanya penurunan luas panen sebesar 51.759 ha.
Dalam mengatasi masalah penurunan ini, usaha peningkatan produksi yang mencakup ekstensifikasi dan intensifikasi mutlak dilakukan untuk menekan impor kedelai dari luar negeri. Penggunaan kultivar unggul dalam intensifikasi pertanian merupakan hal penting dalam sistem pertanian modern. Sedangkan peluang untuk ekstensifikasi yaitu dengan memanfaatkan lahan-lahan kering dan marginal yang luasnya cukup signifikan. Namun pengembangan kedelai di lahan kering marginal menghadapi berbagai kendala antara lain rendahnya sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Keterbatasan sifat-sifat tersebut merupakan faktor pembatas yang paling utama di lahan kering marginal.
Varietas berperan penting dalam menentukan produksi kedelai, karena untuk mencapai hasil yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi genetik. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh tidak dilakukan dengan baik, potensi hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut tidak dapat tercapai.

1.         Pengertian Usaha Tani Kedelai
Usahatani adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengelola) asset dan cara dalam pertanian,atau lebih tepatnya adalah suatu kegiatan yang mengorganisasikan sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Daniel. M, 2001).
Usahatani berdasarkan Suratiyah Ken (2006) adalah upaya petani untuk mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya  (seefektif dan seefisien mungkin) sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin.
Usahatani merupakan kemampuan dari petani dalam mengorganisasikan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi yang dikuasainya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian petani yang kurang mampu memanfaatkan benih, pupuk, luas lahan, tenaga kerja dan pestisida akan memiliki tingkat pendapatan yang relatif lebih rendah (Yusri, 2005).
Fresco (1986) mengartikan sistem usaha tani (farming system) sebagai unit pengambilan keputusan yang melibatkan rumah tangga petani, sub sistem pertanian (dalam arti luas tanaman, hewan atau ikan) dan sub sistem sumber daya alam dan lingkungan yang hasilnya dapat dikonsumsi langsung oleh keluarga maupun dijual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan usaha tani merupakan perencanaan petani dari awal hingga akhir dengan mengkombinasikan pemanfaatan segala potensi sumber daya yang ada dan mampu mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guna menghasilkan suatu produk yang optimum.
Daniel.M (2001) menjelaskan upaya petani dalam meningkatkan keuntungan usahataninya dengan menerapkan konsep efisiensi teknis (technical efficiency), efisiensi harga (price efficiency) dan efisiensi ekonomi(economic effisiency). Efisiensi teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga hasil yang tinggi .Umumnya petani melakukan efisiensi ekonomi sekaligus melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga. Dalam ilmu ekonomi, cara berpikir demikian disebut dengan pendekatan memaksimumkan keuntungan atau profit maximization. Di lain pihak, manakala petani dihadapkan dengan keterbatasan biaya dalam melaksanakan usahataninya, suatu tindakan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan biaya produksi yang sekecil-kecilnya atau terbatas. Pendekatan seperti ini dikenal dengan istilah meminimumkan biaya atau cost minimization.Prinsip kedua pendekatan tersebut adalah sama saja, yaitu bagaimana memaksimumkan keuntungan yang diterima oleh petani.
2.         Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses produksi serta membawanya menjadi produk, termasuk didalamnya barang yang dibeli dan jasa yang dibayar berasal dari dalam maupun luar keluarga. Biaya produksi mempengaruhi tingkat produk yang dihasilkan yang selanjutnya mempengaruhi nilai jual dan tingkat keuntungan yang diperoleh (Hernanto,1989).
