CONTOH PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN 2017 KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL D.I.Y YOGYAKARTA



PENGESAHAN
PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN
PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN
BP3K KECAMATAN PIYUNGAN
TAHUN 2017

            Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP3K Kecamatan Piyungan Tahun 2017 telah disepakati dan disahkan pada pertemuan Pengesahan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan yang diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 di BP3K Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul.

Piyungan,  29 Agustus  2016


KETUA GABUNGAN KELOMPOK TANI
se KECAMATAN PIYUNGAN





(  H. MULYANA  )

 KOORDINATOR PENYULUH
BP3K KECAMATAN PIYUNGAN





UNTUNG GUNAWAN , S.PKP
NIP. 196010221981031006


Mengetahui :


KEPALA BKPPP  KABUPATEN BANTUL



 



Ir. PULUNG HARYADI, M.Sc
NIP. 19640819 199003 1 010


CAMAT
KECAMATAN PIYUNGAN






Drs. SAROYO HERIYANTO
            NIP. 196202171992031011









 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Tingkat BP3K Kec. Piyungan Tahun 2017  ini dalam bentuk buku.
Tersusunnya Programa Penyuluhan Pertanian ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan yang berbahagia ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada :
  1. Bapak Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul
  2. Bapak Kepala BKPPP Kab. Bantul
  3. Bapak Camat Piyungan
  4. Bapak Lurah se Kec. Piyungan
  5. Rekan-rekan Penyuluh Lingkup Departemen Pertanian
  6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan  ini
         Semoga Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ini dapat dilaksanakan dengan hasil yang optimal, kritik dan saran serta tanggapan sangat kami harapkan, sehingga dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan berikutnya dapat lebih baik lagi.
         Harapan kami, Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan ini bermanfaat bagi kita semua.


                                                                                                Piyungan,   Agustus 2016
                                                                                                            Penyusun



DAFTAR ISI

                                                                                                                                       

Halaman


Halaman Judul
…………………………………………………………………
i
Lembar Pengesahan
………………………………………………………………….
ii
Kata Pengantar
………………………………………………………………….
iii
Daftar Isi
………………………………………………………………….
iv
I
PENDAHULUAN








II
KEADAAN UMUM




2.1. Keadaan Fisik Wilayah
……………………………………………
3

2.2. Keadaan Demografis
……………………………………………
3

2.3. Keadaan Sosial Ekonomi
……………………………………………
4

2.4. Keadaan Pertanian
……………………………………………
4

2.5.Keadaan Kelembagaan Pertanian
……………………………………………
8





III
TUJUAN




3.1. Tujuan Umum Programa Penyuluhan Kecamatan Piyungan 2016
9

3.2. Tujuan Khusus Programa Penyuluhan Kecamatan Piyungan 2016
9





IV
MASALAH




4.1. Perilaku Petani

……………………………………………
12

4.2.Non Perilaku

……………………………………………
13





V
RENCANA KEGIATAN  PENYULUHAN
……………………………………………
15





VI
PENUTUP
………………………………………………………………
19







LAMPIRAN
1. Monografi BPP Kecamatan Piyungan
2. Profil Kelompok se- Kecamatan Piyungan
3. Data Kelompok Wanita Tani se- Kecamatan Piyungan
4. Data Kelompok Kandang se- Kecamatan Piyungan
5. Analisa Usaha Tani