Sugiarto,dkk (2005) mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan biaya produksi jangka pendek sebagai berikut 1)Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost = TFC) adalah biaya yang timbul dari pemakaian input tetap. Biaya ini tidak berubah walaupun jumlah output yang dihasilkan (Q) berubah. 2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost = TVC) adalah biaya yang muncul sebagai akibat dari penggunaan input variabel. Biaya variabel total akan bervariasi sesuai dengan perubahan output yang dihasilkan. 3) Biaya Total (Total Cost = TC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan output. TC merupakan penjumlahan biaya tetap tota            dengan biaya variabel total. 4) Biaya Marjinal (Marginal Cost = MC) menunjukkan perubahan pada biaya       total sebagai akibat perubahan jumlah output sebanyak satu satuan. 5) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC) dalah rata-rata biaya tetap  yang dikeluarkan untuk membuat satu satuan output. AFC diperoleh dari          membagi biaya tetap total dengan jumlah output. Karena TFC konstan maka nilaiAFCakan semakin kecil jika output yang dihasilkan semakin bertambah. 6) Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost = AVC) adalah rata-rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat satu-satuan output. AVC diperoleh dari membagi biaya variabel total dengan jumlah output. 7) Biaya Total Rata-Rata (Average Cost = AC atau terkadang dituliskan ATC) adalah besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membuat satu-satuan output. AC diperoleh dengan membagi biaya total dengan jumlah output.
Adapun biaya tetap yang dikeluarkan dalam usahatani antara lain adalah 1) Biaya bunga atas modal (Rp/Thn), Biaya bunga atau modal adalah biaya yang harus dibayar jika pengusaha meminjam modal di Bank atau pihak kreditur lainnya. 2) Biaya sewa lahan (Rp/Thn), Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan apabila lahan yang digunakan untuk usaha adalah milik orang lain. 3) Biaya penyusutan (Rp/Thn), Biaya penyusutan alat adalah biaya yang dikeluarkan pada saat pemakaian dengan lamanya pemakaian. Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya bertitik tolak pada harga perolehan (cost) sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat (Sugiarto,dkk. 2005 : 249-250).
3.         Penerimaan Usahatani
Menurut Rahim (2007) penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Menurut Soekartawi (1995) menghitung penerimaan usahatani ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: menghitung produksi pertanian yang dapat dipanen secara serentak harus dengan hati-hati, begitu juga dalam menghitung  penerimaan produksi pertanian karena produksi mungkin dijual beberapa kali sehingga diperlukan data frekuensi penjualan, selain itu produksi juga mungkin dijual beberapa kali dengan harga jual yang berbeda-beda. Penerimaan usahatani meliputi: a) Harga (Rp/Kg) merupakan harga yang diterima oleh produsen, lembaga perantara dan konsumen akhir. Pembentukkan harga dalam transaksi penjualan ditentukan oleh mekanisme pasar atau kekuatan permintaan dan penawaran, karena sifat dari pasar yang bebas. b) Hasil produksi (Rp/Ha/Thn) Jumlah produksi usahatani yang dihasilkan setiap satu kali musim tanam (MT), dinyatakan dalam satuan rupiah per luas usahatani permusim tanam.
Boediono (2000) membagi penerimaan menjadi:a) Penerimaan Total atau Total Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan outputnya. Total Revenue adalah output dikali harga jual output. b) Penerimaan Rata-rata atau Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual, AR adalah harga jual output per unit. c) Penerimaan Marjinal atau Marjinal Revenue (MR) yaitu kenaikan dari penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan unit output.
4.         Pemasaran
Pemasaran memang banyak disadari bahwa aspek ini adalah penting. Peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, eksportir, importir atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran yang dicirikan oleh lemahnya pemasaran yang sempurna, akan menentukan mekanisme pasar.(Soekartawi,1991)
Menurut Kotler (1980) ada lima faktor yang menyebabkan mengapa pemasaran itu penting, yaitu 1) jumlah produk yang dijual menurun, 2) pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun, 3)  terjadinya  perubahan yang diinginkan konsumen, 4) kompetisi yang semakin tajam, dan 5) terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan. Indikasi seperti jumlah produk yang dipasarkan merupakan indikasi perlunya memperbaiki mekanisme atau strategi pemasaran. Manajemen pemasaran yang modern memang mendahulukan kepentingan konsumen. Dalam artian bahwa perubahan konsumen ini menentukan jumlah barang yang diminta. Selanjutnya agar harga tidak melonjak tinggi karena perubahan tersebut, maka produksi harus ditingkatkan. Ini berarti produsen diminta untuk meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan tersebut.