I.              PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pelaksanaan penyuluhan yang efektif dan efisien menuntut adanya suatu perencanaan dan penentuan target sasaran yang jelas dan terukur. Dalam ruang lingkup ilmu manajemen, aspek perencanaan mempunyai peranan yang sangat krusial. Oleh karena itu perencanaan pelaksanaan penyuluhan merupakan suatu keniscayaan yang harus ditempuh manakala tujuan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani ingin tercapai. Perencanaan penyuluhan yang tertuang dalam rencana programa merupakan langkah awal dan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan penyuluhan untuk kurun waktu tertentu. Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian dengan kontent yang spesifik lokalita dan strategis. Serta mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani. Kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian harus mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dalam memberikan dukungan terhadap programprogram pertanian lainnya.
Dengan adanya progarama penyuluhan pertanian secara khusus ditujukan untuk mengarahkan pola, dan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah dan terpadu. Memuat segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam meningkatan kualitas sistem penyuluhan pertanian dewasa ini. Mengingat penyuluhan merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum. Secara inheren didalamnya mengandung maksud untuk memenuhi hak azasi setiap warga negara. Dalam ruang lingkup pembangunan pertanian, peranan penyuluhan mempunyai posisi yang penting. Sistem penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang serta bahan baku industri. Memperluas lapangan kerja dan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani. Secara makro pelaksanaan sistem penyuluhan harus berorientasi pada :
1.    Pengentasan masyarakat dari belenggu kemiskinan khususnya bagi masyarakat pedesaan
2.    Meningkatkan pendapatan masyarakat pertanian yang bertujuan secara agregat meningkatkan dan mamajukan pendapatan nasional
3.    Menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup dan ekosistem, serta sumberdaya hayati.
Dengan pelaksanaan sistem penyuluhan yang baik, terpola, tersusun, dan tepat serta akurat. Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang produktif berupa peningkatan indikator–indikator dalam sektor pertanian pada umumnya, dan sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikulutra, perikanan/peternakan dan kehutanan, pada khususnya. Untuk melaksanakan sistem penyuluhan yang efektif dan efisien beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan adalah :
a.    Komponen sumberdaya manusia yang memadai dan berkualitas
b.    Kemampuan pengelolaan (manajerial) yang memadai
c.    Kemampuan dan kapasitas jiwa kewirausahaan, kemampuan pengelolaan sistem manajemen usaha yang produktif
d.    Kemampuan dalam mengelola organisasi bisnis usaha tani dan usaha peningkatan agribisnis secara umum.
Dengan penerapan seluruh komponen tersebut diharapkan pelaku pembangunan pertanian kita, dapat membangun usaha pertanian mulai dari mata rantai hulu sampai hilir. Mempunyai daya saing yang kompetitif dan mampu berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.
Berangkat dari asumsi yang tersebut di atas, bahwa aspek perencanaan dalam menentukan sistem penyuluhan merupakan bagian yang krusial dan esensi. Dengan demikian penyusunan Rencana Penyuluhan Pertanian Pertanian dan Kehutanan (Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan) merupakan suatu keniscayaan, untuk dapat melaksanakan seluruh pelaksanaan penyuluhan yang berhasil. Sebagai kelanjutan atau perpanjangan tangan dari kelembagaan penyuluhan nasional, Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutatanan (BP3K) berkewajiban melaksanakan suatu analisis dan kajian yang berkenaan dengan ruang lingkup permasalahan objek penyuluhan khususnya pertanian. Hasil kajian ini dituangkan dalam bentuk programa penyuluhan, yang merupakan suatu pedoman atau acuan dalam pelaksanaan penyuluhan secara teknis dilapangan. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Piyungan, untuk tahun 2016 telah menyusun suatu referensi rencana kerja sistem penyuluhan. Selanjutnya rencana kerja penyuluhan ini dituangkan dalam rencana umum program Rencana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (Programa) sebagai landasan hukum seluruh pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk satu tahun kedepan.

B.   Tujuan
  1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan
  2. Memberikan acuan bagi penyuluh dalam menyusun rencana kerja
  3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan pertanian (Musrenbangtan) tahun 2016

C.   Sasaran
  1. Penyuluh pertanian mampu memfasilitasi petani lebih sistematis, terukur dan berkenjutan
  2. Petani lebih inovatif, partisipatif dan mandiri dalam meningkatkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya.
  3. Pemerintah, swasta, perguruan tinggi, peneliti dan masyarakat lebih peduli dan mendukung kegiatan pertanian, perikanan, dan kehutanan, demi percepatan tercapainya kesejahteraan petani.





































II.            KEADAAN UMUM

2.1.        Keadaan Sumber Daya Alam
Wilayah Kecamatan Piyungan  memiliki luas wilayah 1.456 Ha berupa wilayah sawah, tegal, pekarangan, kolam, hutan raklyat dan lain (rincian terlampir) . Wilayah pesawahan yang dimiliki sebagian besar merupakan lahan sawah setengah teknis, dan berada dengan ciri topografi daratan yang relatif datar atau landai. Sedangkan untuk sawah tadah hujan dan tegal  di sebagian wilayah sebelah Piyungan merupakan dataran tinggi bergelombang dengan tingkat kemiringan 20 - 35%. Ketinggian permukaan daratan dilihat dari permukaan laut mempunyai ketinggian antara 75 sampai 100 meter dpl. Jenis tanah yang ada disebagian besar wilayah ini memiliki klasifikasi jenis tanah alluvial, grumosol, dan latosol. Dan ciri sebagian besar kondisi tanah di wilayah ini adalah aluvial yakni lempung berpasir, dengan kandungan pasir berkisar kurang lebih 20%. Kodisi pH tanah antara 6 – 8. Kondisi agroklimat secara umum memiliki ciri iklim tropis, dimana temperature udara secara rata – rata berada dalam interval 26 – 33ºCelcius. Pergantian musim jika berada dalam kondisi normal memiliki tingkat pergantian antara bulan September s/d Maret merupakan musim hujan, dan bulan April s/d Agustus merupakan musim kemarau. Tingkat curah hujan 5 sampai 7 bulan basah, terutama pada musim hujan, antara Oktober – Maret.
Batas wilayah secara administratif mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut :
a.    Batas sebelah utara dengan         : Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman
b.    Batas sebelah timur dengan         : Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul
c.    Batas sebelah selatan dengan      : Kecamatan  Pleret
d.    Batas sebelah barat dengan         : Kecamatan Banguntapan
Jarak hubungan transportasi darat dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten berjarak sekitar 35 km, sedangkan jarak hubungan transportasi darat ke ibukota propinsi kurang lebih 18 km.

2.2.        Keadaan Demografis
Masyarakat Kecamatan Piyungan merupakan masyarakat dengan strata masyarakat pedesaan. Berdasarkan data jumlah penduduk yang ada sebanyak 49% diantaranya adalah perempuan dan sisanya 51 % adalah penduduk lakilaki. Berdasarkan latar belakang pendidikan sebagian besar masyarakat Piyungan berlatar belakang pendidikan tidak tamat SD dan tamatSD 22,8%, tidak tamat SLTP dan tamat SLTP 45, 2%, tamat SLTA 9,9%, dan 3,4% merupakan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian jika melihat faktor sumberdaya manusia, maka dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat Piyungan merupakan masyarakat rawan terhadap pengembangan pendidikan. Artinya peningkatan derajat partisipasi masyarakat untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi perlu mendapat perhatian yang lebih, guna meningkatkan angka partisipasi pendidikan yang lebih baik. Hal ini mengingat proporsi jumlah penduduk dengan pendidikan dasar dan menengah cukup jauh berbeda. Sehingga untuk masa yang akan datang peningkatan akses terhadap kepentingan pendidikan harus lebih dioptimalkan.

2.3.        Keadaan Sosial Ekonomi
Dengan pertimbangan aspek kesejahteraan ekonomi maka masyarakat di Kecamatan Piyungan sebagian besar memiliki jenis pekerjaan sebagai petani dan buruh tani yaitu petani sebanyak 63% total penduduk Kecamatan Piyungan. Hal ini berdampak pada ketergantungan yang cukup besar terhadap sektor pertanian, sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan kegiatan utama dalam menggerakan kegiatan ekonomi di Piyungan. Dengan kata lain jika kondisi pertaniannya produktif maka pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun sebaliknya jika kondisi pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan berimbas kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu pembangunan masyarakat dengan bertumpu pada keberpihakan teradap pertanian dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain itu kondisi pertanian di Piyungan dapat dijadikan potensi utama, jika dilihat dari kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di sektor ini. Selain aspek potensi ekonomi pertanian, kegiatan perekonomian di Piyungan juga didukung dengan kehadiran lembaga perdagangan yang ada yakni pasar tradisional. Walaupun sifatnya hanya pasar harian, namun kegiatan ini cukup memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi perdagangan, berupa komoditas pertanian hasil bumi, hasil perikanan, peternakan, dan lainnya. Disamping itu kegiatan dalam pasar tradisional ini juga memberikan peluang terhadap perputaran keuangan yang terjadi di Piyungan. Beberapa lokasi pasar tradisional di Piyungan  ini dintaranya ada di pasar desa Kembang Sari Desa Srimartani, pasar desa Pasar Wage Desa Srimulyo, Pasar Piyungan yang merupakan pasar Kecamatan Piyungan. Lembaga perekonomian yang sifatnya formal dan definitif di Kecamatan Piyungan sampai dengan saat ini yang belum hadir, seperti ; Bank BRI  Unit Piyungan, Bank BRI Unit Sitimulyo, Bank BPD Capem Piyungan, BPR, KUD, BPKP, atau lembaga keuangan lainnya.