5.         Analisis Usaha Tani Kedelai
Menurut Sunarjono Hendro (2006) kelayakan usaha dinilai dengan analisis keuangan (analisis finansial analisis tersebut mencakup titik impas atau Break Event Point (BEP), efisiensi penggunaan atau Return Of Investment (ROI), dan Revenue Cost Ratio (R/C rasio). Cara menghitung BEP, ROI, dan R/C rasio adalah sebagai berikut :

 
Tabel 1
Contoh analisis usaha tani
No
Uraian
Nilai
I.
BIAYA

1.
Sewa tanah (4 bulan/musim tanam)
Rp 400.000
2.
Peralatan
Rp 100.000
3.
Benih 15 kg @ Rp 50.000
Rp 750.000
4.
Pupuk :


Kandang 15 ton @ Rp 40,00/kg
Rp 600.000
ZA 750 kg @ Rp 260,00
Rp 195.000
TSP 350 kg @ Rp 340,00
Rp 119.000
KCl 110 kg @ Rp 360,00
Rp 39.600
5.
Pestisida :


Insektisida 5 kg @ Rp15.000
Rp 75.000
Fungisida 8 liter @ Rp 12.500
Rp 100.000
6.
Tenaga kerja :


Pengolahan tanah 60 HOK@ Rp2.500
Rp 150.000
Penanaman 40 HOK @ Rp 2.500
Rp 100.000
Penyiangan 20 HOK @ Rp 2.500
Rp 50.000
Pembumbunan 20 HOK @ Rp 2.500
Rp 50.000
Pemupukan 60 HOK @ Rp 2.500
Rp 150.000
Penyiraman 35 HOK @ Rp 2.500
Rp 87.500
Pengendalian 40 HOK @ Rp 2.500
Rp 100.000
Panen 50 HOK @ Rp 2.500
Rp 125.000
7.
Total biaya
Rp 3.191.100
II.
PENERIMAAN
Rp 9.000.000
III.
KEUNTUNGAN (I-II)
Rp 5.808.900

1.         Klasifikasi Ilmiah Kedelai
Tanaman kedelai dalam taksonomi tanaman, dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Papilionaceae
Genus : Glycine
Species :Glycine max (L.) Merill
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan, yaitu Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16.Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
            Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycinemax (L.) Merill.
            Kedelai yang dibudidayakan adalah Glycine max yang merupakan keturunan domestikasi dari spesies moyang, Glycine soja. Dengan versi ini, G. max juga dapat disebut sebagai G. soja subsp. max. Kedelai merupakan tanaman budidaya daerah Asia subtropik seperti Cina dan Jepang.Sebaran G. soja sendiri lebih luas, hingga ke kawasan Asia tropik.
2.         Morfologi Kedelai
a.       Akar
Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japanicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar sangat berperan dalam proses fiksasi Nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhannya (Sarwanto. 2008).
b.      Batang
Batang tanaman kedelai tidak berkayu, berbatang jenis perdu (semak), berambut atau berbulu dengan struktur bulu yang beragam, berbentuk bulat, bewarna hijau, dan panjangnya bervariasi antara 30-100 cm. Batang tanaman kedelai dapat membentuk cabang 3-6 cabang. Percabangan mulai terbentuk atau tumbuh ketika tinggi tanaman sudah mencapai 20 cm. Banyaknya jumlah cabang setiap tanaman bergantung pada varietas dan kepadatan populasi tanaman. Jika kepadatan tanaman rapat, maka cabang yang tumbuh berkurang atau bahkan tidak tumbuh cabang sama sekali (Cahyono. 2007).


c.       Daun
Jarak daun kedelai selang-seling, memiliki 3 buah daun (triofoliate), jarang memiliki 5 lembar daun, petiola berbentuk panjang menyempit dan slinder stipulanya terbentuk panjang menyempit dan slinder, stipulanya terbentuk lanseotlat kecil, dan stipel kecil lembaran daun berbentuk oval menyirip, biasanya palea bewarna hijau dan pangkal berbentuk bulat. Ujung daun biasanya tajam atau tumpul, lembaran daun samping sering agak miring, dan sebagian besar kultivar menjatuhkan daunnya ketika buah polong mulai matang (Septiatin. 2008).
d.      Bunga
Bunga kedelai disebut bunga kupu-kupu dan merupakan bunga sempurna. Bunga kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Benang sarinya ada 10 buah, 9 buah diantaranya bersatu pada bagian pangkal membentuk seludang yang mengelilingi putik. Benang sari kesepuluh terpisah pada bagian pangkalnya, seolah-olah penutup seludang.  Bunga  tumbuh diketiak daun membentuk rangkaian bunga terdiri atas 3 sampai 15 buah bunga pada tiap tangkainya (Suhaeni. 2008).
e.       Buah
Buah kedelai disebut buah polong seperti buah kacang-kacangan lainnya. Setelah tua, warna polong ada yang cokelat, cokelat tua, cokelat muda, kuning jerami, cokelat kekuning-kuningan, cokelat keputihan-putihan, dan putih kehitam-hitaman. Jumlah biji setiap polong antara 1 sampai 5 buah. Permukaan ada yang berbulu rapat, ada yang berbulu agak jarang. Setelah polong masak, sifatnya ada yang mudah pecah, ada yang tidak mudah pecah,tergantung varietasnya (Darman. 2008).

f.       Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam, bergantung    pada varietasnya. Bentuknya ada yang bulat lonjong, bulat, dan bulat agak pipih. Warnanya ada yang putih, krem, kuning, hijau, cokelat, hitam, dan sebagainya. Warna-warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukuran biji ada yang berukuran kecil, sedang, dan besar. Namun, di luar negeri, misalnya di Amerika dan Jepang biji yang memiliki bobot 25 g/100 biji dikategorikan berukuran besar (Prabowo. 2013).
3.         Syarat Tumbuh Kedelai
a.       Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung.Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung.Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
1.      Curah Hujan
Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan
2.      Temperatur
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.


3.      Musim
Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
4.      Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5-300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
b.      Media Tanam
1.       Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
2.       Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
3.       Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
4.       Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
5.       Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
6.       Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
7.       Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
8.       Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
4.         Teknik Budidaya Kedelai
1.        PersiapanBenih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya (Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.Cara pemberian legin:
-  Sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc; 
-  Legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum; 
-  Setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam hal memilih benih yang baik adalah:kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut.Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%.
2.      Pengolahan Media Tanam
a.       Persiapaan
Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi danpersiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanahtegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari, pencangkulan ke 2sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkantanah darisisa-sia akar.Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanamansekitar 3 minggu.
b.      Pembentukan bedengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun denga bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m. namun pada praktikum kali ini mahsiswa tidak dibebabankan dalam pembuatan bedengan, bedengan sudah langsung jadi dan hanya langsung melakukan penanaman.
3.      Penanaman
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan.Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan.Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.Penanaman dilakukan dengan memasukkan benih kedelai kedalam lubang tanam. Satu lubang tanam berisi 2-3 benih kedelai.
4.      Pemeliharaan Tanam
a.       Penjarangan dan penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihattidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampurLegin atau Nitrogen.Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidaktumbuh mencapai lebih dari 10 %.Waktu penyulaman yang terbaik adalah sorehari.


b.      Penyiangan
Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam.Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret. Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida.Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.
c.       Pembumbunan
Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
d.      Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah.Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan.Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk yang di anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
-       Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
-       Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
-       Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
-       Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
-       Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.


f.       Pengairan dan penyiraman
Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek.Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong.Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapatmenyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya.Kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkankegagalan panen.
Di lahan sawah irigasi, pemberian air di sawah bisa diatur.Namun bila tidak ada irigasi, penyediaan air hanya hanya dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanamnya dan pemberian mulsa.Mulsa berupa jerami atau potongan-potongan tanaman lainnya yang dihamparkan pada permukaan tanah. Mulsa ini akan mencegah penguapan air secara berlebihan.Apabila ada irigasi dan tidak ada hujan selama lebih dari 7 hari, tanah harus diairi.Caranya tanaman digenangi air selama 30-60 menit.Pengairan seperti ini diulangi setiap 7-10 hari.Pengairan tidak dilakukan lagi apabila polong telah terisi penuh.Pada tanah yang keras (drainase buruk) kelebihan air akan meyebabkan akar membusuk. Di tanah berdrainase buruk harus dibuat saluran drainase di setiap 3-4 meter lahan memanjang sejajar dengan barisan tanam.Hal ini terutama dilakukan pada saat musim hujan.
5.      Pengendalian Hama dan Penyakit
a.       Hama
1.    Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelaipada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidakditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
2.    Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelahmenetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buahmuda.
Gejala:pada buah terdapat lubang kecil.Waktu buah masih hijau, polongbagianluarberubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
3.    Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
4.    Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukanpenyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5.    Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok.Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih.Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur.Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulitpolong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC,Fomodol 50 EC.
6.    Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. 
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.
b.      Penyakit
1.    Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang.Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
2.    Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit layu,menguning.Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
3.    Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi.Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat. Gejala:bunga,buahdandaunmengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4.    Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vectorpenyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).Gejala:perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil. Pengendalian:penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion500 EC.
6.      Panen
1.      Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betulbetul sempurna dan merata.
2.      Cara Panen
Pemungutan hasil kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar hasilnya segera dapat dijemur.
a.    Pemungutan dengan cara mencabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses pencabutan akan lebih mudah.Carapencabutan yang benar ialah dengan memegang batang poko, tangan dalam
posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang berbuah.Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b.    Pemungutan dengan cara memotong
Alat yang biasanya digunakan untuk memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak menimbulkan goncangan.Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam, pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan memotong akan lebih cepat