2.4.        Keadaan Pertanian
2.4.1.    Potensi Usaha
Potensi usaha yanga ada di Kecamatan Piyungan :
a.    Tanaman pangan yang terdiri dari padi dan polowijo, dengan luas luas tanam padi 2.372 Ha petahun, kedelai 12 Ha pertahun, Jagung 774 Ha perrtahun, Kacang Tanah 491 Ha.
b.    Tanaman hortikultura yang terdiri dari bayam, kangkung, cabai, kacang panjang, sawi dengan luas tanam  cabai besar (lombok ) 39 Ha pertahun, kacang panjang 14 Ha pertahun, Sawi 9 Ha pertahun, bayam cabut 17 Ha per tahun, kangkung darat 17 Ha petahun. Sedangkan tanaman tahunan antara lain mangga, rambutan, nangka, pisang, sawo dan lain lain.
c.    Peternakan, ternak yang banyak diusahakan antara lain sapi potong, kambing, domba, ayam kampong, ayam petelur, itik, dan lain-lain.
d.    Tanaman hutan, antara lain jati, sengon, mahoni, bambu, empon-empon, umbi-umbian bawah tegakan dan lain-lain
e.    Pengolahan produk pertanian antara lain emping melinjo, tempe, tahu, kacang goreng sangan, peyek kacang, criping pisang, telur asin, aneka kerupuk, minuman tradisional; dan lain-lain.
f.     Usaha jasa layanan petanian seperti penggilan padi keliling, rumah potong ayam, pengepul sayur, pedagang sayur keliling, penyewaan traktor dan pompa air,  dan lain –lain.
Rincian data potensi usaha pertanian terlampir.

2.4.2.    Produktivitas Usaha  
Dalam  aspek pecapaian produksi khususnya komoditas tanaman pangan dan sayuran sebagai berikut :
No
Komoditas
Realisasi Tanam (ha)
Kenaikan

2013
2014
1
Padi
2.564
2474

2
Kedele
48
-

3
Jagung
674
774

4
Kacang Tanah
379
438

5
Lombok/Cabai Rawit
39
19

6
Kacang panjang
14
13

7
Sawi
10
14

8
Bayam bubut/bayam
35
23

9
Kangkung darat
10
15

No
Komoditas
Produksi  (Ton)
Kenaikan

2015
2016
1
Padi
19.685,13
19.276,16

2
Kedele
18,02
-

3
Jagung
5.580,5
7768,8

4
Kacang Tanah
837,7
837,7

5
Lombok/Cabai Rawit
531,18
206,82

6
Kacang panjang
103,88
59,68

7
Sawi
151
199,4

8
Bayam bubut/bayam
172,8
172,8

9
Kangkung darat
141,1
94,6



2.4.3.    Pemasaran Hasil Pertanian
Keadaan   pemasaran,  sarana  transportasi,  komunikasi  dan jalan mulai  berkembang sangat  mendukung kelancaran tata niaga pemasaran hasil usaha tani. Daya dukung untuk pemasaran hasil pertanian khususnya sarana dan prasarana yang ada sangat cukup. Ada 2 pasar tradisional desa dan 1 pasar tradisional kecamatan. Jalan dan transportasi sudah terbuka dan berkembang membuat tumbuhkembangnya perdagangan desa. Hasil usaha peternakan khususnya ternak besar dan unggas dipasarkan melalui pasar desa, kecamatan maupun langsung ke konsumen.

2.4.4.    Lingkungan Usaha
a.    Kondisi Sarana dan Prasarana
Secara topografi Kecamatan Piyungan merupakan daerah yang bergelombang dan labil. Hal ini membawa dampak tingkat kerawanan dan munculnya bencana cukup besar. Oleh karena itu kenyataan menunjukkan bahwa kondisi sarana transportasi untuk menjangkau seluruh lokasi pertanian yang ada di wilayah Kecamatan Piyungan masih minim dari kelayakan sarana yang memadai khususunya sarana transportasi darat. Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan sarana pertanian dan pemasaran hasil pertanian menambah resiko dan biaya. Sehingga kalkulasi marjin pemasaran dan penjualan hasil menjadi berkurang karena terlalu besarnya biaya pemasaran dan penjualan yang dihadapi. Dampak dari kedaan ini adalah harga jual yang diterima petani menjadi kurang layak dan tidak adil. Sedangkan harga input produksi yang dihadapi petani bertambah mahal.
b.    Kondisi Perkembangan Harga
Salah satu aspek penting dalam menilai pengembangan sektor pertanian di Kecamatan Piyungan selain beberapa hal yang telah diuraikan di atas diantaranya adalah aspek perkembangan harga. Untuk perkembangan harga jual gabah seringkali kedaan yang terjadi adalah sejauhmana factor hubungan suplly dan permintaan akan gabah yang terjadi. Sudah menjadi kelaziman bilamana pada saat musim panen harga gabah selalu menurun, dan pada saat musim kering perkembangan harga gabah sering kali melonjak tajam. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa perkembangan harga gabah yang paling tinggi untuk tahun 2015 terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan September. Dengan puncak harga tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan November. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa harga gabah untuk GKP mencapai angka Rp. 3.300 - 3500/ kg dan Rp. 4800 – 5.500 / kg untuk GKG.