3.    Periode panen
Mengingat kemasakan buah tidak serempak, dan untuk menjaga agar buah yang belum masak benar tidak ikut dipetik, pemetikan sebaiknya dilakukan secara bertahap, beberapa kali.Hasil panen sementara belum diketahui, dikarenakan waktu panen belum mencukupi, namun hasil panen di konfersikan dari satu hektar menjadi 6 meter persegi, dapat di hasilkan yaitu masing-masing hasil panen komoditas kacang kedelai di Indonesia rata rata 2 ton/hektar. Hasil yang di dapt ialah 1,2 kg/ 6 m2.
7.      Pasca panen
1.      Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali.Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya.Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
2.        Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya.Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2%.
3.      Penyimpanan dan pengemasan
Sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama.Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung.Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan bertempat di kebun prakatik Celeban Jalan Kusumanegara no. 2. Tempat ini merupakan kebun praktik Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang Kampus Jurusan Penyuluhan Pertanian Yogyakarta.
Tempat ini berada pada ketinggian 100 mdpl dan memiliki jenis tanah regosol yang bertekstur pasir berdebu dan memiliki struktur gembur. Elevasi tanah pada lahan ini adalah datar, lahan inni memiliki pH dengan angka 6,1 (agak masam). Dari hasil pengamatan dan koservasi ke lapangan, bahwa tanah ini memiliki bahan organik tinggi yang juga baik untuk pertumbuhan tanaman. Lahan yang akan ditanami ini sebelumnya ditanami cabai dan terong. Selengkapnya di lampiran 2.
Musim Tanam II  (Maret – Juni). Kami melakukan penanaman pada musim tanam 2 di karenakan tanaman kedelai membutuhkan lahan yang kering, dan saat bulan tersebut tidak sering turun hujan.

1.         Alat
Berikut ini adalah tabel alat yang dibutuhkan dalam usaha tani kedelai.
Tabel 2.
Alat Untuk Usaha Tani Kedelai
No
Sarana
Kebutuhan
Satuan
1
Lahan
1,00
Ha
2
Traktor (singkal)
1
Unit
3
Cangkul
7
Unit
4
Sabit
7
Unit
5
Ember
5
Unit
6
Sendok
7
Unit
7
Keranjang Panen
5
Unit
8
Gayung
7
Unit

2.         Bahan
Berikut ini adalah tabel bahan-bahan yang diperlukan dalam usaha tani kedelai.
Tabel 3.
Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
No
Nama Bahan
Kebutuhan
Satuan
1
Benih
5
 kg
2
Pupuk Kompos
399
 kg
3
Pupuk phonska
100,0
 kg
4
Pupuk KCl
100,0
 kg
5
Pupuk SP-36
75,0
 kg
7
Pupuk Urea
50,0
 kg
8
Metindo
15,00
 liter
9
Larvin
1,0
liter

1.         Persiapan Lahan
Minggu pertama dilakukan persiapan lahan, untuk budidaya kedelai dengan pengolahan tanah karena lahan yang digunakan bukan lahan bekas tanaman padi. Persiapan lahan pertama adalah membersihkan lahan bekas budidaya tanaman kacang panjang. Selanjutnya membajak lahan menggunakan hand traktor, kemudian setelah lahan rata dibuat parit pada pinggiran lahan. Yang terakhir adalah pemupukan dasar menggunakan pupuk kompos, pupuk SP-36, dan NPK Mutiara. Dalam pengolahan lahan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3 HOK.
2.         Persiapan Benih
Persiapan benih dilakukan sebelum penanaman. Persiapan benih yang dimaksud yaitu pengadaan benih untuk ditanam sehingga benih tersedia dan tercukupi saat penanaman dilakukan. Benih yang disiapkan yaitu benih kedelai varietas grobogan.
3.         Penanaman
Penanaman dilakukan pada minggu ke-2, dilakukan pada pagi hari. Caranya adalah menugal dengan kedalaman 2-3 cm, kemudian masukkan benih sebanyak 3 per lubang tanam. Yang terakhir adalah menutup lubang tanam menggunakan pupuk kompos. Penanaman membutuhkan tenaga kerja sebanyak 2 HOK.
4.         Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman kedelai meliputi pemupukan, penjarangan, dan pendangiran. Pemeliharaan tanam kedelai dilakukan dalam satu waktu. Dilakukan pada saat 3 minggu setelah tanam. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 HOK.
a.        Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan cara menugal dengan kedalaman 7cm diantara 2 rumpun tanaman kedelai yang berjarak 7cm dari tanaman. Pupuk yang digunakan adalah pupuk NPK Mutiara atau Phonska.Pengaplikasiannya adalah dengan memasukkan pupuk ke lubang sebanyak 15 gram.Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondis tanah.Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk yang di anjurkan secara tepat adalah sebagai berikut:
-       Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
-       Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
-       Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha;
-       Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
b.        Penjarangan
Caranya adalah mencabut tanaman yang pertumbuhannnya kurang baik dalam satu rumpun dan sisakan 2 tanaman. Penjarangan dilakukan agar tidak terjadinya persaingan yang lebih dalam satu rumpun tersebut.
c.          Pendangiran
Cara melakukan pendangiran adalah dengan mencangkul bagian pinggir tanaman kedelai, lalu tanah tersebut digunakan untuk menutup lubang tutup dan untuk membumbun tanaman.Setelah itu membuang gulma disekitar tanaman.
d.        Pengairan
Penyiraman dilakukan saat 50% kotiledon dari tanaman kedelai sudah berwarna kuning.Penyiraman membutuhkan tenaga kerrja sebanyak 1 HOK.
e.         Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 HOK. Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai yaitu:
Hama utama kedelai:
1.      Aphis SPP (Aphis Glycine)
Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian: menanam kedelaipada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidakditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan;membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; menggunakan musuh alami (predator maupun parasit);penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
2.      Ulat polong (Etiela Zinchenella)
Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelahmenetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buahmuda.
Gejala:pada buah terdapat lubang kecil.Waktu buah masih hijau, polongbagianluarberubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
Pengendalian: kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi),sebelum ulat berkembang biak; penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
3.      Kepala polong (Riptortis Lincearis)
Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa. Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.


4.      Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh. Pengendalian: Saat benihditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukanpenyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air,
volume larutan 1000 liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
5.      Kepik hijau (Nezara Viridula)
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok.Setelah 6 hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik putih.Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong, memakan polong dan bertelur.Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1 sampai 6 bulan. Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau kulitpolong berbintik coklat. Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC,Fomodol 50 EC.
6.      Ulat grayak (Prodenia Litura)
Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir. 
Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain.Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam hari(saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

Penyakit Utama Kacang Panjang:
1.      Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
Penyakit ini menyerang pangkal batang.Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu.Penularan melalui tanah dan irigasi. Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
Pengendalian: (1) biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu dan kebersihan sekitar tanaman dijaga, pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut. Pemberantasan: belum ada.
2.      Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek. Gejala: daun sedikit demi sedikit layu,menguning.Penularan melalui tanah dan irigasi. Pengendalian: varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu; menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
3.      Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi.Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat. Gejala:bunga,buahdandaunmengecil.
Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
4.      Virus mosaik (virus)
Penyakit ini menyerang Yang diserang daun dan tunas. Penularan vectorpenyebar virus ini adalah Aphis Glycine (sejenis kutu daun).Gejala:perkembangan dan pertumbuhan lambat, tanaman menjadi kerdil.  Pengendalian:penanaman varietas yang tahan terhadap virus; menyemprotkan Tokuthion500 EC.
5.         Pemanenan
Pemanenan kedelai dilakukan 90 hst. Dengan cara memotong tangkai dari tanaman. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 2 HOK.

6.         Penanganan Pasca Panen
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen sebanyak 2 HOK.
a.       Pengumpulan dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai, seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur.Kedelai dikumpulkan kemudian dijemur di atas tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya dilakukan pembalikan berulang kali.Pembalikan juga menguntungkan karena dengan pembalikan banyak polong pecah dan banyak biji lepas dari polongnya.Sedangkan biji-biji masih terbungkus polong dengan mudah bisa dikeluarkan dari polong, asalkan polong sudah cukup kering.Biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut sebenarnya telah dipilih dari tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %.Penjemuran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b.      Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi.Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan.Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya.Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11 %. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung dan dipasarkan atau disimpan.Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2 %.

Lahan yang digunakan adalah seluas 0,02 m2 dengan harga sewa sebesar Rp 2.000,- per meter perseginya. Lama masa tanam yang diperlukan dalam 1 kali musim tanam yaitu selama 3 bulan. Biaya tenaga kerja dalam 1 HOK adalah sebesar Rp60.000,00. Populasi yang didapat dalam luasan lahan tersebut adalah 6.664 tanaman yang memiliki potensi hasil sebanyak 3,4 ton/ha. Namun, untuk perhitungan analisis menggunakan lahan 1 ha.
Berikut ini adalah tabel biaya tetap yang diperlukan dalam 1 kali masa tanam kedelai.
Tabel 4.
Biaya Tetap
No
Sarana
Kebu-
tuhan
Sa-
tuan
Harga Satuan (Rp)
JUE
Biaya/Nilai Penyusutan
Ketera-
ngan
1
Lahan
1,00
Ha
20.000.000,00
-
Tahun
6.666.667
Sewa
2
Traktor (singkal)
1
Unit
300.000,00
-
Tahun
300.000
Sewa
3
Cangkul
7
Unit
60.000,00
4
Tahun
35.000
Beli
4
Sabit
7
Unit
50.000,00
2
Tahun
58.333
Beli
5
Ember
5
Unit
25.000,00
5
Tahun
8.333
Beli
6
Sendok
7
Unit
1.500,00
2
Tahun
1.750
Beli
7
Keranjang Panen
5
Unit
65.000,00
2
Tahun
54.167
Beli
8
Gayung
7
Unit
5.000,00
4
Tahun
2.917
Beli
JUMLAH
7.127.167