c.    Faktor Iklim dan Cuaca
Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Kecamatan Piyungan sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim dan cuaca berdasarkan gejalagejala yang umum dan nampak masih belum memadai.

2.4.5.    Keadaan Perilaku
a.    Keadaan Kemampuan Kualitas SDM Petani
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap latar belakang pendidikan khususnya untuk masyarakat Kecamatan Piyungan. Aspek kualitas SDM menjadi salah satu factor yang mempunyai peranan besar dalam upaya membantu pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian. Dalam hal ini kaitan yang sangat penting adalah upaya perubahan pola dan perilaku dalam tata cara atau metode serta aplikasi anjuran teknologi kerap kali menghadapi kendala kurang terapresiasi karena factor pemahaman petani terhadap tujuan, manfaat , dan dampak dari penerapan anjuran teknologi yang direkomendasikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan factor lemahnya kualitas. SDM sejauh ini adalah :
·         Kurangnya basis informasi yang dimiliki petani sehingga memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan usaha tani, secara mandiri dan independen sulit untuk dilaksanakan.
·         Salah satu sumber pengetahuan dalam aplikasi dan pelaksanaan usaha tani sejauh ini hanya berdasarkan kepada pengalaman. Lemahnya dukungan skill dan keahlian usaha
·         tani yang lebih adaptif terhadap adopsi teknologi belum optimal.
·         Lemahnya kemampuan inovatif, dan kreativitas dalam melakukan dan pemberdayaan pengelolaan usaha tani yang dilaksanakan.

b.    Keadaan Kualitas Kelompok Tani
Beberapa hal yang masih menjadi bahan perbaikan dan peningkatan kinerja kelompok tani terutama masalah pengelolaan lembaga kelompok tani, diantaranya :
·         Kelengkapan administrasi kelompok tani : AD/ART, Profil kelompok tani
·         Kesekretariatan alamat kelompok tani
·         Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani dsb
·         Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompok
·         Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.
·         Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan subsidi.
·         Kegiatan pemberdayaan kelompok melalui kegiatan perlombaan dan ajang kompetensi lainnya


2.4.6.    Kebutuhan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Dalam upaya membantu kelancaran usaha pertanian yang dilaksanakan di Kecamatan Piyungan, saat ini beberapa aspek yang masih menjadi fokus perhatian untuk mendapat penanganan diantaranya adalah :
a.    Aspek ketersediaan saprodi yang harus mendapat ketersediaan yang memadai, sehingga lebih memberikan jaminan keamanan pada saat petani menggunakannya. Diantaranya adalah ketersediaan benih unggul, pupuk , dan saprodi lainnya.
b.    Sarana pengairan (irigasi) yang belum memadai
c.    Akses pembiayaan yang harus ditingkatkan. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yang besar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi. Salah satu kasus diantaranya pemberian pupuk yang kurang seimbang dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan.



2.5.        Keadaan Kelembagan Pertanian
Jumlah kelembagaan tani yang ada sampai dengan tahun 2015 ini sebanyak 60 kelompok tani, 55 kelompok ternak, 3 gabungan kelompok tani desa ( Gapoktan), 14 kelompok wanita tani, dan 7 kelompok PPPA dan 1 IPPHTI. Dari jumlah kelompok tani tersebut, jumlah petani anggota yang tercatat resmi adalah sebanyak 1431 orang, dengan luas garapan milik kelompok seluas 1.205,55 hektar. Berdasarkan hasil penilaian terakhir kelas kemampuan kelompok sebagian besar merupakan kelompok pemula yakni sebanyak 9 kelompok tani, 12  kelompok adalah kelompok lanjut, dan 39 kelompok tani madya
III.           TUJUAN