Berikut ini adalah tabel kebutuhan bahan-bahan produksi atau biaya variabel yang diperlukan dalam 1 kali masa tanam kedelai.
Tabel 5.
Biaya Bahan Untuk Usaha Tani Kedelai
No
Nama Bahan
Kebu-
tuhan
Sa-
tuan
 Harga satuan
 Total (Rp)
1
Benih
5
 kg
2.000,00
                      9.600
2
Pupuk Kompos
399
 kg
500,00
                  199.500
3
Pupuk phonska
100,0
 kg
3.000,00
                  300.000
4
Pupuk KCl
100,0
 kg
2.000,00
                  200.000
5
Pupuk SP-36
75,0
 kg
3.000,00
                  225.000
Lanjutan...










7
Pupuk Urea
50,0
 kg
2.300,00
                  115.000
8
Metindo
15,00
 liter
50.000,00
                  750.000
9
Larvin
1,0
liter
65.000,00
65.000
JUMLAH
               1.864.100

Berikut ini adalah tabel biaya variabel (tenaga kerja) yang diperlukan dalam 1 kali masa tanam kedelai.
Tabel 6.
Biaya Tenaga Kerja Untuk Usaha Tani Kedelai
1 HOK = Rp60.000,00
No
Kegiatan
Jumlah TK
Jumlah HOK
 Total Biaya (Rp)
1
Persiapan Lahan
7
5
2.100.000
2
Penanaman
7
4
             1.680.000
3
Penjarangan
3
2
                360.000
4
Pengairan
1
7
                420.000
5
Pemupukan susulan (susulan I, II, dan III)
6
3
             1.080.000
6
Pengendalian hama dan penyakit
2
7
                840.000
7
Pemanenan
7
1
                420.000
8
Penanganan pasca panen
7
1
                420.000
JUMLAH
             7.320.000

Biaya Tetap (FC)
:
Rp
7.127.166,67

Biaya Variabel (VC)
:
Rp
1.864.100,00

Biaya Tenaga Kerja
:
Rp
7.320.000,00

VC + Biaya Tenaga Kerja (∆VC)
:
Rp
9.184.100,00

FC + VC + Biaya Tenaga Kerja (C)
:
Rp
16.311.266,67

C + BM
:
Rp
16.311.266,67

Total Biaya (TC)
:
Rp
16.311.266,67

Penerimaan (R)
:
Rp
20.400.000,00

Pendapatan (π)
:
Rp
4.088.733,33

O/I
:

1,25

BEP Hasil
:

2.398,72
kg
BEP Harga
:
Rp
5.437,09
per kg
ROI
:

25,07
%

Dari analisis diatas dapat dilihat pada Tabel 4. Biaya Tetap yang dikeluarkan Rp7.127.167,00 untuk pengeluaran alat-alat yang digunakan dalam budidaya tanaman kedelai, sedangkan biaya habis pakai diperlukan biaya Rp1.864.100,00 untuk pengeluaran bahan yang habis pakai dan dapat dilihat pada Tabel 5. Biaya variabel, sedangkan pada Tabel 6. dijelaskan biaya pengeluaran HOK (Hari Orang Kerja) untuk mengupah biaya yang dikeluarkan Rp7.320.000,00 hasil keseluruhan biaya yang dikeluarkan mulai dari biaya tetap sampai biaya upah adalah Rp16.311.266,67.
Hal ini dapat kita lihat bahwa dalam kegiatan usaha tani kedelai ini mendapat laba/keuntungan sebesar Rp4.088.733,33. Ini digambarkan dengan angka O/I ratio sebesar 1,25%, dimana setiap Rp. 1,- modal yang dikeluarkan menghasilkan uang masuk sebesar Rp 1,25 dimana Rp. 0,25 adalah keuntungannya.
Keuntungan ini diperoleh dari beberapa faktor. Yang pertama yaitu karena varietas grobogan ini dapat mengahasilkan produksi yang tinggi. Yang kedua yaitu varietas grobogan ini juga tahan terhadap gemini virus.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya kedelai variestas grobogan ini menguntungkan. Terbukti bahwa dalam analisis usahanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp4.088.733,33. Keuntungan tersebut diperoleh dari beberapa faktor, salah satunya yaitu keunggulan dari variestas grobogan yaitu dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Oleh karena itu, usaha budidaya kedelai varietas grobogan ini layak untuk diusahakan.