3.1.        Tujuan Umum Program Penyuluhan Kecamatan Piyungan Tahun  2017
Tujuan program pelaksanaan penyuluhan di Kecamatan Piyungan  untuk tahun 2017 menekankan kepada aspek :
a.    Peningkatan pengetahuan terhadap pola pelaksanaan usaha tani.
b.    Peningkatan attitude (peningkatan mentalitas) petani terhadap dampak perubahan dan alih  teknologi usaha tani yang dilaksanakan.
c.    Peningkatan skill (ketrampilan) keahlian dan keterampilan dalam pelaksanaan usaha tani.
d.    Meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kemandirian petani
e.    Mencapai sasaran produksi dan pendapatan petani pada ekologi lahan sawah dilakukan melalui Pola Peningkatan Mutu Intensifikasi, sedangkan pola Agroforestry yang pelaksanaannya disertai konservasi tanah dan air.
f.     Melaksanakan terwujudnya agribisnis yang berwawasan lingkungan, berdaya saing dan berkelanjutan.

3.2.        Tujuan Khusus Program Penyuluhan Kecamatan Piyungan  Tahun 2017
a.    Tanaman Pangan, pencapaian peningkatan tingkat produktivitas dan skala produksi baik untuk komoditas tanaman utama padi sawah, palawija, maupun komoditas lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Peningkatan produktivitas  tersebut adalah :
·         Meningkatkan tingkat produktivitas padi sawah dari 71 kw/ha GKG menjadi 80 kw/ha GKG dengan penerapan teknologi PTT(Pengelolaan Tanaman Terpadu )  dan SRI (System Rice Intensification)
·         Agar 50 % petani mau dan mampu menerapkan pupuk organik.
·         Agar produksi kacang tanah meningkat menjadi 41 Kw/Ha (Glondong Basah)
·         Agar 35 % petani mau dan mampu memanfaatkan limbah pertanian dengan baik dan benar.
·         Agar 55 % petani mau melaksanakan intensifikasi pekarangan
·         Agar 70 % petani mau dan mampu melakukan efisiensi penggunaan air untuk pertanian secara baik, efektif dan efisien
·         Meningkatkan produksi tanaman palawija dengan penerapan teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) palawija.
·         Pengendalian hama terpadu pada organisme penggangu tanaman dengan menggunakan agensia hayati
b.    Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
·         Agar 40 % petani mau dan mampu mengelola perbukitan dan lahan miring secara baik dan optimal
·         Agar petani mampu mengendalikan harga jual tembakau dengan baik
·         Agar 50 % petani mau dan mampu meningkatkan produktivitas kelapa sehingga panen 9 kali pertahun (115 butir/pohon/tahun)
·         Agar 45 % petani mampu mengendalikan hama banci lebih awal pada tanaman tembakaunya.
·         Pemeliharaan dan pengembangan tanaman kakau
c.    Peternakan
    • Agar petani mau dan mampu menekan kematian ayam buras menjadi 20 %
    • Agar 50 % petani mau mengelola kotoran ternaknya untuk kompos dan lingkungan tidak berbau
    • Agar petani mau dan mampu mengelola reproduksi ternaknya  sehingga jarak kelahiran   <  9 bulan
    • Agar 35 % petani mau dan mampu mengelola reproduksi ternak sapinya sehingga jarak kelahirannya menjadi  <  14 bulan
    • Agar 40 % peternak sapi mau membuat kandang kelompok
    • Agar 45 % peternak sapi mampu meningkatkan mutu pakan ternaknya

d.    Perikanan
·         Agar petani ikan mampu meningkatkan produktivitas ikannya
·         Agar 30 % petani ikan lele mampu membuat pakan alternatif/pellet yang emenuhi persyaratan pakan yang baik
·         Agar 45 % petani mau memanfaatkan kolamnya secara intensif

e.    Sosial
·         Agar 60 % pemuda tani tertarik mau menggeluti bidang pertanian
·         Agar kelompok tani lebih aktif dalam meningkatkan kegiatan pertanian
·         Agar kelompok tani mau dan mampu membuat administrasi kelompok tani dengan baik benar

f.     Ekonomi
·         Agar semua penyuluh mau dan mampu menyediakan informasi sumber modal kepada petani dengan benar
·         Agar 45 % petani mau dan mampu mengelola usaha taninya secara agribisnis
·         Agar 50 % petani mampu menyerap permodalan dan bermitra dengan pihak luar
·         Agar 45 % petani mau mengelola usaha taninya secara terpadu (integrated farming) dan berusaha tanpa ada limbah di usaha taninya
·         Agar  60 %  petani   mau  mensosialisasikan  dan     mengembangkan keberadaan LKM milik petani

g.    Kelembagaan Kelompok Tani
·         Penguatan kelembagaan kelompok tani dengann indikator berupa kenaikan kelas kelompok tani dengan kegiatan kunjungan, latihan dan evaluasi
·         Meningkatkan dan mengoptimalkan peran dan serta petani dalam wadah kelompok tani
·         Pengembangan jejaring pemasaran produk pertanian

h.    Hortikultura
·         Pengendalian hama terpadu pada organisme penggangu tanaman dengan menggunakan agensia hayati
i.      Diversifikasi pangan
·         Kampanye pangan lokal melalui sosialisasin dan praktek pengolahan pangan lokal


IV.          MASALAH

4.1.        Perilaku Petani
Berdasarkan kajian terhadap kedaan aktual yang ada, maka masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan selama tahun 2016 adalah menekankan kepada perilaku budidaya atau usaha tani. Dalam hal ini aspek budidaya menekankan kepada pengertian sejauhmana aplikasi proses manipulasi terhadap lingkungan dengan suatu perlakukan baik bersifat teknis, bilogis, maupun mekanis dapat memberikan hasil atau nilai tambah produksi.
Tabel .2 Matriks analisis masalah perilaku budidaya di Kecamatan Piyungan Tahun 2015

No
Aspek Penerapan Anjuran  Teknologi Usaha Tani
Uraian Pelaksanaan Penerapan Anjuran Teknonolgi Usaha Tani
1
Penggunaan Benih Unggul
·         Belum melakukan seed treatment
·         Luas lahan persemaian sempit
2
Pemupukan
·         50% petani pemupukan belum berimbang
·         40% petani pemupukan tidak tepat waktu, karena kondisi air
·         Aplikasi pupuk organik hanya satu musim dalam satu tahun
3
Pengaturan jarak tanam
·         Petani yang melaksanakan tanam jajar legowo baru 25%
4
Pengelolaan dan penggunaan air
·         Pengairan sangat tergantung hujan baik di lahan irigasi setengah teknis dan tadah hujan
5
Pencegahan dan pengendalian OPT
·         Petani lebih yakin menggunakan pestisida kimia dibandingkan dengan pestisida nabati dan agensia hayati
6
Diversifikasi pangan
·         Konsumsi beras relative masih tinggi
·         Petani engan mengolah hasil pertanian karena dianggap kurang bergensi
7
Pengendalian OPT pada tanaman hortukultura
·         Petani belum mampu mengendalikan penyakit patek dan serangan virus Gemini pada ada cabai
·         Petani belum mampu mengendalikan Apis Cucurbipi


8.
Pemeliharaan tanaman hutan rakyat (kayu-kayuan)
·         Petani belum / enggan untuk meluangkan waktunya memelihara (pendangiran, penyiangan, pemupukan, mengatur jarak tanam ) secara focus tanaman kayu-kayuan.
·         Petani belum mampu mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman jati, dan hama dan penyakit pada tan. Buah).
9.
Konservasi tanah dan air
·         Sebagian petani belum menerapkan kaidah konservasi, seperti:
-          Rehab. Terasering
-          Bangunan pengendali erosi (terjunan, rorak, gullyplug).
-          Konservasi air: pembuatan sumur resapan, embung air
-          Pelestarian sumber mata air, dg penanaman pelindung mata air
10.
Budidaya hasil hutan non kayu (lebah madu, minyak, rempah2, bamboo, dll)
·         Sebagian petani belum memanfaatkan lahan di bawah hutan rakyat dg optimal (misal dg. Tan. Obatan, umbi2an, dll).
·         Petani belum mampu memproduksi hasil hutan non kayu secara maksimal

Selain aspek perilaku budidaya, aspek lainnya adalah menyangkut perilaku dalam mengelola kelompok tani. Sejauh ini petani yang tergabung dalam kelompok tani belum tumbuh kesadaran bersama dalam upaya mengembangkan peran dan fungsi kelompok dalam membantu pelaksanaan usaha tani.