Dalam melakukan budidaya kedelai, sebaiknya mengacu ke kajian-kajian dan panduan-panduan yang berhubungan dengan usaha tani ini. Selain itu juga harus memperhatikan waktu tanam, luas lahan, dan faktor-faktor produksi lainnya sehingga usaha tani ini dapat menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
Peningkatan keuntungan usaha tani kedelai perlu dilakukan, adapun langkah yang dapat diambil diantaranya dengan menurunkan biaya produksi, perluasan lahan dan penentuan jadwal tanam untuk mendapatkan harga yang tinggi.




DAFTAR PUSTAKA


Daniel, Moehar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.
Joko, Sartono,. I. Indri Wibisono. 2007. Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Yogyakarta : PT. Citra Aji Parama.
Rukmana, Rahmat,. Uu Sugandi Saputra. 2002. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Yogyakarta : Kanisius.
Soekartawi. 1995.Analisis Usahatani. Jakarta : Universitas Indonesia.
Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahtani. Jakarta. Penebar : Swadaya.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sunarjono, Hendro. 2006. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.



LAMPIRAN


Lampiran 1. Hasil Identifikasi Faktor Tanah Dan Fisiografis Calon Lahan
1.        Lokasi lahan                     : Kebun Celeban
2.        Luas lahan                        : 220 m²
3.        Luas lahan efektif                        : 199,5m²
4.        Jenis lahan                        : Sawah irigasi
5.        Jenis tanah                        : Regosol
6.        Tekstur tanah                   : Pasir berdebu
7.        Struktur tanah                  : Gembur
8.        PH tanah                          : Timur lahan   = 5,4
  Tengah lahan = 6,2
  Barat lahan    = 6,6
  Rata-rata PH = 6,1
9.        Kandungan BO                : Bahan organik tinggi
10.    Kandungan (NPK)           : C Organik     = 0,53 %
  N Total          = 0,08 %
  P2O5                   = 137 ppm
  K2O               = 329 ppm
  Hasil Ekstrak = 25 %
  P2O5                   = 130,6 mg/100 gram
  K2O               = 56,4 mg/100 gram

11.    Tinggi Tempat                  : 100 mdpl
12.    Elevasi lahan                    : Datar
13.    Lahan bekas tanam          : -   Cabai
-       Terong
14.    Aerasi tanah                     : Air : Udara (1:1)





Lampiran 2. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

1.      Dilepas tahun : 2008
2.      SK Mentan : 238/Kpts/SR.120/3/2008
3.      Asal : Pemurnian populasi Lokal Malabar
4.      Grobogan
5.      Tipe pertumbuhan : determinit
6.      Warna hipokotil : ungu
7.      Warna epikotil : ungu
8.      Warna daun : hijau agak tua
9.      Warna bulu batang : coklat
10.  Warna bunga : ungu
11.  Warna kulit biji : kuning muda
12.  Warna polong tua : coklat
13.  Warna hilum biji : coklat
14.  Bentuk daun : lanceolate
15.  Percabangan : -
16.  Umur berbunga : 30-32 hari
17.  Umur polong masak : ± 76 hari
18.  Tinggi tanaman : 50–60 cm
19.  Bobot biji : ± 18 g/100 biji
20.  Rata-rata hasil : 2,77 ton/ha
21.  Potensi hasil : 3,40 ton/ha
22.  Kandungan protein : 43,9%
23.  Kandungan lemak : 18,4%
24.  Daerah sebaran : Beradaptasi baik pada beberapa kondisi lingkungan tumbuh yang berbeda cukup besar, pada musim hujan dan daerah beririgasi baik.
25.  Sifat lain : - polong masak tidak mudah pecah, dan  pada saat panen daun luruh 95–100% saat panen >95% daunnya telah luruh
26.  Pemulia : Suhartina, M. Muclish Adie
27.  Peneliti : T. Adisarwanto, Sumarsono, Sunardi, Tjandramukti, Ali Muchtar, Sihono, SB. Purwanto, Siti Khawariyah, Murbantoro, Alrodi, Tino Vihara, Farid Mufhti, dan Suharno.
28.  Pengusul : Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan, BPSB Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Prov Jawa Tengah.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya jagung

contoh proposal usaha budidaya padi hibrida