4.2.        Non Perilaku
Beberapa aspek yang masih menjadi masalah yang berkaitan dengan aspek non perilaku diantaranya adalah :
1.    Sarana pengairan yang masih belum memadai.
2.    Akses pembiayaan yang masih lemah. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yang besar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi. Salah satu kasus diantaranya pemberian pupuk yang kurang seimbang dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan.
3.    Kelembagaan petani yang masih lemah
4.    Fluktuasi harga pertanian
5.    Informasi dan akses pasar produk pertanian yang kurang memadai
6.    Sebagian besar petani telah berusia lanjut dan kegiatan bertani merupakan tani samben

V.            RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN


5.1.        Rencana Kegiatan Penyuluhan
Dari perumusan aspek masalah, tujuan dan sasaran sebagaimana disebutkan di atas maka beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan rencana penyuluhan di Kecamatan Piyungan selama tahun 2017 adalah sebagai berikut :
a.    Kegiatan penyuluhan aspek perubahan perilaku dalam pelaksanaan usaha tani, dengan pendekatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat partisipatif, berorientasi mengatasi masalah
b.    Kegiatan penyuluhan yang bersifat benah kelompok, dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta kelembagaan kelompok tani di tengah – tengah masayarakat. Uraian rencana kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk tahun 2017 tertulis pada table berikut :.


























5.2.        Rencana Kegiatan Fasilitasi
Dalam pelaksanaan rencana kegiatan yang bersifat mengikhtiarkan atau fasilitatif terhadap keadaan masalah yang ada. Ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran, dalam rangka memberikan keleluasaan dan dukungan yang berupa perbaikan sarana fisik maupun sarana non fisik. Uraian rencana kegiatan fasilitatif yang akan dilaksanakan untuk tahun 2015, secara lebih rinci diuraikan pada tabel dibawah ini.
 

VI.         PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Beberapa hal yang menjadi bahan kesimpulan dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian BP3K Kecamatan Piyungan ini antara lain :
·         Programa Penyuluhan Pertanian BP3K Kecamatan Piyungan merupakan rencana kerja tertulis yang dibuat atas dasar kesepakatan, kebesamaan, keterpaduan dan partisipatif yang memuat keadaan, masalah, tujuan, dan tata cara mencapai tujuan Programa Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Piyungan yang dibuat setiap satu tahun sekali.
·         Programa Penyuluhan Pertanian ini merupakan acuan kerja penyuluhan pertanian yang harus dijabarkan oleh masingmasing penyuluh yang ada di wilayah Kecamatan Piyungan dalam rangka memberikan informasi teknologi dan motivasi bagi petani selaku pengelola usahatani.
·         Programa Penyuluhan Pertanian yang memuat rangkaian kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan pada pemberdayaan petani menjadikan petani sebagai subjek bukan merupakan objek dan sebagai kerja penyuluh pertanian. - Pembangunan pertanian di Kecamatan Piyungan bukan hanya merupakan tanggung jawab penyuluh pertanian namun melibatkan semua unsur terkait seperti lembaga sosial ekonomi, organisasi profesi, pemerintah daerah setempat sampai pada petani itu sendiri.
6.2. Saran
Kecamatan Piyungan merupakan Kecamatan yang baru berdiri secara definitif, untuk menunjang kegiatan penyuluhan pertanian diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, baik itu tenaga penyuluh maupun factor pendukung lainnya. Dalam rangka menyebarkan informasi teknologi dan berjalannya proses belajar mengajar di tingakat petani perlu adanya metode kegiatan yang efektif dan efisien serta mudah dicerna oleh petani seperti SLPHT, kursus tani, demplot dan lain sebagainya. Hal ini memerlukan bantuan alokasi kegiatan baik itu dari dinas pertanian kabupaten maupun pemerintah daerah setempat.






LAMPIRAN 1
MONOGRAFI BP3K PIYUNGAN

















LAMPIRAN 2
PROFIL KELOMPOK TANI SE-KECAMATAN PIYUNGAN



















LAMPIRAN 3
DATA KELOMPOK WANITA TANI SE-KECAMATAN PIYUNGAN





















LAMPIRAN 4
DATA KELOMPOK KANDANG SE-KECAMATAN PIYUNGAN





















LAMPIRAN 5
ANALISA USAHA TANI






 










 

           






Komentar

  1. Terimakasih,progrma pp yg lebih lengkap mengurai perilaku dan non perilaku

    BalasHapus
  2. Terima kasih infonya, hal ini sangat bermanfaat buat saya..

    BalasHapus
  3. Programa PP yg disusun sgt memadai terkait dg dukungan data dan informadi yg mutakhir,komprehensif.
    Terimakasih kpd penyusun.

    BalasHapus
  4. trimakasih sdh berbagi informasi pak lenulis

    BalasHapus
  5. TTRIMA KASIH PAK SANAGT MEMBANTU

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh proposal usaha budidaya kedelai

contoh proposal usaha budidaya jagung

contoh proposal usaha budidaya padi hibrida